Ya. Itulah sifat murni seorang wanita. Mereka akan memikirkan orang lain dulu sebelum dirinya sendiri. Itulah mengapa peran membesarkan seorang anak diserahkan oleh Tuhan kepada seorang ibu.

"Permisi sebentar, Pa. Aku akan kedalam dulu sebentar." ucap Lara lalu ia pergi darisana meninggalkan Marcus sendirian disana.

Marcus disana tentu saja membiarkan Lara pergi, karena untuk apa juga pria itu menahannya. Wanita itu sangat baik dan berhati mulia, pikir Marcus. Ia hanya menyayangkan kenapa Tuhan harus memberikan wanita itu takdir untuk bersama Adrian yang... Marcus tahu betul jika putranya itu memang memiliki sifat egois dan selalu ingin menang sendiri. Entah kapan putranya itu akan bisa berubah lebih baik dan lebih bisa memperhatikan dan mengerti perasaan orang lain disekitarnya. Marcus hanya bisa berharap saja sekarang.

'Jika mawar yang indah memiliki duri untuk melindungi dirinya dari tangan-tangan jahat yang ingin memetiknya, mungkin saja penyatuan Lara dan Adrian memang ditakdirkan oleh Tuhan untuk seperti itu. Lara bersatu dengan Adrian agar tak ada tangan-tangan jahat dan kotor tidak bisa mnyentuh ataupun menyakiti hati Lara yang baik itu. Aku harap Adrian akan bisa menjadi pelindungnya, bukan menjadi penghancurnya. Ya.. semoga saja hal itu, benar.'

············

Malam harinya...

"Apa Ken sudah tidur ?" ucap Adrian saat berpapasan dengan Lara ditangga

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"Apa Ken sudah tidur ?" ucap Adrian saat berpapasan dengan Lara ditangga.

"Ya. Baru saja. Aku akan ke dapur dulu, sekarang." ucap Lara lalu melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti karena Adrian.

Adrian yang merasa ada sesuatu yang berbeda dari cara bicara Lara padanya, akhirnya langsung memutuskan untuk mengikuti wanitanya itu. Ya.. setidaknya ia bisa sedikit mencari tahu kenapa Lara bersikap seperti itu. Atau mungkin saja wanita itu sedang lelah saat ini ?

"Obat apa yang sedang kau minum itu ?" ucap Adrian sedikit berteriak hingga membuat Lara berjingkat terkejut hingga obat yang tadi hendak diminumnya jatuh kelantai.

Sial.

"Kau selalu seperti ini. Bisa tidak sekali saja bicara baik padaku tanpa berteriak. Aku bisa mendengarkan suaramu dengan jelas. Aku tidak tuli." ucap Lara terdengar kesal. Ya.. mungkin karena kelakuan Adrian tadi membuat obatnya terjatuh.

"Tentu saja aku bisa. Tapi jika kau juga tidak menyembunyikan sesuatu dariku seperti itu. Apa kau sakit ? Kenapa kau tidak memberitahuku ? Lebih baik kita ke rumah sakit sekarang dari pada kau meminum obat tidak jelas seperti itu. Ayo." ucap Adrian lalu berjalan mendekati Lara dan hendak mengajak anita itu pergi, tapi...

"Aku baik-baik saja. Tadi itu hanya obat tidur. Aku merasa mengantuk tapi susah sekali memejamkan mataku. Kau puas, sekarang. Sudahlah. Aku mau pergi ke kamar." ucap Lara lalu ia mengambil gelas berisi air putihnya dan hendak pergi dari sana, tapi Adrian lebih dulu mencegahnya.

The Bad Jerk ✔ [Warren Series #2]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें