#CHAPTER 5

80.9K 2.4K 15
                                    


David pov

Sial! Sapuan Anna dipaha ku tadi,padahal dia membersihkannya tidak terlalu dekat dengan juniorku, hanya sekitar lutut tapi tetap saja membuatku juniorku tegang, sehingga ku ingin menerkamnya saat itu juga, kulihat Anna dengan mata tajam ku, dia memakan makanannya dengan kepala menunduk. Mungkin dia masih takut melihat ku, karena ancaman ku tadi, Anna memang takut dengan ku sejak dulu, bukan hanya aku yang dia takuti, tapi dengan kedua saudaraku juga

---- David off ----

Anna pov

Aku tidak berani menatap kedepan, sendari tadi aku makan dengan kepala menunduk, aku selalu melakukan hal ini, sejak kejadian itu entah kenapa aku selalu takut melihat ketiga kakak ku. Sedang asik melahap makanan ponsel ku berdering singkat menandakan ada sebuah pesan masuk.

From: Arsen
gue jemput ya

aku tersenyum membaca pesan dari Arsen, dia adalah satu satunya teman ku, dikampus karena tidak ada yang mau berteman dengan ku selain dia. Lalu jari ku mengetikan balasan

To: Arsen
Oke, ku tunggu

Sedang asik menatap layar ponsel aku dikagetkan dengan suara bariton kakak ku

"Liat kelakuan dia Pah sangat tidak bermoral" tunjuk kak Marcel marah kepada ku

"Anna letakan Ponsel mu sekarang" kata Mamah marah

"Tidak ada sopan satunnya" kata kak David

Suasana menjadi tegang ketiga kakak ku menatap ku marah.

"Sudahlah, Anna nanti berangkat sama siapa ke kampus nak?" kata Papah lembut, berhasil mengalihkan pembicaraan.

"Sama temen pah, nanti dia jemput kesini" ucap ku tersenyum hangat

"Nggak sama kakak-kakak kamu aja" kata Papah menatap semua kakak ku

"kak Marcel, kak Lucas, sama kak David kan ikut nganter Papah sama Mamah ke bandara, lagian aku sudah janji nunggu jemputan temen" Ucap ku pelan

"kakak-kakak mu nggak ikut kata nya banyak pekerjaan" ucap Mamah menimpali

"Yasudah terserah kamu berangkat sama siapa aja" ucap Papah tersenyum

"Lucas Marcel kenapa wajah kalian babak belur apa jangan-jangan kalian berantem?" ucap Papah tajam

"Ck udah biasa" kata Lucas santai malah kelewat santai.

"Tapi lain kali jangan sampai berantem, kalian udah dewasa. Jangan kayak anak kecil" ucap Papah

Mereka hanya bungkam, kalau Papah sudah marah tidak ada yang berani melawan

Ponsel ku berdering menandakan pesan masuk

From: Arsen

gue udah didepan

"Pah Mah aku berangkat dulu ya, maaf nggak bisa ikut nganter Papah sama Mamah" ucap ku pamit setelah salim dan mencium kedua pipi nya

"Pamit sama kakak kamu juga dong, sekali kali" ucap Papah

Aku ragu melihat ketiga kakak ku, apakah aku harus pamitan sama persis dengan yang aku lakukan dengan kedua orang tua ku yaitu cium pipi juga. Aku memang tidak pernah pamitan dengan ketiga kakak ku sejak kejadian satu tahun lalu, yang membuat aku enggan bedekatan dengan meraka

"Cepetan Anna, temen mu kasihan nanti nunggu lama, pamitan aja segala mikir dulu" ucap Mamah santai, ya tuhan apaan sih Mamah.

Aku mulai melangkah kan kaki ku ragu ke arah kak Marcel, lalu mengambil tangan kanan nya lalu mencium nya, dia hanya menatap ku dalam. Ku arah kan bibir ku ke arah pipi nya yang mulus aku sedikit berjingkit karena tinggiku sebatas dada nya saja. Kuarasakan dia menegang entah kenapa.

Lalu aku beralih ke arah kak Lucas dan melakukan hal yang sama, tapi ketika ku baru saja mengecup pipi nya dengan singkat dia berbisik

"bibir lo kenyal juga" ucap Lucas serak, kenapa dia dasar gila pikir ku marah.

Dan yang terakhir aku menuju ke kak David, tubuhku gemetar hebat, teringat kejadian naas saat aku menuangkan kopi tadi ke kegaelas dia. Oke santai Anna masih ada Papah disini pikir ku kalo ada apa-apa bisa teriak. Saat ingin mengecup pipi nya kepala ku berhenti ketika mendengar ponsel ku bedering menandakan ada pesan masuk, kubuka pesan itu

From: Arsen

CEPET.

"oh sekarang udah punya pacar" desis kak David sinis dan marah menurut ku entah mengapa wajah nya merah padam. Setelah mengatakan itu tanpa ba bi bu ku kecup pipi nya dengan sangat sangat cepat. Aku takut dengan tatapan mata nya, ku langkah kan kaki ku dengan cepat setengah berlari.

"Maaf sen buat kamu nunggu lama" ucap ku bersalah

"hmmm" ucap Arsen singkat, dia selalu begini pikir ku. Dia sangat dingin
.
.

Waktu sudah menunjukan pukul 17.00, aku sekarang berada di cafe bersama arsen,

"Sen pesen apa"? kata ku

"Samain aja" kata arsen masih fokus sama ponsel nya

"Aku nggak makan Sen, aku pesan minum aja soal nya masih kenyang kamu kan mau makan tadi" kata ku

"Yaudah samain, gue nggak makan juga" kata arsen dingin. Iss apaansih dia

"iya deh, mbak saya pesan orange juice nya dua" kata ku

"oke tunggu sebentar" ucap pelayan ramah

"gue makan dirumah lo aja kalo gitu" ucap Arsen santai

"hah ngapain makan dirumah aku?" kata ku kaget

"gue lagi mau aja makan masakan lo" kata Arsen kesal

"iya deh," ucap ku enteng, aku berpikir kalo sendirian takut ada apa-apa nanti, lagian Arsen orangnya baik juga

♡♡♡

Kubuka pintu rumah ku, sepi sekali pikir ku padahal mobil ketiga kakak ku terpakir dihalaman depan menandakan mereka ada dirumah. Mungkin mereka di dalam kamar.

Beruntung ada Arsen yang ikut dengan ku. Jadi semua nya mungkin akan aman.

"Ayo sen masuk" ucap ku mepersilahkan arsen masuk

"Duduk aja sen, aku mau ganti baju dulu" ucap ku

Saat hendak kekamar aku mendengar suara desahan wanita dikamar kak Lucas, ya memang kalau aku hendak ke kamar pasti harus melewati kamar kak lucas dulu. Tapi Aku tidak menghiraukan suara itu toh dulu aku pernah melihat secara langsung. Aku melanjutkan langkah untuk kekamar. Tapi ada yang membuat ku berhenti dan menegang saat melihat sosok kak David keluar kamar nya. Ya tuhan tolong hamba dari semua ini, aku teringat ancamannya tadi pagi, dia tersenyum devil dan mulai melangkah kan kaki nya ke arah ku.

Perlahan Dia memegang tangan kiri ku tapi lama-lama pegangan nya semakin keras, rasanya benar-benar sakit karena tangan kiri ku bekas patah dahulu, ya pelaku nya yang didepan ku sekarang. Dulu Mereka tidak peduli sama sekali waktu aku dirawat dirumah sakit.

"aaakhh sakit" ucap ku hendak menangis

"ini baru awalan Anna" ucap kak David

Aku mendengar itu Tanpa berpikir panjang lansung menginjak kakinya keras. Reflek dia melepasakan pegangan nya ditangan kiri ku. Tanpa ba bi bu lagi aku langsung berbalik dan berlari menuju ruang tamu dimana arsen berada untuk meminta perlindungan

"SHIT" ucap kak David keras dan marah

















TBC



Devil's Brother [END] Info Pembelian di bioWhere stories live. Discover now