I Fall in the Autumn Part 1

Mulai dari awal
                                    

Siapa yang mau melirikku? Aku hanya gadis kebanyakan. Dari status sosial aku termasuk yang rendah, aku hanyalah anak guru sekolah dasar dan petani di desa kecil. Penampilanku selalu kucel dan tidak cantik sama sekali. Tasku hanya tas jahitan tangan waktu tugas SMP kelas 2, sudah 3 tahun ini aku pakai. Kulitku hitam karena hampir setiap hari pergi ke sawah sepulang sekolah membantu ibuku merawat sawah kami yang hanya sepetak. Seragamku pun kumal karena aku harus berangkat ke sekolah dengan sepeda setidaknya selama 45 menit untuk sampai ke sekolah. Kadang bajuku bau arang karena setrika di rumah menggunakan setrika arang. Badanku kurus dan pendek, hampir tidak ada laki-laki yang mengajakku berkencan, kecuali Satria. Itu pun, bukan kencan sebuah romansa percintaan. Karena kami adalah sahabat dari kecil.

" Emi, bisa tolong ajari aku bagian ini? Aku tidak paham "

Teguran Kyla membuatku tersadar. " Ah hai Kyla, yang mana yang tidak paham? ". Aku pun membantu Kyla memahami bagian yang kebetulan aku sudah menguasainya.

Kyla, kadang aku iri dengannya. Dia begitu cantik dan tinggi, anak orang kaya, dan sangat ramah. Banyak yang menyukai Kyla, namun kudengar dia menyukai Satria sejak SMP. Kebetulan Kyla dan Satria satu SMP, sedangkan aku berbeda SMP dengan mereka. Satria memang sudah terkenal sejak duduk di bangku sekolah dasar. Namun Kyla sedikit aneh. Anak perempuan high class seperti dia biasanya jarang mau berdekatan dengan orang sepertiku kalau tidak terpaksa mendapat tugas kelompok. Tapi, Kyla memang ramah kepada semua orang.

Bel berbunyi. Aku menyudahi percakapan dengan Kyla dan dia berterima kasih padaku dan kembali ke tempat duduknya. Aku menutup buku Fisikaku, dan mengambil kotak pensil bergambar ikan cupang. Sesaat kemudian Guru datang, dan kami memulai ulangan Fisika dengan suasana yang tenang. Sesaat sebelumnya, kulirik ke arah jendela. Kulihat dia berjalan melintasi depan kelasku bersama dengan pengurus OSIS lainnya.

----***----

Cinta datang bukan dengan tiba-tiba. Cinta ada karena terbiasa. Jika kamu mengatakan bahwa kamu jatuh cinta pada pandangan pertama, maka itu hanyalah rayuan belaka. Ketertarikan. Itulah yang terjadi pada pandangan pertama. Tak jarang, rasa itu memudar seiring dengan berjalannya waktu. Tak sedikit pula yang bertambah kuat dan berakhir di pelaminan. Tapi, cinta tak bisa di paksa. Tidak seperti engkau memaksakan dirimu untuk terus mencintai dia yang tak kunjung membalas.

Seperti sore ini, aku mengemasi barang dari ruang laboratorium biologi. Pengamatan untuk praktikum kelas biologi sudah selesai sejam yang lalu, namun aku selalu senang berada di dalam rumah kaca bersama puluhan bunga mawar ini. Jarum jam di jam tangan usangku telah menunjukkan pukul setengah lima. Aku bergegas untuk segera pulang, guna menjemput ibuku di sawah dan membawakan beberapa peralatan sawah seperti biasanya. Jam segini, sudah tidak banyak guru yang berada di sekolah. Hanya terlihat anak-anak klub sepak bola dan beberapa anak kelas tiga di tepi lapangan.

Aku bergerak lurus ke arah depan UKS, tempat dimana aku parkir sepedaku. Dari kejauhan aku melihat Satria keluar dari ruang UKS dan segera melarikan motor nya pulang. Sesampainya aku di dekat sepedaku, aku mendengar isak tangis seorang wanita dari dalam UKS. Naluriku bergerak untuk membuka pintu perlahan. Aku melihat Rena sedang menangis. Di tangannya tergenggam amplop surat berwarna merah muda tertulis " Untuk Satria ", sedangkan lembaran suratnya jatuh dengan keadaan yang kucel.

Rena menyadari kehadiranku, kemudian dia membentakku dengan marahnya.

" Ngapain disini? Sana pergi!! "

" Maaf Ren..aku ga sengaja.. "

Aku berbalik pergi dan ketika akan aku tutup pintu UKS, Rena kembali mengancamku,

" awas ya kalau sampai kamu nyebarin ini ke sekolah, aku buat mampus kau! "

Aku hanya diam dan menutup pintu. Segera aku larikan sepedaku dan bergegas ke sawah.

I Fall in the Autumn (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang