Bab 4

25.3K 1.2K 182
                                    

“CENDOL DAWET SEGER.”

“CENDOL CENDOL.”

“DAWET DAWET.”

“CENDOL CENDOL.”

“DAWET DAWET.”

“CENDOL CENDOL.”

“DAWET DAWET.”

Ralaya pun mengambil gulungan buku dan dijadikan sebagai microphone. Mencoba menghibur teman-temannya setelah barusan Nami dan Mia yang sukses membuat seisi kelasnya bernyanyi dan berjoget.

“CENDOL DAWET SEGER PIRO?” Dia pun menyodorkan gulungan bukunya pada beberapa teman cowok yang ada disekelilingnya.

“LIMARATUSAN~”

“TEROS?”

“GAK PAKE KETAN~”

“Ji ro lu pat limo enem pitu wolu.”

Ralaya berhenti bernyanyi lalu dilanjutkan dengan Tara yang mengambil alih.

Lagu ini sukses membuatnya sedikit berkeringat meskipun AC sudah dinyalakan.

Mungkin ini akibat dia yang terlalu bersemangat bernyanyi ditambah teman-temannya yang lain yang berjoged sambil mengerubunginya.

Sebenarnya ini adalah jadwal untuk praktek kemampuan memainkan alat musik tapi pak Roni saat ini berhalangan hadir karena sakit dan diundur jadi besok.

Menyebalkan.

Padahal seharian kemarin dia sibuk berlatih dengan pianonya di rumah. Sampai-sampai mamanya mengomel karena Ralaya terlalu sibuk latihan sampai melupakan makannya.

Jadi daripada sibuk dengan ponsel dan ngerumpi, Ralaya dan sahabatnya memilih melakukan konser dadakan disini.

Lagi pula ruang musik ini kedap suara jadi takkan membuat bising hingga keluar.

“Stasiun balapan dah, bisa gak, Ay?” pinta Randi dengan antusias. Keningnya sampai berkeringat gara-gara terlalu heboh berjoged dengan temannya yang lain.


Asep juga, terus berkeringat sehingga keningnya sedikit mengkilap.

Ralaya menggelengkan kepalanya. “Gak bisa gue,” kata Ralaya lalu dia bertanya pada Mia. “Lo tau lagu stasiun balapan?”

“Dikit sih, kenapa?”

“Si Randi request,” kata Ralaya sambil menunjuk dengan dagunya.

Mia pun mengangguk sambil mengacungkan jempol tangannya dan berteriak pada Nami. “Nam, stasiun balapan!”

“Siap, Bos!”

Namira pun membuka Youtube dan mengetikan judul lagunya disana, versi karaoke. Tentu saja dengan Mia yang memimpin karena Ralaya tidak terlalu hafal lagunya.

Lagu stasiun balapan pun menggema diruangan musik ini. Murid-murid cowok masih setia berdiri didepan mengelilingi Ralaya dan sahabatnya. Dibelakang murid cowok juga ada murid cewek, tapi hanya beberapa. Sisanya malah sibuk menonton sambil sesekali merekam aksi mereka.

[I] Ralaya ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang