"Innallaha ma'ashobirin," ucap Nabilla menenangkan Mitha.

"Allah bersama orang-orang yang sabar," terjemah Raka dengan senyumnya.

"Tapi mereka keterlaluan Nab"

"Kalau kamu ikutin kata mereka, gak akan ada habisnya"

"Hmm tapi Nab," belum selesai Mitha protes,

"Mau dengar sebuah cerita?" potong Nabilla

"Tumben banget Nab, mau deh"

"Boleh ikut dengar?" tanya Raka.

Nabilla mengangguk dan memulai ceritanya.

"Disebutkan ada seorang anak kecil bersama Ayahnya, sedang menuntun unta mereka yang berukuran sedang." Jeda beberapa detik, sedang Mitha dan Raka telah menjadi sosok yang serius.

"Seorang melihatnya dan berkata, 'bodoh banget punya unta tapi gak ditunggangin,' anak kecil dan Sang Ayah yang mendengar perkataan tersebut lalu Sang Ayah menaiki unta tersebut sedang si anak berjalan. Terdengar lagi bisik-bisik 'tu orang tua gak kasian apa liat anaknya jalan kaki,' mendengar itu Si Ayah pun turun dan menyuruh anaknya naik. Tak jauh dari dari tempat tersebut, seseorang mengatai anaknya sebagai anak durhaka. Itu karena Si anak enak-enakan berada di atas unta, sedang Sang Ayah harus menuntun unta yang ditunggangi anaknya." Jedanya mengambil nafas. "Sang Ayah tak menurunkan anaknya, namun ikut naik ke unta berukuran sedang tersebut. Untuk kesekian kalinya mereka dicap salah orang sekitar, 'tak berperikehewanan banget sih, unta kecil dinaikkin berdua.' Dan terakhir mereka disebut sebagai orang yang tak waras karena apa?, Sang ayah malah menggendong unta tersebut. Hampir semua yang dilakukan salah di mata orang lain, dan jika menuruti apa saja komentar orang tanpa memilih tak akan ada habisnya," jelas Nabilla. Dan segera berdiri karena jemputannya telah tiba.


💦

Dzaki sedang berada di depan meja belajarnya.

"Kenapa gue marah hanya karena nama?, apa karena gue yang gak sadar akan keberadaannya selama ini?"

"Atau mungkin gue cemburu dengan Raka yang bisa dekat dengannya?, ck. Gak mungkin, gue cuma terlena dalam kesemuan perhatiannya dulu"

"Aaarggghh," Dzaki menggaruk kasar kepalanya yang tak gatal.

Tiba-tiba Smartphone Dzaki berdering,

Raka
Assalammualaikum ..
Taman yuk

Dzaki
Wa'alaikumsalam
Ngapain?

Raka
Kesini ajalah dulu

Tanpa membalas, Dzaki yang sedang suntuk pun setuju untuk menemui Raka di taman.

Setibanya di sana, ternyata sudah ada Raka, Mitha, dan Nabilla.

"Ada apa ini?" tanya Dzaki

"Kita mau kalian baikan," ucap Mitha.

Nabilla hanya diam dalam keterkejutannya melihat kedatangan Dzaki.

"Kalian gak boleh memutus tali silaturahmi karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, 

لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ قَاطِعُ رَحِمٍ
“Tidak masuk surga orang yang memutus silaturrahmi.”

(Shahih) Lihat Shahih Abu Dawud (1488), Ghayatul Maram (407): [Bukhari: 78-Kitab Al Adab, 11-Bab Itsmul Qathi. Muslim: 45-Kitab Al Birr wash Silah wal Adab halaman 18-19]," sambung Raka

"Iya-iya," jawab Dzaki.

"Ayo berma'afan" pinta Raka.

"Afwan," ucap Dzaki

"Na'am," jawab Nabilla.

"Salaman dong," seru Mitha.

"Bukan Muhrim," jawab keduanya.

"Hey bukan Muhrim yang benar itu Mahram, kalo muhrim mah beda arti. Karena muhrim artinya orang yang melakukan ihram, baik untuk umrah atau haji."

💦

TBC

Afwan ya baru bisa update, semoga masih ada yang mau baca.
Syukron for like and coment ..

Barakallah fii umrik My Love2 Natien Nndhrr ..  17 Agustus 2018 sekaligus Dirgahayu Republik Indonesia yang ke 73 tahun ..

Berkah selalu untuk Indonesia kita ....

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Where stories live. Discover now