#CHAPTER 10

63.8K 1.9K 8
                                    

"Huh anna pulang dulu ya pah mah" ucap Anna akhirnya.

Anna melihat ponsel yang ada digenggaman nya, waktu sudah menunjukan pukul 02:00 dini hari. Anna bingung bagaimana cara dia pulang kerumah.Dia Memang bukan anak yang pandai menyimpan uang, bahkan diumurnya sekarang seharusnya dia memiliki rekening sendiri untuk menabung.

"Sepertinya mulai besok aku akan mencari pekerjaan" ucap Anna pelan.

Sekarang dia menyesal kenapa tidak dari dulu menyisihkan uangnya untuk menabung, yang bisa digunakan untuk keadaan genting seperti sekarang. Papah nya memang memberi uang kepada Anna setiap hari sebelum berangkat kuliah seperti jaman SD.
Tidak seperti anak lain yang mungkin akan ditransfer langsung lewat bank oleh ayah mereka perbulan sekali atau seminggu sekali.

Sekarang dia berjalan dipinggir jalan yang sangat sepi, paling satu atau dua mobil yang lewat.

"Ah cape juga, masih jauh lagi" ucap Anna mulai duduk sambil memijat kaki nya yang mulai lelah, dia melamun memikir kan kembali kedua orang tuanya, tidak terasa setitik keristal bening lolos begitu saja dimatanya.

"Pah mah Anna lelah" ucap Anna

Anna terkejut melihat sebuah mobil berhenti didepannya, hingga keluarlah gadis cantik yang seumuran dengannya.

"Hei, apa yang dilakukan seorang gadis tengah malam begini dipinggir jalan sambil nangis lagi" ucap gadis itu ramah

"Nggak nangis kok" ucap Anna bohong, sambil mengelap matanya yang basah

"Jujur aja kali, dari mata lo yang sembab itu udah ketauan kalo lo habis nangis" ucap gadis itu tertawa

"Masa sih!" Ucap Anna kikuk

"Sudahlah, perkenalin nama gue Siska Caroline, lo bisa panggil gue Siska" ucap Siska menjulurkan tangan nya ke arah anna

"Perkenalkan juga nama Anna Harmingston cukup panggil Anna saja" ucap Anna menyambut tangan Siska

"Oke, lo kenapa duduk disitu, nunggu angkutan? Mana ada angkutan jam segini" ucap Siska

"Sebenernya aku mau pulang kak" ucap Anna akhirnya, dia memakai embel-embel kak untuk terlihat lebih sopan.

"Rumah lo dimana?" Ucap Siska

"Di baverly Hills" ucap Anna

"Kebetulan sekali, gue juga mau kesana yaudah sekalian aja ikut gue" ucap Siska menawarkan

"Nggak Papa kak?" ucap anna ragu

"Santai aja kali, yaudah cepet masuk" ucap Siska sambil mendorong anna masuk

Didalam mobil tidak ada yang membuka suara, siska yang fokus menyetir, dan Anna yang memilih diam. Hingga suara siska yang memecahkan keheningan

"Kok suasana dimobil gue canggung amat ya, ngomong-ngomong lo sekarang masih pelajar atau anak kuliahan?" Ucap siska

"Aku kuliah kak baru semester 3" ucap Anna kembali diam

"Sama kayak gue dong" ucap Siska antusias

"Rumah lo belok kiri atau kanan nih" ucap Siska melihat jalan yang bercabang didepannya

"Kanan kak, deket lagi sampe" ucap Anna

"Stop kak, itu rumah aku" ucap Anna menunjuk bangunan tinggi dan megah didepannya

"Loh kok tujuan kita sama, gue mau kesini juga tadi" ucap Wiska kaget, dia membawa mobilnya masuk setelah gerbang terbuka secara otomatis

"Kebetulan banget, ayo masuk bareng kak " ucap Anna turun dari mobil siska.

"Bentar gue parkir dulu" ucap Siska mulai menjalankan mobil nya.

"Iya kak" ucap anna tersenyum hangat.

Anna memutuskan menunggu Siska didepan pintu utamanya saja. Dia menengok ketika ada seseorang yang membuka pintu dibelakangnya dan alangkah terkejutnya ternyata yang membuka pintu tersebut adalah orang yang ingin dihidarinya.

"Dasar jalang Gue Nyuruh lo dirumah aja." ucap Marcel dengan mata Nyalang menatap Anna.

"Anna mau Liat Papah sama Mamah untuk terakhir kalinya." Anna menjawab dengan Kepala menghadap ke bawah. Tangannya meremas kuat sisi baju yang dia kenakan.

'PLAK PLAK'

"Ibu sama anak sama aja pembawa sial" ucap Lucas, yang tiba-tiba datang langsung menampar Anna yang ada didepannya dengan sangat keras hingga Anna jatuh tersungkur dan merasakan pipi nya sangat perih, sudut bibirnya pun tampak membiru. Anna hanya diam ketika Lucas menamparnya.

"Ikut gue sekarang" ucap Marcel, menarik tangan Anna secara paksa dan menyeret nya masuk kedalam rumah.

"Ampun kak, Anna minta maaf" Ucap Anna mulai ketakutan. Dia terus berharap semoga kejadian satu tahun yang lalu tidak terulang kembali.

♡♡♡

Siska baru saja keluar dari mobilnya, dia melangkah kan kaki nya kerumah megah milik pamannya, dia mendengar kabar bahwa paman nya dan istri Pamannya itu meninggal dunia akibat kecelakaan, dia shok mendengar itu sekaligus sedih, bagaimana tidak dia sangat menyayangi pamannya itu yang sudah dianggap ayahnya sendiri, menurutnya pamannya ini sangat baik kepada nya.

Dia mencari sosok gadis yang ditemukannya dipinggir jalan tadi, dia sedikit tidak percaya bahwa gadis itu tinggal dikediaman rumah milik pamannya, setahu dia pamannya tidak memiliki anak gadis, ia hanya memiliki tiga orang putra saja. Mungkin anak pelayan pikirnya, karena sendari tadi tidak menemukan gadis itu akhirnya dia memutuskan untuk masuk saja

"Mungkin sudah masuk" gumam Siska

Dilain sisi Anna terus memberontak dengan sekuat tenaga, karena sekarang yang menyeretnya bukan satu orang saja melainkan dua orang yaitu Marcel dan David keduanya memegangi tangan miliknya. Sedangkan Lucas berjalan didepannya.

"Lepaskan kak" ucap Anna

"Lepas kata lo, nggak akan" ucap Marcel marah dan semakin menyeret anna dengan kasar.

Hingga ada suara orang berteriak yang mampu membuat ketiganya berhenti dari kegiataan mereka. Suara teriakan itu memanggil nama mereka,

"Sepi banget Marcel, Lucas, David dimana kalian" ucap Siska berteriak sangat nyaring, dia melihat sekeliling ruangan tampak sepi.

"Marcel, Lucas, David cepet turun" ucap Siska lagi

"Awas lo ya, kali ni lo selamat" ucap Mercel kepada anna. Lalu mereka bertiga meninggal kan nya dan turun kebawah.

"Ada apa? Tengah malam Kesini? Ganggu" ucap Lucas marah, melihat wanita yang ada didepannya.

"Gue denger paman Fin sama tante Tressa meninggal" ucap Siska sedih dia sudah lupa dengan gadis yang bersamanya kesini tadi karena terlalu sedih

"Ya. Tidak ada urusan lagi kan, sebaiknya lo pulang" ucap David mendorong tubuh Siska ke arah pintu utama.

"Tega banget sih nyuruh anak gadis pulang sendirian tengah malem begini, gue nginep aja ya disini, jadi nggak ribet bolak balik, lagian besokkan acara pemakaman paman Fin sama tante Tressa jadi gue males balik lagi" ucap Siska menjelaskan panjang lebar.

"lo bisa cari hotel sekitar sini untuk tidur" ucap David datar.

Siska yang mendengar perkataan David tidak setuju, lalu dia memehon kepada Marcel dan Lucas.

"Lucas boleh ya" ucap Siska memohon.

"Tidak" ucap Lucas bedecak sebal.

"Marcel ganteng banget deh hari ini. Boleh ya nginep disini satu malam Aja? " ucap Siska merayu agar dia bisa menginap disini.

"Tidak" Marcel menekan suaranya.

"Yaudah" ucap Siska kesal dengan perkataan Marcel sepupunya itu.

"Kenapa masih disini sana keluar" ucap Marcel melihat Siska yang masih belum beranjak dari posisi nya.

"Yaudah bye" ucap Siska mengalah dia menghentak hentakan kaki nya kesal.







TBC


Devil's Brother [END] Info Pembelian di bioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang