CHAPTER 7

70.4K 2.1K 5
                                    

Anna berkeringat dingin, melihat sosok Lucas didepannya, dia merasa bersalah menganggap kakaknya itu sebuah dinding, tapi kalo dipikir pikir salah kakak nya juga toh kenapa nggak bilang-bilang kalo dibelakang Anna.

Anna mengusap darah yang dihidungnya yang semakin banyak merembes keluar, dia meringis karena pukulan Marcel tadi tidak tanggung-tanggung lihat saja hidungnya pasti bentuknya sangat mengerikan sekarang. Lucas yang melihat itu hanya berdecak sebal

"Ck bodoh, ngapain juga ngelindungin pria sialan itu tadi" ucap Lucas sarkas

Anna yang mendengar itu, ia hanya diam buat apa melawan kakaknya itu, dia tahu akhirnya juga bakalan kalah.

Lucas meninggalkan Anna yang memilih diam dibandingkan berbicara kepadanya, padahal tadi ia hendak memarahi Anna karena membawa seorang pria tanpa seizin dia. Tapi dia mengurungkan niatnya

Sekian lama Anna tidak bergeming dari tempat nya akhirnya dia memutuskan masuk kedalam rumahnya. Saat dikamar dia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengobati hidungnya, setelah selesai mandi dan berganti baju. Dia pergi kebawah untuk mengambil minum, saat keluar dari kamar, dia celinguk celinguk melihat ke sekeliling tampak sepi, mungkin kakak-kakak nya sudah tidur atau pergi pikirnya

"fuih untung sepi" ucap Anna pelan, dia melanjutkan langkah nya kedapur.

Sedang asik minum dia dikagetkan dengan suara kakaknya yang berada dibelakang Anna saat itu

"cepat masakin kita semua makanan" ucap David menatap kakak-kakaknya yang sudah santai duduk dikursi meja makan

Deg saat Anna berbalik dia semakin kaget tidak karuan, sejak kapan ketiga kakaknya ada didapur, perasaannya saat dia mengambil minum tadi tidak ada seorang pun disana pikirnya.

"tapi Anna nggak bisa masak kak" ucap Anna jujur, sebenarnya dia memang tidak bisa memasak, tapi apa yang akan dikatakan Anna pada Arsen tadi tidaklah benar bahwa dia akan membuatkan bekal khusus untuk pria itu, padahal bukan dia yang membuatkan tapi bik mina, paling dia akan membantu sedikit-sedikit saja.

Sejak dulu memang mama nya melarang Anna untuk tidak mendekati dapur karena kata mama nya neneknya dulu meninggal saat memasak didapur, disebabkan minyak goreng panas yang digunakan untuk memasak tumpah mengenai kaki neneknya, sehingga menimbulkan luka yang sangat parah yang membuat kaki neneknya itu harus di amputasi tapi tidak lama kejadian itu neneknya meninggal. Anna yang mengingat cerita Mamah nya hanya bergidik seram

"Malah bengong, cepet masakin sana" ucap David nyaring

"Anna nggak bisa masak kak, lagian ada bik mina yang siap masakin" ucap Anna mengulang pernyataan nya tadi

"kakak mau makan apa? biar Anna yang bilang sama bik mina" ucap Qnna lagi seraya menatap ketiga kakaknya, dia sebenarnya menahan takutnya sedari tadi

"Pokoknya nggak ada penolakan sekarang juga lo masakin kita semua makanan" ucap David dingin

"Pasta aja ya kak" ucap Anna gelisah, semoga kakaknya mau. Karna dia sedikit bisa kalau memasak yang berbau instan.

"TERSERAH" ucap ketiga kakaknya serempak, mungkin kakak-kakaknya saat ini memang lapar pikir Anna

Anna dengan hati-hati membuatkan makanan untuk ketiga kakaknya itu, dia tidak menyadari bahwa sendari tadi ketiga kakaknya itu menatap Anna tanpa mengedipkan matanya, entah kenapa menurut mereka pakaian tidur yang digunakan oleh Anna sangat seksi, padahal Anna mengenakan celana panjang dan switer lengan panjang yang sangat tertutup. Mereka terus menatap Anna hingga suara bel yang menghentikan mereka. Mendengar itu Anna ingin melangkahkan kakinya untuk membuka kan pintu, tapi suara Marcel menghentikan langkah nya

"biar gue yang bukain" ucap Marcel santai

Anna melanjutkan kegiatan nya, tinggal menuangkan pasta kedalam tiga mangkok, setelah selesai dia meletakan mangkok tersebut ke meja makan dimana kedua kakaknya berada. Tapi dia mendengar keributan yang sangat berisik diruang tengah, akhirnya dia memutuskan untuk melihat siapa yang ribut-ribut tengah malam begini. Alangkah terkejutnya anna melihat ada si arsen disana dia sedang adu mulut dengan kakaknya Marcel.

"ngapain lo kesini lagi berengsek" ucap Marcel marah

"gue kesini mau ketemu sama Anna bukan sama lo" ucap Arsen tidak kalah marah

"Anna nggak ada " ucap Marcel berbohong ke pria yang didepan, yang terus berusaha masuk kedalam rumahnya untuk mencari anna

Anna yang melihat mereka yang sudah mulai dorong-dorong, dia mulai berlari saat marcel hendak melayangkan hantaman nya ke wajah Arsen

"plis berhenti kak" ucap Anna bergetar menahan lengan marcel dengan susah payah.

"sudalah cel, ngapain lo tanggepin bocah ingusan macam dia" ucap David menengahi

Anna mengumpulkan keberaniannya untuk memegang lengan marcel lalu dia menarik nya menjauh dari tempat arsen berada.

"kak sebaiknya kakak makan, nanti keburu dingin biar Anna bicara sama Arsen dulu"ucap Anna lembut dan hati hati

"lo udah mulai berani ya nyuruh-nyuruh gue" ucap Marcel marah dan hendak menampar gadis yang ada didepannya, tapi sebelum itu terjadi ada sebuah tangan yang menahannya

"ayolah cel masih ada penghalang disini " ucap David menunjuk Arsen yang tidak jauh dari nya dengan gaya mulut.

"nanti lo bisa lakuin dengan bebas setelah banci itu pergi" ucap David memberi pengarahan

Mendengar itu Marcel hanya bisa menggeram menahan amarah

"ARRRGGGH" ucap Marcel pergi meninggalkan tempat itu, dan melangkahkan kakinya kedapur diikuti oleh kedua adiknya dibelakang

Sekarang anna hanya berdua saja diruang tamu
"ngapain sen kesini?" ucap Anna ramah

"Gue Cuma khawatir sama lo, ponsel lo gue telpon nggak di angkat-angkat." ucap Arsen menjelaskan dengan panjang lebar

"Maaf ya aku nggak tau soalnya handphone aku didalam kamar,berarti waktu kamu nelpon aku lagi dibawah masakin makanan buat kakak-kakak aku" ucap Anna

"Oh kirain gue lo diapa-apain sama kakak kakak lo" ucap Arsen dingin

"Nggak kok tenang aja, masih ada pelayan dirumah" ucap Anna tertawa kecil

"oke, kalo ada apa apa telpon gue langsung gue pulang dulu ya, udah malem banget soalnya" ucap A.rsen, seraya berdiri dari tempat duduk nya

"Maaf ya buat kamu khawatir" ucap Anna, mengiringi langkah arsen menuju pintu utama

"santai kali, yaudah bye pulang ya. Jangan sampe lupa besok gue jemput" ucap Arsen menaiki mobilnya

"iya" ucap anna melambaikan tangan nya

Dia bergegas menuju dapur, takut kalau ketiga kakaknya marah karena terlalu lama mengobrol dengan seorang pria.

"lama banget sih lo, sini suapin gue" ucap Marcel tajam

Anna yang mendengar itu hanya bingung apa yang dikatakan oleh kakak tertuanya itu

"lo tuli?!" ucap Marcel lagi

"Tapi kakak kan bisa sendiri" ucap Anna lembut

"Gue paling nggak suka penolakan, cepat Anna" ucap Marcel tajam

Anna melangkah kan kakinya dengan ragu menuju tempat kosong yang berada disamping marcel. Tapi sebuah tarikan ditangan nya yang sangat tiba-tiba membuat dia kaget dan takut.
















TBC

Devil's Brother [END] Info Pembelian di bioWhere stories live. Discover now