37

192 10 0
                                    

Vannesa Pov

Lagi lagi dan lagi.
Apa harus seperti ini terus disaat sedikit saja aku lengah???

Aku tidak pernah habis pikir dengan satu wanita ini.
Menyusahkan dan merugikan ku.

Bukan karena apa yang dia dapatkan. Tapi dengan cara apa saja untuk mendapatkan.

Astagaaaaa.
Aku benar benar dibuatnya mendidih.

Kalau saja dia bukan bagian dari keluarga ku, tamat sudah riwayatnya saat ini.

Satu dua tiga kali masih aku toleransi.
Tapi ini sudah hampir ke 10 kali dia berbuat seenaknya sendiri.
Bahkan aku sudah memberi peringatan dan kelonggaran padanya.

Kali ini tidak akan aku biarkan dia semaunya. Bertindak sesuai inginnya dan membuat ku merugi.

Selama ini aku tahu apa saja yang dia dapatkan, bahkan dengan cara memanipulasi karyawan ku tak luput darinya.

Sial.

Untuk kali ini aku sedikit kecolongan karena apa yang dia ambil adalah hasil terbaik ku , yang bahkan baru saja rilis dua bulan lalu lewat runaway di Semarang.

Bukan karena harganya, bukan.
Melainkan tingkat kesulitan yang ku dapat saat proses design hingga penjahitannya.

Double shit.
Saat mengingat wajah sumringahnya lewat cctv ruangan.

Ingin sekali aku menghancurkan wajahnya itu hingga tak terbentuk lagi.

Aaaaggggrhhhhttt.

" Vin, aku mau kau pendataan gaun apa saja yang dibawa sama Steffani. Aku mau dalam satu jam ini sudah ada dalam email ku. " pinta ku saat menghubungi assisten sekaligus sahabat ku itu.

" Apa kau juga ingin rekaman cctv saat dia datang ke butik? " tanyanya.

" Tidak perlu, aku sudah melihatnya. Apa kau lupa jika semua cctv itu tersambung langsung dengan Tab juga macbook ku? "

" Ohh iya, sorry.. " kekehnya.

Bahkan aku bisa membayangkan cengiran pada wajahnya yang menampilkan deretan gigi rapihnya.

" Baiklah, cepat kau kerjakan. Setelah itu email aku sebelum satu jam. Aku tutup. " potongku cepat dan memutuskan sambungan telefon sepihak.

Aku yakin sumpah serapah keluar dari mulutnya karena kebiasaan ku ini.

Hahaha. Biarkan saja.
Hiburan tersendiri saat kesal seperti ini.

Aku kembali berkutat pada macbook ku, mengecek lagi apapun yang sempat terlewati saat aku berada di LA.
Bahkan aku sudah meminta manager butik ini untuk memberikan semua file penjualan dan pemasokan barang selama satu minggu lalu.

Triple shit !!!!

Geram aku melihat gaun apa saja yang tertera dalam email yang dikirim Vina barusan. Bahkan dalam 20menit pendataannya sudah sampai padaku.

Tidak menampik harga pada tiap gaunnya. Karena aku sendiri hafal betul dengan setiap gaun yang diambilnya.

Munafik jika aku tidak marah saat aku merugi hingga 400juta. Bayangkan saja, dengan nilai sebesar itu aku bisa menggaji puluhan karyawan ku untuk 6 bulan kedepan.

Holly damned !!!!

Kepala ku rasanya ingin pecah membayangkan nilai sebesar itu melayang sia sia.

Aku yakin gaun gaun itu sudah tidak lagi berguna saat ini jika ingin ku ambil lagi. Pelanggan ku juga tidak akan membelinya saat tau itu bekas pakai. Apalagi pemakainya seperti Steffani. Perempuan ceroboh yang bertindak sesukanya.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang