3

731 29 0
                                    

Vanessa Pov

Saat ini aku sedang berada disalah satu cabang butik ku yang di Bandung.
Menunggu memang bukan hal baru untuk ku benci seperti dulu. Tetapi, menjadi keharusan untuk pekerjaan ku.

Aku memang menuntut profesional dalam hal pekerjaan. Aku tidak mau mengecewakan pelanggan. Karena pelanggan adalah segalanya untuk pekerjaan ku ini.

Memiliki beberapa butik di kota kota besar bukanlah hal yang mudah. Menjalankannya hanya seorang diri, itu cukup melelahkan.
Tapi hal itu semua tidak mengurungkan niat ku bekerja keras.

Walaupun melelahkan, tapi ini menyenangkan. Bahkan aku bahagia dengan pekerjaan ku ini. Entah dari mana bakat ku menggambar gaun gaun indah ini ku dapat.
Yang pasti bukan dari kedua orangtua ku.

Ku pikir ini hanya keinginan menggambar ku saat masih kanak kanak dulu. Tapi ternyata ini berlanjut hingga sekarang, bahkan hasil gambar ku pun banyak orang meliriknya senang dan kagum.

" Vina, apa rancangan ku sudah dibawa semua?? " tanya ku saat melihat Vina datang dengan membawa dua gelas ice moccacinno.

Aku selalu mengajak Vina kemana pun pekerjaan ku memanggil. Entah dari kota mana saja bahkan saat kemarin ke Siangapure pun aku mengajaknya.
Memang tidak salah jika aku memintanya menjadi assisten pribadi ku.

Selain rasa nyaman dan aman bekerja bersama Vina, aku bahkan menganggap Vina sudah seperti sahabat sendiri. Bukan sekedar assisten ku. Walaupun terkadang vina merasa sungkan padaku, saat aku memintanya memperlakukan aku seperti teman, bukan atasannya.

" Sudah bu, semua sudah saya siapkan. 1jam lagi kita akan meeting dengan waktu dan tempat yamg sudah dijadwalkan sebelumnya. " Jawab Vina

Selalu seperti ini sikap Vina yang ku kagumi. Dia selalu bersikap profesional saat sedang berada di butik atau pun didepan klien.

Dia akan selalu bersikap layaknya bawahan dengan atasan. Tapi saat diluar itu, aku memintanya untuk tidak perlu seformal itu saat tidak berhubungan dengan pekerjaan.

" saya juga sudah mengkonfirmasi ulang dengan klien 10 menit lalu, dan mereka sedang dalam perjalanan menuju ke butik bu. " lanjut Vina.

" baiklah, berarti masih ada waktu untuk kita bersantai sebelum mereka datang." ucapku seraya berjalan menuju sofa diruangan ku.
Memejamkan mata sejenak sambil menunggu klien tiba.

                        *****************

" Baiklah, konsep design gaun pengantin wanita sudah sesuai ya dengan yang nona mau. Mungkin 1 minggu lagi kita bisa melakukan fiting gaunnya. " jelas ku pada klien wanita ku.

Sekilas dapat ku lihat anggukan kepala darinya. Sekilas pula aku melirik ke arah calon pengantin pria. Ada binar kagum saat melihat design tuxedonya.

Entahlah, ada desir aneh saat melihat langsung rona bahagia yang klien ku perlihatkan diwajah masing masingnya.

Sejenak terlintas dibenak ku membayangkan diriku diposisi mereka.
"Apa mungkin aku akan seperti mereka? pasangan saja aku belum ada. "

Aku tersenyum tipis tentang pemikiran absurd itu. Jangankan memikirkan pasangan, design gaun gaun yang dipesan masih menggunung dimeja kerja ku, dan itu pun belum seutuhnya selesai.

" Trimakasih ya atas kerjasamanya kali ini mba, tidak salah kalo saya mempercayakan baju pengantin kamu sama mba Vanessa. Gaun gaun pesta sebelum ini saja sungguh memuaskan. " jelas klien wanita..memang sudah beberapa kali klien ku ini mempercayai ku untuk urusan gaun gaun pesta nya

" sama sama nona Rasti, kepercayaan anda sangat berarti untuk kemajuan butik kami. " jawab ku tulus dengan senyum mengembang.

" Kalo begitu kami pamit permisi, karena masih ada beberapa hal lagi yang harus kami selesaikan. " pamit sang pria yang daritadi hanya terdiam walaupun terlihat memasang senyum lembut diwajahnya.

" Baiklah, trimakasih. semoga segala keperluan kalian segera selesai dan lancar. " ucapku mendoakan.

Sesaat setelah klien ku berpamitan, salah satu staff butik menghampiri ku.

" Bu Vanessa, ada tamu di depan bu. Beliau bilang namanya Calista. "

" Baiklah, suruh tunggu sebentar ya, saya harus merapikan ini terlebih dulu. "

" Baik bu.."

Setelah merapikan berkas rancangan ku, aku berjalan menuju ruang kerja ku di butik ini. Meletakkannya dimeja seraya menghabiskan ice moccacinno yang sudah tak lagi dingin.

" Calista..."

" Heii Nenesssss... "

" Kok kamu tiba tiba disini, jangan bilang kamu ngebuntutin aku sampai ke Bandung??"

" ihh, pede banget kamu Nenes.. tetep yaa ga berubah..over pede kamu ternyata masih melekat erat dibadan kamu. hahaha"

" iyaa donk, kalo aku ga bermodal pede, aku ga bakalan kaya sekarang Caca.."

"iya juga sih, hehehe.. "

"ohyaa..kamu ada apa tumben kesini ga bilang bilang lagi??"

" iya nih aku cuma kangen sama kamu Nenes, kamu udah kelar belom ketemu kliennya? "

" udah ko, kenapa emang?? "

" kita jalan yuuk, kebetulan aku hari ini free, sebelum lusa bener bener sibuk sama acara tunangan aku.."

" hmm..boleh sihh, tapi jangan terlalu malam ya pulangnya..soalnya aku masih harus kejar deadline design gaun baru lagi. "

" yeeaaii, asiikkk... ayook kalo gitu.."

Aku pun berpamitan pada Vina sebelum pergi dengan Calista. Dan berpesan padanya jika terjadi sesuatu untuk menghubungi ku dengan segera.

Setidaknya hari pertama di Bandung ini, aku bisa melepas penat sesaat sebelum kembali menyelesaikan beberapa pekerjaan ku di Bandung.
Karena setelah ini, aku harus kembali ke Jakarta untuk meeting dengan klien lagi.


Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang