#CHAPTER 17

44.7K 1.3K 13
                                    

Pergi dan pulang kuliah bersama menjadi rutinitas mereka berdua, Mario selalu menjemput dan mangantarkan Anna setiap hari nya, berkencan diakhir pekan, dan yang pasti mereka berdua tidak melewatkan rutinitas memakan-makanan yang sering dibawa anna, di taman belakang kampus terkadang mereka tampak tertawa lepas, layaknya pasangan kekasih. Terlalu banyak kenangan manis yang mereka ukir disana.

Tepatnya hari mereka berdua sudah menjalin kasih selama dua bulan, menurut Mario ini adalah kurun waktu yang cukup lama biasanya dia hanya menjalin hubungan dengan wanita hanya bertahan dua atau tiga hari saja.

Tapi berbeda dengan Anna, dia mau membuat gadis ini jatuh cinta kepada nya dulu, dan mencampakkannya begitu saja yang membuat gadis ini perlahan hancur dengan perbuatannya.

Menurut Anna akhir-akhir ini, sikap mario mulai berubah kepadanya, seperti lebih dingin dan tidak perhatian lagi kepadanya. Yang membuat anna cemas kalau kalau pria ini mulai bosan dan meninggalkannya. Memikirkan dirinya putus dengan pria ini saja dia tidak mampu, karena jika ditanya mengapa kerena sepenuh hatinya sudah dia berikan kepada pria ini.

Sekarang mereka berdua masih berada dikelas, dosen baru saja keluar beberapa menit yang lalu

"Mario Makan yuk" ucap Anna kepada pria yang disampingnya, yang tampak fokus dengan Ponsel nya.

Tapi pria yang dipanggil tidak menggubris panggilannya, Anna sudah kesekian kalinya mendapat perlakuan itu.

"Mario ngapain sih?" Ucap Anna mulai menggucangkan lengan Mario.

"APAAN SIH, ORANG LAGI SIBUK JUGA" ucap Mario membentak

Anna terkejut mendengar suara teriakan Mario yang terbilang sangat nyaring. Untung saja di kelas hanya mereka berdua tidak ada orang lain.

"Ma-maaf aku nggak maksud ganggu" ucap Anna menunduk kebawah sambil memainkan jemarinya gelisah.

"Sebegitu ringan kah kata maaf?" ucap mario sarkas meninggal kan Anna yang tampak tidak begeming dari duduknya.

Anna sebenarnya ingin mengejar Mario tadi, tapi dia tidak berani, karena bisa saja dia membuat pria itu tambah marah kerena nya.

Mungkin sekarang Mario lagi lelah karena terlalu sibuk mengerjakan pekerjaannya pikir Anna.

Mario memang bekerja sambil kuliah dia menjabat sebagai CEO perusahaan besar miliknya.

Anna sendiri bingung dengan Mario padahal dia sudah memiliki pekerjaan yang bisa dibilang sempurna tapi kenapa masih saja ingin kuliah. Ketika ditanya oleh Anna pun Mario menjawab "Masih pengen belajar" tapi ada benar nya juga pikirnya.

Anna memutuskan keluar karena merasakan perutnya yang sudah keroncongan. Dia berjalan sendirian dikoridor kampus.

'Hampa' itulah kata yang cocok untuk kondisinya sekarang, biasanya dia bejalan dengan pria yang dicintainya itu tapi sekarang tidak.

'Brak' Anna terjatuh ketika ada yang menabraknya begitu keras

"Heh lo punya mata nggak sih!!" ucap wanita yang menyenggol Anna tadi.

"Ma-maaf kak" ucap Anna, padahal bukan dia yang menabrak tadi justru wanita yang didepan nya inilah yang menabraknya.

"Maaf kata lo, eh denger ya jangan mentang- mentang lo pacar Mario ya, Anak pemilik dari kampus ini jadi seenaknya sama orang dan satu hal lagi lo sama Mario itu nggak selevel jadi jangan harap lo bisa bersanding sama dia" ucap wanita itu marah sambil menunjuk nunjuk muka Anna.

Anna hanya bisa diam mendapat perlakuan wanita yang didepannya ini. Beginilah kalau tidak ada Mario disampingnya, Sejak dia menjadi kekasih pria itu banyak orang-orang yang beniat jahat kepada nya, kadang kala ada yang menghinanya dengan kata-kata yang tidak pantas.

Tapi biasanya kalau ada mario disampingnya tidak ada seorang pun yang berani menghinanya.

Anna kehilangan selera makannya begitu saja dan mengurungkan niatnya untuk pergi ke Kantin. Sebaiknya dia pulang saja menenangkan pikirannya dulu.

Sesampainya dirumah, sama seperti biasanya rumah tampak sepi. Memang ketiga kakaknya itu tidak pernah kembali. Terakhir kali yang Anna tau bahwa ketiga kakaknya itu tengah sibuk mengurusi perusahaan warisan ayahnya yang ada diluar negeri.

"Huh apa Mario masih marah ya!" Ucap Anna menatap layar ponsel nya, dia bingung apakah dia harus menghubungi pria nya itu atau tidak.

To: Mario
Yo, kamu dimana? udah makan?

Akhirnya Anna memutuskan untuk mengirim pesan singkat kepada Mario, dia cemas kalau pria nya belum makan yang nanti nya bisa membuatnya sakit.

Anna terus menunggu balasan dari Mario, inilah salah satu perubahan yang dirasakan oleh Anna akhir-akhir ini, mario suka lambat membalas pesan nya.

Tidak lama rasa kantuk menyerangnya, yang membuat kedua mata nya perlahan menutup

♡♡♡

Ketika Anna bangun hari sudah gelap.

"Astaga hampir telat" ucap Anna gelisah
sebentar lagi dia akan berangkat bekerja.
Anna bertahan cukup lama sekitar dua bulanan dia bekerja di sebuah kafe.

Yang pastinya pekerjaannya ini tidak diketahui oleh Mario.

Padahal Mario sering memberi uang kepada Anna secara sukarela, mau tidak mau Anna menerima itu karena mario tidak suka kalau ditolak olehnya. Jangan salah sangka anna tidak pernah memakai uang pemberian mario sedikit pun.

'Ting' deringan handphone Anna berbunyi

From: Mario
keluar sayang, aku sudah didepan rumah kamu

Anna tersenyum membaca pesan dari pria yang dicintainya. Tidak membuang waktu dia bergegas turun kebawah untuk menemui Mario.

'Ceklek'

"Masuk dulu" ucap Anna setelah membukaan pintu

"Aku minta maaf ya udah bentak kamu tadi" ucap Mario menggengam kedua tangan Anna

"Iya yo udah aku maafin kok" ucap Anna tersenyum lembut

"Kamu nggak di apa-apain kan waktu nggak ada aku tadi?" Ucap Mario serius

"Nggak kok nggak diapa-apain" ucap Anna berbohong

"Oke baguslah, kamu siap-siap ya" ucap Mario

"Siap-siap mau kemana?" Ucap Anna bingung

"Kita pergi dinner" ucap Mario tersenyum, yang mampu membuat Anna salting

"Dinner?"

"Iya dinner di luar, cepet gih"

"I-iya tunggu ya" ucap Anna setengah berlari.

Didalam kamar Anna tampak bingung apakah dia harus pergi atau tidak. Sebaiknya dia tidak masuk kerja dulu toh sekali kali tidak papa pikirnya.

Disisi lain Mario sedang duduk menunggu anna Hingga deringan ponsel yang berada disaku celana miliknya berbunyi

"Halo Tuan ada kabar buruk tuan dan nyonya terlibat kecelakaan yang membuat keduanya koma" ucap sang penelpon

"Bagaimana bisa!?" Ucap Mario menggeram marah

"Dari penyelidikan kami pelaku nya anak buah dari salah satu keluarga Alexander" ucap sang penelpon

'Tut' panggilan diputuskan sepihak oleh Mario

"Shit" ucap Mario mengepalkan kedua tangan nya tampak muka nya sudah memerah.

"Rupanya mereka ingin bermain-main, lihat aja tanggal mainnya " ucap Mario tersenyum devil

"Mario ayok" ucap Anna bersemangat, ketika selesai mengganti pakaiannya

"Eh tunggu kenapa muka kamu merah?" ucap Anna baru saja menyadari wajah Mario tampak merah.

"Nggak papa kok sayang, ayok"ucap Mario menarik tangan anna




















TBC

Devil's Brother [END] Info Pembelian di bioWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu