"Tahu Bu"

"Jadi paham kan?, kami sudah mendapat putri Cinderella-nya. Maka yang tampil jadi pemenang di hati kami adalah Billa Si Cinderella."

"Oh gitu bu, heee baru nyadar"

Sepeninggal Bu Amah, Nabilla sedikit penasaran dengan arah pembicaraan Mitha dan Gurunya tadi.

"Pangeran tidur?" tanya Nabilla.

Belum sempat Mitha menjawab, tiba-tiba,

"Assalammualaikum Angin, selamat ya ..."

"Wa'alaikumsalam," jawab orang yang berada di sana, walau seolah salam Raka hanya untuk Nabilla.

"Syukron"

"Afwan, Angin," ucapnya dengan wajah yang tampil dengan senyum manisnya.

"Ck .. Congrate .. Good job"

"Eh kenapa?, kamu jangan down ya." Bukan Nabilla yang menjawab, namun Mitha yang nyambung.

"Apa sih!" ucapnya lalu jeda beberapa detik. "ha PEMBOHONG BESAR," sambungnya berlalu sambil bertepuk tangan beberapa kali.

"Eh," Mitha dan Raka dibuat kebingungan.

"NO!"

Mendengar jawaban Nabilla, Dzaki pun berbalik.

"Lalu apa kalau bukan pembohong?"

"Dimana letak kebohongannya?"

"Loe datang dengan nama Zahra!"

"Apa itu salah?"

"Sure, Loe itu ... Ck ... Gue gak mau kenal Loe lagi"

"Terserah," jawab Nabilla santai walau hati terasa lunglai.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Mitha.

"Iya, kenapa dengan kalian Angin?"

"Bukan apa-apa," jawab Nabilla lalu menghubungi ojek online milik perusahaan Almarhum Ayahnya.

Nabilla tak mungkin menceritakan kedekatan yang pernah hadir di antara ia dan Dzaki. Lalu berubah menjadi pertengkaran setelah Nabilla tampil menjadi juara umum. Bukan masalah prestasi yang mereka ributkan, tapi masalah hati.

Berawal dari sebuah kesalahan Nabilla memberikan perhatian lebih kepada Dzaki, lalu berubahnya sikap Nabilla terhadapnya karena hijrah, serta penyamaran dan persembunyian di sekolah selama setengah tahun dari Dzaki. Menjadi sebuah masalah di antara mereka, yang hanya akan menjadi rahasia segitiga antara Allah, Nabilla dan Dzaki.

Mitha dan Raka setia menemani Nabilla menunggu ojek online yang tadi dipesannya.

"Ehh liat tuh anak baru, baru setengah tahun di sini udah bisa jadi juara umum"

"Iya nyogok kali ya,"

"Biasanya juga Dzaki yang mendapat juara umumnya."

"Itu sudah pasti ada kecurangan, sabotase nih"

Ucap beberapa siswa yang sudah mendapatkan raport mereka, dan berjalan pulang melewati Nabilla, Mitha dan Raka sambil mencaci Nabilla.

Mitha sempat emosi, dia bangun dan menarik tas salah satu siswa yang tadi mencaci Nabilla. Namun hal itu diselesaikan oleh Raka, karena Nabilla tak ingin Mitha tersulut emosi.

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Onde histórias criam vida. Descubra agora