Aku berdiri. "Pindah!" perintahku dengan kasar. Dia tertawa, lalu geser duduk di bekas tempat dudukku dan aku duduk di sebelahnya.

"Akhirnya kamu tahu diri," katanya sambil memeluk bahu istrinya. "Kamu di sini saja malam ini, Glace?"

"Keluarganya datang kapan?"

Dia menarik bibir sambil menggeleng. "Aku tidak tahu. Mereka bisa ke sini kapan saja. Nanti malam mungkin."

Aku tahu rasanya bangun dari kejang. Rasanya lemas sekali dan aku butuh Ibu. Aku selalu cari Ibu yang meluk aku. Aku nggak mau yang lain soalnya mereka nggak tahu apa yang kurasakan. Cuma ibu yang mau memeluk tanpa banyak tanya.

Sekarang Gary sendirian. Dia pasti kesepian. Apalagi dia melarikan diri dari rumah. Kurasa bakal merasa nggak enak banget pas bangun nanti.

"Gue ... nunggu ajalah, Drey. Kasihan kalau dia bangun terus sendirian."

Mereka berpandangan, lalu tersenyum.

Duh, jangan-jangan mereka ngira yang nggak-nggak, nih.

Aku menelan ludah dan melanjutkan, "Lagian nggak ada untungnya gue di rumah. Cuma lihat lo berdua nganuan dari pagi sampai malam. Dosa gue beranak-pinak."

Drey terkekeh. Dia berdiri, lalu masuk ke ruangan Gary. Aku mengikutinya dari belakang. Sebenarnya aku juga pengin tahu gimana kondisi Gary, cuman dari tadi aku takut mau ke dalam sendirian.

Drey berdiri di samping tempat tidur Gary, memandangi cowok itu sambil memiringkan kepala. "Dia sangat mirip ibunya. Tapi sifatnya terlalu mirip Alfred." Suaranya pelan, tapi aku bisa mendengar dengan jelas. "Dia lahir dengan hydrocephalus. Alfred dan Liz mati-matian menyembuhkannya." Drey mengangkat bahu. "Itu yang membuatnya mudah kejang dan menarik diri dari lingkungan sosial."

"Lo nggak kejang tapi ansos juga."

Drey mencengkram dan mutar kepalaku sampai tepat menatapnya. "Daripada berurusan dengan orang-orang palsu yang munafik seperti teman-temanmu itu, bukankah lebih baik sendirian?"

Ih, mulut Drey ini memang nggak ada yang bisa ngalahin. Aku nggak bisa ngomong apa-apa lagi. Memang benar, sih. Daripada bertemu dengan cunguk-cunguk kampret itu lebih baik sendirian seperti sekarang. Toh, nggak ada satupun di antara mereka yang bisa membantuku memecahkan masalah dengan Heath.

"Jaga dia, Glacie. Aku akan meneleponmu lagi nanti. Take care, Sis." Drey mencium kepalaku sebelum pergi.

Kenapa berbeda? Tundra, Drey, dan heath sama-sama cowok. Kenapa waktu dicium Heath rasanya seperti disiram air es? Kenapa aku langsung menggigil, tapi waktu dicium Drey dan Tundra aku merasa tenang dan senang saja? Yah ... Tundra kan memang kakakku. Tapi, Drey kan orang lain. Kenapa berbeda dengan Heath, ya?

Ah, Heath. Kamu di mana, sih? Apa kamu sudah sama cewek lain yang lebih menarik? Lebih kamu jujur sih Heath. Bilang saja kalau memang ada yang bikin kamu berpaling. Aku bisa terima. Kenapa malah bilang kalau kamu sayang banget sama aku?

Astaga, kenapa aku malah mikirin Heath lagi?

Astaga, kenapa aku malah mikirin Heath lagi?

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.
Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)Место, где живут истории. Откройте их для себя