CHAPTER 22

43.6K 1.4K 39
                                    


'Ting tong' anna menekan bel rumahnya

'Sepi'

Tidak ada ada seseorang pun yang membukakan pintu untuknya.

"Ciitt" hingga suara ban mobil berdecit yang dapat membuatnya spontan membalikkan badannya mencari asal suara.

"Kak lucas!!" Ucap anna

"Kenapa ada masalah? Minggir gue mau masuk" ucap lucas lalu menggeser tubuh anna yang mengahalangi jalannya

'Ceklek' lucas membuka pintu utama

anna berjalan dibelakangnya dengan menjaga jarak yang cukup jauh.

"Tumben lo cepet pulangnya?" ucap lucas sambil melepaskan jas dan dasinya.

"Hari ini emang mata kuliahnya cuman sedikit" ucap anna

"Ooh, lo bisa bikinin gue kopi kan?" ucap lucas dengan muka lelahnya

"Kopi, Anna bilangin ke bik mina aja ya?" ucap anna melangkah kan kaki nya kedapur

"Bik minanya nggak ada, pulang kampung anak nya lagi sakit katanya" ucap lucas santai

"Hah beneran!! kok bik mina nggak bilang sama anna sih?" Ucap anna

"Ya nggak tau, mendadak kayak nya" ucap lucas

"Cepet bikinin kopi buat gue" ucap lucas tajam

"I-iya kak" ucap anna gugup

Lucas memijat kepalanya pelan, dia sekarang sedang pusing memikirkan perusahaan pemberian almarhum ayahnya, yang tiba-tiba omset menurun dengan drastis dia berpikir pasti ada orang dalam yang melakukankan hal itu.

Sebenarnya dia tidak mau mengurus perusahaan tersebut karena dia sudah memiliki tiga perusahaan yang terkenal dan besar, tapi berhubung almarhum ayah nya meberikan perusahaan tersebut kepadanya secara sukarela, mau tidak mau dia harus mengelolanya.

"Kak ini kopinya" ucap anna meletakan cangkir yang berisikan kopi keatas meja

'Srup sruup' lucas menyeruput kopi yang dibuatkan anna

"Kalo pahit bilang ya kak, nanti aku tambahin gula" ucap anna

"Eem enggak pahit kok, dan nggak terlalu manis juga" ucap lucas

"Baiklah kak, anna kekamar dulu ya" ucap anna

"Nggak boleh, siapa yang nyuruh lo ke kamar sini!!" Ucap lucas tajam

"Mau Ngapain kak?" Ucap anna sedikit takut

"Tenang aja Gue nggak apa apain lo, sini cepet" ucap lucas tidak sabaran, yang dapat membuat anna bergegsas mendekatinya.

"lo bisa mijit kan?" Ucap lucas

"Bi-bisa kak" ucap anna

"Yaudah pijitin kepala gue" ucap lucas lalu perlahan menutup matanya

"Kencengin tangan lo, kayak gitu nggak kerasa tau nggak" ucap lucas

"Eh iya kak" ucap anna menambah sedikit tenaganya untuk memijat kepala kakaknya itu.

"Gini kan enak" ucap lucas, lalu perlahan- lahan kepalanya jatuh kepangkuan anna

Anna terkejut ketika kakaknya ini tiba-tiba meletakan kepalanya diatas pangkuannya untuk dijadikan bantalan.

"Jangan protes dan banyak gerak itu akan menambah kepala gue semakin pusing" ucap lucas saat merasakan paha anna yang bergerak tidak nyaman.

Sebaiknya dia mematuhi perkataan kakaknya ini, dia tidak ingin kakaknya marah dan menyakitinya

Devil's Brother [END] Info Pembelian di bioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang