2. X

194 25 5
                                    

Dino hanya bisa menatap kedua insan itu dari belakang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dino hanya bisa menatap kedua insan itu dari belakang. Menanyakan dirinya sendiri, sejak kapan hyung itu bisa mendekatkan diri dengan seorang wanita?

Bahkan dengan Ailee noona saja kadang ia terlihat canggung.

"Bagaimana kalau ini diganti? Memang tidak mengganti keseluruhan arti, hanya menyarankan sebuah kata," ucap gadis itu yang mendekatkan diri dengan Woozi.

Sedangkan lelaki itu yang tadi nya sedang mengerjakan sesuatu di komputer nya menoleh sekilas.

"Tidak buruk," katanya yang lalu mengangguk dan kembali melakukan pekerjaan nya.

"Lee Chan," panggil Woozi yang membangunkan lelaki itu dari lamunan nya.

"Bagaimana menurut mu?" Tanya Woozi yang memperdengarkan dua buah alunan yang hanya ia tau maksud nya.

"Mana lebih baik?" Bukan hanya Woozi yang berbalik memandang lelaki pembawa kopi tadi, gadis itu pun turun menatap nya.

Menanti sense of music seorang Lee Chan mungkin.

"Seperti nya yang kedua," Chan meletakkan sebelah tangan nya di meja, membatasi Woozi dan Lani.

"Benarkan? Aku juga merasa begitu," balas Woozi yang membuat gadis itu mengangguk.

"Benar. Beritahu Hoshi, selesaikan koreo untuk Call Call Call. Aku akan segera berikan Touch hasil akhir," gumam Woozi yang kembali membuat Dino mengangguk.

"Kalau tidak ada lagi, kembalilah. Aku tidak suka banyak orang diruangan ku," kata Woozi yang spontan membuat Dino berbalik, berjalan keluar dari ruangan.

Sedikit lagi pintu akan tertutup, namun suara Woozi kembali menghentikan aksi nya.

"Kau memang tidak dekat dengan Dino?"

Lani hanya bisa mengangguk. "Aku tidak punya begitu banyak kenangan dengan nya,"

"Benar juga. Waktu SMA dia sudah menjadi trainee tetap Seventeen dan debut. Dasar anak beruntung," gumam nya di akhir kalimat yang membuat Lani tertawa.

Lelaki itu pun berjalan pergi setelah beberapa saat Woozi dan Lani dilanda kesunyian.

Suara sepatu sol yang berjalan menjauh memberitahu Lani kalau lelaki itu sudah meninggalkan ruangan itu sepenuh nya.

Ia lalu beranjak dan menutup pintu rapat, memanfaatkan kesempatan pasal ruangan kedap suara itu.

"Kamsahamnida," kata Lani mendadak yang membuat Woozi terkekeh.

"Untuk apa? Toh aku juga tau apa yang ada di kepala mu," balas nya santai.

"Kalau kau menganggap aku sedang mengejar nya, maka kau salah Woozi-ssi," Lani kembali berkutat dengan kertas nya.

"Lalu kenapa harus berpura-pura?"

"Hanya ingin mengajarkan pelajaran berharga yang sudah ia berikan kepada ku."

✔ Seventeen Lovelife [Series] 1.0Where stories live. Discover now