14

503 16 0
                                    

Fiko Pov

Aku mengerjapkan mataku perlahan, sinar mentari menyengat mataku saat ku buka mata ku.
Ku lihat sekeliling, ternyata sudah sampai di butik Vanessa. Seorang gadis incaran sahabat ku , Ben. Dan rupanya dia tidak membangunkan ku untuk ikut bertemu dengannya.

Sahabat macam apa dia ini. Gerutubku dalam hati.
Dia pikir gampang mencari informasi detail tentang gadis itu. Ahh. Apa daya ku. Aku memang sahabatnya, tapi aku juga bawahannya. Tidak seharusnya aku menggerutu kelakuan sahabat ku itu.

Ku rasa dia memang benar benar jatuh cinta dengan gadis itu. Lagipula siapa yang tidak mampu menolak pesona gadis mungil itu. Walau tak secantik Calista tunangan ku itu. Vannesa terbilang manis dan mempunyai sisi pesona yang mampu menjerat banyak pria.

Aku pun memutuskan keluar dari mobil dan berjalan ke sisi minimarket samping butiknya. Rasa haus mendera ku. Mungkin setelah ini aku akan meminta Ben untuk menraktir ku makan karena meninggalkan ku dimobil.

Usai membeli minuman aku berniat kembali ke mobil dan menunggunya disana. Tak berselang lama dari minuman yang ku habiskan ini kulihat seorang gadis dengan wajah tertekuknya berjalan dengan menghentakkan kakinya kearah sebuah mobil yang terparkir disebelah mobil Ben.

Aku seperti pernah melihatnya. Tunggu, bukankah dia Vina ? assisten sekaligus sahabat Vanessa dan Calista.
Tapi kenapa raut wajahnya seperti itu? batinku.

Tak lama kulihat Ben berjalan bersisian dengan Vanessa, bergandengan tangan.
Waaw, satu langkah lebih maju rupanya.

Hingga mereka berdiri disamping ku, aku pun dapat melihat wajah kesal yang tertahan di wajah Vanessa. Ada apa ini sebenarnya?

" Fik , kau sudah bangun rupanya? " tegur Ben.

" Ya , seperti yang kau lihat. " jawab ku santai

Aku melihat gadis disebelah Ben ini, dia memicingkan matanya seolah bertanya siapa aku. Dan tak membuang waktu aku mengulurkan tangan ku.

" Hai , aku Fiko . assisten sekaligus sahabat pria disampingmu itu" ujar ku sambil menunjuk Ben dengan dagu ku.

" Vanessa " jawabnya singkat padat dan jelas.

Ajaib ! satu kata yang dapat ku utarakan untuk nada datar gadis dihadapan ku. Tak ku sangka wajah ramahnya saat berkunjung dipesta pertunangan ku bisa sedatar ini.

Aku melirik Ben dan mungkin dia dapat mengartikan tatapan ku, dia justru berdalih.

" Fik , kau satu mobil dengan Vina. Aku pergi dengan Shasa. " ucap Ben yang membuat ku melongo.

" Apaaa?? " teriak seseorang dari balik mobil Ben.

Aku menoleh kesamping dan mendapati wajah garang Vina berjalan menghampiri kami.

" Apa apaan kau ! kau datang dan membuat ku kesal, sekarang kau menyuruhnya satu mobil dengan ku? " sentaknya tak terima.

Vanessa hanya menggaruk pelipisnya pelan seolah dia muak dengan perdebatan tiba tiba ini. Aku yang tak mengerti pun hanya melihat.

" Kau bisa berangkat kerumah Vanessa dengan Fiko. Kita bertemu disana. " jawab Ben santai lalu menggiring Vanessa masuk kedalam mobilnya.

Aku yang semakin tak mengerti pun hanya bisa diam. Memandang Ben yang mulai masuk ke dalam mobil dan melaju keluar dari area parkir butik.

Aku lantas menatap Vina yang masih memasang muka kesalnya. Lalu tanpa membuang waktu ku , aku menyambar kunci mobil yang sedari tadi dipegangnya.
Rupanya itu membuatnya sedikit tersentak.

" Heii !! kauu !! " teriaknya

" Cepat masuk. " ucapku datar.

Vina pun dengan setengah hati masuk kedalam mobil. Dan aku pun siap melaju diantara pengguna jalan lainnya.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang