5. X (End)

376 27 6
                                    

Aku selalu berfikir tentang membalas dendam ku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku selalu berfikir tentang membalas dendam ku. Atau mungkin lebih layak di sebut amarah ku.

Aku yang sudah terpuruk lama karna terlalu menyukai nya. Aku yang sudah putus asa dengan cinta berkat terlalu menyukai nya.

Aku dengan semua rencana ku untuk memberi nya sebuah pelajaran berharga.

Aku yang ingin sekali berkata kalau perasaan adalah sesuatu yang tidak bisa dipermainkan. Karna perasaan berbicara soal hal yang tulus dari seseorang.

Namun ia dengan mudah nya menghancurkan setiap ketulusan itu dan menumbuhkan dendam.

Setiap rencana sudah ku susun dengan baik. Hubungan nya yang tidak terlalu baik dengan Woozi-ssi akan ku manfaatkan.

Dengar-dengar ia tidak suka sesuatu yang ia suka mendekati Woozi. Lalu bukankah itu kesempatan yang baik untuk ku? Di tambah lagi pekerjaan ku yang mengharuskan ku untuk selalu berada di sisi lelaki itu membuat semuanya akan dikemas dengan baik.

Aku yang selalu bertingkah berlebihan kepada lelaki mungil itu jika Lee Chan sedang memantau di sadari nya.

"Kau menyukai Lee Chan ya?"

Rarusan kali juga sudah ku sangkal pertanyaan itu. Memang ku akui, Woozi adalah seseorang yang mengerti situasi dengan cepat. Ia juga tidak banyak bertanya.

Beberapa kali aku berterima kasih kepada nya dalam diam. Ia yang mengerti situasi malah mempermudah ku untuk melaksanakan rencana ku.

Namun tak jarang juga aku selalu memikirkan kalimat nya waktu itu.

"Mau berapa kali pun kau sangkal, aku akan tetap percaya kalau kau menaruh peradaan pada maknae kami,"

Waktu itu aku bahkan menjawabnya seenak ku. "Terserah mu saja, aku tidak punya hak untuk mengatur pemikiran mu,"

Namun semua nya menjadi salah saat aku kembali menatap nya dekat.

Dia yang selalu menjadi Lee Chan yang ku kenal. Tidak pernah berubah. Bahkan aku bisa melihat sisi lain nya yang berbeda.

Ia yang menjadi lebih perhatian dan hati-hati terhadap perlakuan nya. Ia yang menjadi lebih peduli pada sekitar nya, atau bisa di sebut pada ku.

Aku tau perlakuan spesial nya itu tulus dan transparan. Aku juga bisa merasakan perasaan nya yang meledak, seperti masa awal kami berkencan.

Ku akui, aku menyukai perasaan itu. Sudah lama sejak aku bisa merasakan perasaan bahagia itu.

Namun selalu ada sebuah sisi dari diriku yang akan menyadarkan ku. Apa tujuan mu mendekati nya?

Bahwa aku harus membiarkan nya merasakan sesuatu yang ku rasakan dulu. Bahwa aku harus membuat nya menderita seperti yang ku rasakan dulu.

Aku yang dulu akan terkekeh hanya dengan berfikir seperti itu. Membayangkan sosok nya yang akan frustasi akan perasaan nya sendiri.

✔ Seventeen Lovelife [Series] 1.0Where stories live. Discover now