21

395 21 0
                                    

Ben Pov

Betapa beruntungnya aku saat ini. Tidak. Bukan. Tapi ini lebih ke betapa bahagianya aku saat ini.

Aku tidak bisa berkata apa-apa saat seseorang yang mulai ku prioritas kan selain kedua wanita tangguh dalam hidupku saat ini meminta ku mengajarinya untuk mencintai ku.

God..
Aku sungguh tidak percaya ini.. Tapi aku juga bersyukur atas anugerah yang Kau beri pada ku..

Vannesa Almaira Abraham....

Tanpa kau meminta pun aku akan dengan sepenuh hati untuk membuat mu bahagia di sisi ku.

Aku akan membuat kau selalu rindu pada ku. Selalu mengingat ku. Selalu memikirkan ku. Bahkan akan ku buat kau selalu merasa dicintai oleh ku dan bergantung pada ku.

Aku berjanji takkan ada airmata yang keluar dari mata indah mu selain menangisi kebahagiaan mu bersama ku.

Aku selalu mencuri pandang padanya yang sekarang terduduk disamping ku didalam mobil ku.

Ya.. Sejak memutuskan suasana romansa tadi.. Aku meminta Fred orang suruhan ku untuk mengambil mobil Vanessa ke danau yang kami datangi tadi.

Saat ini Vanessa tengah tertidur, dan sesekali aku mengusap rambutnya pelan agar dia tidak terganggu..

Bahkan aku sudah menyetting jok tempat duduknya agar gadisku ini dapat terlelap dengan tenang selama perjalanan yang memakan waktu hampir satu jam.

Aku juga bahkan tidak menyadari atau lebih mengarah ketidak tahuan ku tentang letak danau yang kami kunjungi tadi.

Danau buatan atau mungkin lebih kearah buatan alami yang menakjubkan. Menikmati view yang tidak kalahnya saat kita menikmati sunset.

" Heii... putri tidur... ayo bangun.. " panggil ku pelan seraya mengelus lembut pipinya..

Sejenak dia mengerjapkan matanya menyesuaikan pandangannya.

" Kita sudah sampai ? " tanyanya dengan suara serak tapi terdengar sexy dipendengaran ku.

Aku mengangguk..
Dia meneliti keseliling area kami berhenti..

" Untuk apa kita disini ?? Aku kira kita sudah sampai dirumah. " tanyanya bingung.

" Kita butuh makan malam, Shasa.. dan aku lapar.. Kau tahu , aku bahkan melewatkan jam makan siang ku untuk menyusulmu ke danau.. " ucap ku sambil tersenyum.

" Untuk apa kau menyusulku jika kau melupakan makan siang mu. Lagipula aku tidak menyuruhmu menyusul ku. " gerutunya sambil membuka pintu mobil dan keluar.

Aku pun segera menyusulnya. Aku bahkan belum mengatakan padanya jika kita akan makan malam dengan orangtua ku.

" Heii..tunggu aku.. " panggilku pelan seraya mensejajarkan langkah ku dengannya. Aku merangkul pinggang mungilnya dengan sebelah tangan ku.

" Kenapa kau tidak menunggu sampai aku membuka pintu untukmu , huhh ?? Bahkan aku belum bilang padamu kalau kita akan dinner dengan orangtua ku. "

Vannesa menghentikan langkahnya dan menoleh cepat kearah ku.

" Astaga, kenapa kau baru mengingatkan ku?? Bahkan aku belum mengganti pakaian kerja ku untuk bertemu orang tua mu ! " ucapnya setengah berteriak.

" Kita sudah terlambat, sayang.. ohh.. pasti Vina sudah mengabari mu ya tentang dinner ini? Padahal aku yang ingin mengatakan pada mu sendiri soal ini. " balasku terlihat pura pura kecewa.

" Ahh.. sudahlah..lupakan.. sebaiknya kita segera masuk jika tidak ingin lebih terlambat lagi. " cibirnya frustasi.

Aku terkekeh pelan dengan tingkahnya. Tingkah yang selalu membuat ku merindukannya.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang