Siapa takut?

823 29 0
                                    

Malam yang menurut Vania menyebalkan itu telah berlalu. Kini sudah berganti menjadi pagi yang cerah. Mentari telah jauh bergeser dari peraduannya. Kokok ayam sudah sejak tadi bersahutan. Yang membuat Vania terbangun dan melirik jam weker yang tergeletak di sampingnya.

Pukul 05:00. Dengan segera Vania bergegas ke kamar mandi untuk berwudhu. Lalu melaksanakan sholat shubuh dan mengaji sebentar. Setelah itu Vania langsung berlari mengambil handuknya dan berlari ke kamar mandi.

Seusai mandi. Mengganti pakaian. Dan mempercantik diri. Vania pun berlari ke ruang makan. Terlihat disana sudah ada nenek yang menunggu Vania untuk sarapan bersama. Terlihat disana juga sudah tersedia roti. Selai. Beserta susu yang tertata rapi di atas meja makan.

Vania menarik kursi dan duduk disamping neneknya. Perlahan Vania melahap habis roti yang sudah di beri selai favoritnya. Dan segera meneguk habis segelas susu hangat. Vania beranjak dari kursi dan berpamitan kepada nenek.

Dengan langkah kaki yang ceria Vania berjalan keluar rumah dan naik ke mobil. Lalu segera berangkat ke sekolah dengan diantar supir pribadi. Tak lama diperjalanan. Akhirnya Vania sampai di sekolah. Setelah turun dari mobil dan mempersilahkan supir pribadi pulang. Vania berjalan ke kelasnya.

Di dalam kelas terlihat Silka sudah duduk rapi dan menunggu Vania datang. Disaat Vania duduk di samping Silka. Silka langsung bertanya tentang acara Aldi semalam yang ia tidak bisa hadiri karena ada acara keluarga yang sangat penting.

“Van semalem gimana acaranya? Seru? Terus Aldi seneng nggak lo kasih kado itu?” tanya Silka tak sabar mendengar cerita dari Vania

“Boro-boro seru. Semuanya kacau gara-gara Vela. Dan kadonya belum sempet gue kasih ke Aldi.” jawab Vania cemberut

“Hah? Gimana ceritanya? Coba ceritain ke gue.” sahut Silka

Vania pun menceritakan semua kejadian yang terjadi di acara Aldi semalam. Yang sudah membuatnya menangis. Dan sudah membuatnya kecewa. Setelah selesai mendengar semua cerita itu Silka merasa geram. Dan sangat merasa kesal kepada Vela.

Silka beranjak dari kursi dan hendak menghampiri Vela ke kelas X D. Tapi karena Vania menahannya dan menyuruhnya dia untuk bersabar. Akhirnya Silka pun duduk kembali di kursinya dengan menaruh rasa yang sangat kesal kepada Vela.

Jam istirahat. Ruang kelas sepi. Hanya ada satu-dua orang yang asyik bergosip. Vania baru saja selesai menyalin tugas yang akan dikumpulkannya nanti. Sedangkan Silka sudah lebih dulu pergi ke kantin sekolah untuk makan siang. Ketika Vania beranjak dari kursi dan hendak keluar kelas. Tiba-tiba Aldi mencegatnya di depan pintu kelas.

Awalnya Vania akan kembali lagi duduk di kursinya. Tetapi karena Aldi menahannya dengan memegang tangan Vania. Vania pun dengan sabar menghentikan langkahnya.

“Van dengerin gue dulu.” ucap Aldi

Vania memandang wajah Aldi.

“Apa? Udah cukup ya lo bentak-bentak gue.” ucap Vania seserongot

“Maaf. Gue minta maaf banget sama lo. Gue malah ngulangin kesalahan yang sama. Gue janji. Gue akan ngerubah sifat gue yang pemarah dan egois itu. Demi lo.” ucap Aldi yang membuat hati Vania berdetak kencang

“Lo yakin lo bisa ngebuktiin janji lo itu?” tanya Vania setengah tak percaya

“Iya gue yakin. Plis yah maafin gue.” ucap Aldi memohon

Vania terdiam sejenak.

“Iya gue maafin lo.” jawab Vania tersenyum

“Hah? Makasih ya Van. Lo emang sahabat terbaik.” Aldi tersenyum begitu juga dengan Vania

Sweet Bitter [COMPLETED]Where stories live. Discover now