Bakso cinta

1.1K 52 0
                                    

"Eh, ada apa sih? Kok rame banget di depan mading?" tanya Vania pada salah satu teman sekelasnya.

"Liat aja sendiri." jawabnya jutek kemudian pergi

"Ih ditanya malah nyuruh." ucap Vania berjalan ke arah mading

Aldi X b dan Vela X d, putus!

"Kenapa mereka putus?" tanya Vania pada murid yang memang sekelas dengan Vela.

"Mana gue tau. Lo tanya aja sama orangnya." murid perempuan itu mengedikkan bahu.

Setelah menyimpan tas di bangkunya, Vania menghampiri Aldi yang terlihat sangat murung hari ini.

"Al lo kenapa? Galau yah?" tanya Vania mencoba menghiburnya.

Aldi mendongak dan memandang wajah Vania. "Sok tau lo!" jawabnya jutek

"Gue jadi aneh sendiri. Lo sama Vela kan bukan artis. Tapi kenapa berita lo putus sama dia aja di tempel di mading? Emangnya siapa sih yang yang nyebarin itu semua?" tanya Vania lagi

"Mana gue tau."

"Btw kenapa kalian putus?"

Tiba tiba Aldi beranjak dari kursi dan pergi keluar kelas.

"Aldi..." Vania merasa kasian.

Waktu istirahat tiba.

"Lo pasti haus kan?" Vania menjulurkan tangan kanannya yang memegang sebotol air minum kepada Aldi.

Aldi menerimanya. "Kok lo tau?"

"Iyalah Vania gitu loh haha."

"Btw tentang gue putus sama Vela karna dia terlalu posesif. Gue gak nyaman. Ngerasa terlalu dikekang."

"Hmm.. lo bakal dapet yang lebih baik." Vania tersenyum

"Thanks ya!" Aldi pun ikut melontarkan senyumnya.

"Lo laper gak? Ke kantin bareng yuk!"

"Lo yang ngajak, berarti lo yang traktir ya."

"Hmm.." Vania berpikir

"Haha gue cuma canda kok." Aldi merangkul Vania

"Hah? Aldi ngerangkul gue. Ini pasti mimpi. Ini pasti mimpi." ucap Vania dalam hati bahagia

Ini adalah salah satu hal yang paling indah dalam hidup Vania. Pasalnya, baru sekarang dia bisa bercanda gurau dengannya. Cowok paling populer di sekolah dan selalu jadi sorotan mata bagi setiap gadis.

Ada seseorang yang mendorong Vania hingga terjatuh. Sehingga 2 gelas es jeruk yang sedang dibawanya pecah.

"Heh lo jangan coba coba deketin Aldi yah." bentak Vela

Mendengar ada keributan Aldi pun menghampirinya. Ternyata ada Vania yang masih tergeletak di lantai dengan telapak tangan yang bersimpah darah.

"Van lo kenapa?" tanya Aldi memegang bahu Vania

"Vania di jorokin sama Vela." jawab seorang murid yang menyaksikan kejadian itu secara langsung.

"Lo apa apaan sih?" bentak Aldi

"Oh jadi lo belain dia sekarang. Atau jangan jangan dia selingkuhan lo itu." Vela balik membentak

"Jangan asal ngomong ya lo."

"Gue nggak asal ngomong kok. Emang kenyataan kan?"

"Terserah lo! Kalo sampe lo sakitin Vania lagi, gue nggak akan tinggal diam." Aldi menunjuk nunjuk mantan kekasihnya itu.

Aldi pun menghampiri Vania dan mengajaknya ke UKS.

"Udah. Masih kerasa sakit nggak?" tanya Aldi setelah selesai mengobati luka Vania.

"Lumayan." jawabnya dengan pipi tomat

"Kenapa Vela jorokin lo?"

"Gue sendiri nggak tau. Padahal gue nggak ada masalah apa apa sama dia. Tadi dia cuma ngasih peringatan kalo gue jangan deketin lo."

"Maafin gue ya. Gara gara gue lo jadi kayak gini."

"Nggak Aldi. Yang harus minta maaf tuh Vela bukan lo."

Aldi tersenyum.

Keesokan harinya, sepulang sekolah.

"Mau pulang bareng?" tanya Aldi datang dengan motor gedenya.

"Serius?" tanya Vania setengah tidak percaya.

Aldi mengangguk.

"Mau!"

Di tengah perjalanan.

"Al boleh gak sebelum pulang kita ke toko buku dulu?" tanya Vania

"Mau ngapain?"

"Ya mau beli buku lah. Masa mau beli cinta lo haha." canda Vania

"Haha hati gue gak dijual."

"Hehe."

"Oh iya luka lo gimana? Udah kering?"

"Kering sih iya. Tapi masih kerasa sakit." Vania melihat telapak tangannya yang luka.

"Jangan lupa ganti plester." Aldi mengingatkan

"Iya Aldi."

Setelah 35 menit berada di jalanan.

"Kenapa lo beli buku resep masakan? Emangnya lo bisa masak?"

"Bukan buat gue. Gue kan nggak bisa masak."

"Oh.. padahal gue pengen banget punya pacar yang jago masak."

Vania tercengang. "Jadi Aldi suka cewek yang jago masak. Berarti dia suka sama Vela karena Vela jago masak? Eh, tapi nggak mungkin. Nggak mungkin orang kayak Vela jago masak. Keliatan banget dari mukanya dia nggak seneng sama hal yang kayak gituan. Kalo gitu. Gue harus belajar masak sama nenek!" ucapnya dalam hati.

"Heh kenapa bengong?" Aldi menggerak-gerakkan telapak tangannya didepan wajah Vania.

"Bayar tuh buku. Bukannya bengong."

"Hmm.. oh iya." Vania membayar buku yang dibelinya itu.

"Terimakasih." ucap seorang kasir dengan sopan.

"Oh iya lo suka sama cewek yang jago masak kan? Lo pacaran aja sama nenek gue. Dia jago masak. Dulunya kan nenek gue chef." ucap Vania ketika akan naik ke atas motor Aldi.

"Hah? Sama nenek lo? Mendingan sama lo aja yang umurnya gak beda jauh." jawab Aldi dengan suara pelan

"Hah? Apa kata lo?" tanya Vania yang kurang jelas mendengar omongan Aldi tersebut.

"Nggak kok. Lo laper nggak? Kita makan dulu yuk!"

"Boleh."

"Tadi dia ngomong apa ya? Jadi penasaran." Vania bertanya tanya dalam hati.

Mereka pun pergi dan mencari tukang bakso pinggir jalan.

Dua porsi mie bakso sudah siap! Terkadang Aldi bercanda untuk menyuapi Vania. Begitu juga sebaliknya sehingga mereka terlihat sangat akrab. Jangan tanya lagi Vania masih bernafas atau tidak! Yang jelas dia sangat bahagia!

Dengan cepat dua mangkuk sudah terkuras habis. Saatnya pulang!

"Thank's for today." Vania tersenyum

"Iya sama sama." Aldi tersenyum

"Mau mampir dulu?"

"Nggak usah Van. Gue mau langsung pulang aja. Salam yah buat nenek lo."

"Iya ntar gue salamin ke nenek."

"Gue pulang yah. Bye!" Aldi melambaikan tangannya

"Bye! Hati-hati." Vania melambaikan tangannya juga.

•••

Sweet Bitter [COMPLETED]Där berättelser lever. Upptäck nu