I Fall in the Autumn Part 6

291 38 12
                                    

Semenjak saat itu, aku menghindari Naoki pun juga Kyla dan teman-temannya. Dan aku berusaha keras untuk tidak lagi melihat ke arah Naoki seperti sebelumnya. Ada rasa sakit dan malu yang menyusup dalam kehidupanku. Dan hal ini membuat sisa hari-hariku di sekolah menjadi sedikit tersiksa. Apalagi setiap pagi aku harus melewati kelas mereka terlebih dahulu untuk sampai di kelasku.

Aku melewati hari-hariku seperti biasa, hanya tanpa Naoki lagi. Kufokuskan pikiranku untuk menghadapi ujian akhir dengan tenang. Hingga akhirnya aku diterima di salah satu universitas negeri di kota Solo. Sedangkan Satria akan melanjutkan di universitas ternama di Yogyakarta. Bagi kami, Solo dan Jogja sangat dekat. Pun bisa saling mengunjungi satu sama lain tiap akhir pekan.

Tapi rupanya aku tidak mudah begitu saja melupakan Naoki. Di acara kelulusan, aku melihat Naoki didampingi oleh kedua orang tuanya. Ketika kami berpapasan selepas acara, aku hanya bisa menunduk dan berjalan cepat. Mungkin karena rasa sakit hati ini masih membekas. Mungkin juga karena malu. Namun, tak kusangka bahwa hari itu juga adalah hari terakhir aku bertemu dengan Naoki.

Aku baru mengetahuinya ketika hari terakhir pengambilan ijasah dan segala dokumen kelulusan. Aku dengar dari banyak teman yang membicarakannya, bahwa Naoki sudah duluan mengambil ijasah karena akan mengikuti ujian masuk perguruan tinggi di Jepang. Saat itu, entah mengapa ada rasa sesal, ada rasa rindu, namun juga ada rasa kesal yang luar biasa yang menyergapi hatiku. Dan hal itu membuatku hanya bisa berdiri mematung di dekat lapangan basket, tempat dimana aku biasa memandang Naoki dari kejauhan. Namun saat itu, lamunanku buyar karena Satria menepukku dari belakang. Dia datang bersama Adrian dengan kamera yang terlihat mahal.

Adrian meminta untuk kami berfoto bersama. Dia mengatakan bahwa minggu depan dia akan bertolak ke Belanda dan melanjutkan kuliah di Groningen. Dengan mata berbinar, aku mengucapkan selamat. Sungguh dari lubuk hatiku terdalam, aku tak terkejut, karena dimataku, Adrian adalah seseorang yang sangat jenius.

" Em, foto berdua yuk, belum ada foto berdua dengan Emi" ajaknya. Lalu dia meminta Satria untuk mengambil gambar kami. Dan dia berpamitan karena harus bersiap-siap pulang ke Jakarta sebelum berangkat ke Belanda. Aku dan Satria, kami duduk berdua di bangku penonton di dalam lapangan basket. Selama hampir satu jam, kami hanya berbicara mengenai kenangan-kenangan selama SMA ini sebelum akhirnya kami bosan dan memutuskan untuk pulang.

Aku lantas bergegas mengambil sepedaku di tempat parkir, sedangkan Satria beranjak menuju tempat parkir motornya. Dan saat itu, aku dikejutkan oleh bungkusan plastik warna hitam terjepit di tempat duduk belakang sepedaku. Aku menengok ke sekeliling, namun rupanya sudah tidak ada orang, karena memang hari itu adalah hari libur untuk murid-murid kelas 1 dan 2. Kubuka bungkusan itu, dan kutemukan sebuah surat dalam amplop warna ungu muda bergambar bunga lavender, bertuliskan "Untuk Emi Riantiningtyas". Dengan perasaan berdebar, aku membuka amplop itu dan kubaca pelan-pelan saat itu juga.

Emi へ,

Maafkan aku yang tak mampu mengatakan sepatah kata baik pun tentang kita. Terima kasih telah mengingat kenangan yang selama ini pun selalu aku jaga. Bukannya aku tak mau mengakuinya, tapi memang aku hanyalah seorang pecundang untuk tidak malu mengatakan pada dunia tentang kita.

Hingga waktuku hampir berakhir disini pun, aku tak sempat punya keberanian untuk benar-benar menatapmu ketika mengungkapkan ini. Maafkan pengecut ini yang hanya bisa menulis surat ini. Dan mungkin, saat ini, aku sudah tidak ada di sekitarmu.

Emi, jika boleh aku memelihara harapan, kelak jika takdir membawa kita bertemu kembali, maka aku akan berusaha sekuat hatiku agar kita tetap tinggal bersama dalam satu ruang dan waktu, saling berpegang tangan satu sama lain dan tak akan kulepaskan lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menjadi seorang pengecut lagi.

I Fall in the Autumn (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang