I Fall in the Autumn Part 2

Mulai dari awal
                                    

"Omonganmu sumpah ya kayak orang tua" kami tertawa bersama.

"Em, kalo aku liat kamu tu sebenernya cantik lho, apalagi kalau pas ketawa."

"Hesh, ga usah ngrayu" kataku salah tingkah. Jelas saja, selama ini tak pernah ada yang mengatakan aku cantik selain keluargaku dan Annabelle.

"Serius. Tapi masih cantikan Kyla sih... Oh..kyla...." katanya

"He???" aku terkejut, "Masak......kamu suka Kyla???"

Burham cuma melirikku kemudian tersenyum. Dan semakin senyum-senyum sendiri. Aku merinding dibuatnya. Tapi geli juga. Aku tak pernah menyangka model pesantrenan seperti dia bisa juga jatih cinta.

Kami menyelesaikan tugas piket hari ini dengan banyak sekali mengobrol. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah empat sore. Aku bergegas pulang karena harus jalan kaki.

Dijalan, aku tak bisa melupakan kejadian tadi pagi. Entah kenapa terus terbayang Naoki. Ah, seandainya dia pulang dan melihatku jalan seperti ini, terus dia meminggirkan motornya, kemudian membunyikan klakson. Menawariku pulang bareng....aaaaaahhhhhhh. Mukaku jadi merah, malu sendiri membayangkannya.

"Tin tin"

"Eh....suara klakson....jangan-jangan...Naoki...waaaaaaa" pikirku dengan imajinasiku sendiri. Tiba-tiba jantungku berdebar. Kuberanikan untuk menengok ke belakang.

" Yo Emi, ayo naik, sepeda bocor kan, ga bawa duit lebih pasti"

Antara senang dan kecewa melihat ternyata yang di belakang itu ternyata Satria.

" Heh, wajahmu sinis gitu kenapa he??? Ada pangeran berkuda besi menjemputmu gini lho harusnya senang"

" Pangeran berkuda besi katamu?? ", timpalku dengan memasang wajah sinis.

" Hahahahhaha aku tau!! Pasti mengharapkan pangeran yang lain ya?? Pangeran Naoki dari jepang hahahhaha", kelakarnya dengan nada tertawa antagonis.

" Jahat kamu ah " kataku sambil naik ke jok belakang

Sore itu, Satria mengantarku sampai ke depan rumah. Aku mengucapkan banyak terima kasih.

"Besok kalo sepedanaya kenapa-kenapa, dateng aja ke rumah."

"Iyaaa.....mas pangeran berkuda besi"

Satria kemudian pulang setelah ngacak-ngacak rambutku yang merupakan kebiasaan dia dari kecil.

Aku membuka pintu rumah. Rasanya bapak ibu masih di sawah. Aku masuk ke kamar dan membuka laciku. Aku mengambil sebuah benda yang selama ini aku simpan. Dua buah pembalut luka bergambar beruang lucu yang belum terpakai. Sudah lama sekali. Benda inilah, yang membuatku menyukai Naoki.

Aku bertemu dengannya sepanjang bulan maret kala itu. Aku melihatnya memperhatikanku dari kejauhan. Saat itu yang dipikiranku adalah bahwa dia ingin bermain bersama kami. Tapi, dia tak pernah mendekati kami. Terkadang saat aku sendiri pun, dia selalu melihatku. Disana, di dekat empang Haji Dargo.

Suatu hari, dia turun ke sawah. Saat itu aku sedang menunggu bapak yang kembali ke rumah untuk mengambil cangkul baru, karena cangkulnya rusak. Karena hari itu sedikit hujan, aku tinggal di barak. Sambil menganyam daun kelapa, aku berdendang kecil. Dia berjalan di tengah gerimis, kadang mengambil keong kecil di pinggir-pinggir sawah.

Aku mendekatinya. Aku ucapkan "Hai", dan dia tersenyum dan bilang "Halo".

"Namamu siapa? aku Emi"

Dia diam saja dan mengernyitkan dahi.

"Namamu siapa? " tanyaku kembali.

Tapi dia diam saja. Kulihat dia memegang keong erat. Entah apa yang menggerakkan naluriku, kupegang tangannya, dan kutarik ke barak.

I Fall in the Autumn (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang