19

388 16 0
                                    

Sesuai dengan apa yang aku inginkan. Usai meeting , Vina menyerahkan sebuah map putih dihadapan ku.

Tanpa berbasa basi, aku langsung membacanya dengan seksama.

Benedictus Robert , berusia 27 tahun ,putra pertama dari George Robert dan Venita Putri Robert , memiliki seorang adik perempuan bernama Xaveria Calista ,status single , CEO Robert Corp and Industri yang bergerak dalam bidang perhotelan dan resort, restoran , kontraktor dan juga property , memiliki saham besar yang tersebar diberbagai perusahaan dalam maupun luar negeri. Pria berpengaruh dalam dunia bisnis. Terkenal cuek dingin arogant dan kejam terhadap lawan bisnis.

Aku menyimak setiap kata yang tertera diatas kertas A4 ini dengan seksama. Sesekali aku melirik kearah Vina yang sedang duduk dihadapan ku. Suasana ruang meeting ini mendadak sunyi meskipun meeting telah usai beberapa menit lalu.

Aku sedikit berdeham.

" Apa ada lagi yang ku lewati dari semua tulisan dikertas ini ? " tanya ku tanpa mengalihkan pandangan ku dari map yang sedang ku pegang.

" Apa kau benar ingin mengetahuinya?? " tanyanya dengan melihatku intens.

Aku terdiam. Tak ingin menjawabnya. Karena aku tahu masih ada yang akan Vina katakan setelah ini.

" Aku tidak bisa memberitahukan mu , Nenes. Maavkan aku, hanya Ben yang berhak memberitahukan mu soal masa lalunya. " jelasnya tanpa ku minta.
See ? Memang seperti itulah Vina jika aku sudah seperti ini. Dia yang paling mengerti dengan kondisi ku saat ini.

" Baiklah.. kurasa cukup. Tapi aku ingin kau untuk tetap mengawasinya. Bagaimana pun, aku tidak ingin menyerahkan hati ku begitu saja kepadanya. Aku butuh perjuangannya. "
Jawabku tanpa melihat ke arahnya dan tak ingin dibantah.

Aku pun meninggalkan ruang meeting dan berjalan ke arah ruanganku. Aku hanya ingin mengambil tas ku setelah itu aku ingin pergi dari butik. Ku rasa memang hari ini cukup menjengahkan untuk ku , meski aku memenangkan proyek baru.

Agggrhhht !!
Damn !! Bahkan aku tidak mengingat jika bulan depan akan ada fashion show di LA.

Aku segera meraih ponsel ku dan memakai hadset bluethooth ku. Mendial angka satu yang langsung terhubung ke nomor Vina.

Dering kedua akhirnya televon ku dijawab olehnya.

" Ada apa?? " tanyanya to the point. Ya seperti inilah Vina. Selalu to the point jika sudah berhadapan dengan ku.

" Apa kau tidak mengingat jadwal kita bulan depan untuk ke LA?? " tanya ku

" Tidak , aku mengingatnya. Bahkan aku sedang menyusun beberapa contoh design yang akan kita pertunjukkan nanti untuk kau koreksi sebelum aku mengirim designnya ke email panitianya. " jelasnya.

" Baiklah , kita gunakan kesempatan kali ini sebaik baiknya, Vina. Ini langkah terbesar untuk kita bisa menembus pasaran di LA. " semangat ku.

" Tentu saja.. ohh ya, Ben baru saja datang tak lama setelah kau pergi. "

" Mau apa dia datang ? "

" Dia hanya ingin mengajak mu makan malam nanti bersama keluarganya. Tapi rupanya kau lebih tertarik untuk mengabaikannya saat ini. "

Aku menghela nafas panjang.

" Entahlah.. aku sedang tidak ingin dia mengganggu ku saat ini. " ucap ku lesu.

" Ya , aku tahu itu. Bahkan dia sudah memberitahuku kenapa kau bisa seperti ini padanya. "

" Kapan dia memberitahu m?? Ku rasa kalian tidak sedekat itu untuk saling berbicara. " kekeh ku meledeknya.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang