20

427 18 0
                                    

Hanya tempat inilah, tempat yang seringkali ku kunjungi. Bahkan dari kecil aku selalu datang ketempat ini. Tubuhku bagaikan terkena sihir yang mampu membuatku selalu bertahan lama tinggal ditempat ini.

Walaupun untuk sekarang aku hanya selalu menduduki sebuah bangku tua yang masih terawat ini. Aku masih saja selalu terhipnotis dengan apa yang ditawarkan tempat ini.

Sebuah danau kecil yang berada di kota terpencil diujung kota ini. Tak banyak pemukiman yang berdiri di didaerah sekitar danau ini.

Pemandangan yang indah dan menyejukkan hati. Sinar mentari mengintip lembut dibalik dedaunan pohon. Beberapa pohon tinggi menjulang menutup akses sang mentari menyengat. Dan ada pula beberapa pohon rindang dengan akar tua yang mencuat kepermukaan tanah, yang dapat kita duduki sambil bermain air danau.

Di sisi kanannya terlihat bangunan kecil yang terletak di sebuah pohon. Ya , rumah pohon tepatnya. Lebih tepatnya karena permohonan ku lah saat kecil dulu yang merengek untuk dibuatkan bangunan itu. Dengan bantuan papa dan warga sekitar, akhirnya diperbolehkan untuk pembangunannya.

Aku terkekeh kecil saat mengingat saat masa kecil ku yang selalu merengek untuk dibuatkan rumah pohon itu.

Aku kembali mengarahkan pandangan ku ke arah danau. Airnya yang tenang, dengan sedikit angin sepoy sepoy membuatku terhanyut dalam lamunan.

" Aku yakin , dan percayalah pada ku Sasha.. Aku bersungguh untuk meminang mu.. Aku bahkan sudah melamar mu langsung didepan orangtua mu. Aku jatuh cinta pada mu , Sha.. " ucapnya dengan nada lirih.

Lamunan ku tersentak saat kurasakan sentuhan lembut dibahu ku. Aku menoleh kearah tangan itu dan mendongakan kepala ku melihat pemilik tangan itu.

" Ka - Kauu.. " ucap ku terbata dan terkejut.

Aku menatap sosok tegap dengan rahang tegas yang membingkai wajahnya. Mata hitam gelap itu membius ku. Membuat ku semakin terjerat makin dalam pada pesonanya saat memandangnya.

Dan sekarang dia memutari bangku yang kududuki dan menjatuhkan dirinya duduk disebelah ku. Aku yang tak ingin terus jatuh pada pesonanya berusaha memalingkan wajah ku. Mengarahkan pandangan ku ke arah air tenang dihadapanku.

Ben.. Benedictus Robert..

Ya, siapalagi kalau bukan dia.. sosok malaikat tampan yang Tuhan kirim sebagai pengganggu hidup ku. Sosok yang mampu menjungkir balikkan dunia ku. Dan hanya karena ciuman lembutnya itu, membuat ku menjadi seorang yang diinginkan.

Ben menarik tangan ku, menggenggamnya dan sedikit meremasnya lembut. Aku suka perlakuan lembutnya. Hingga tiba tiba wajah ku terbentur pada dada bidangnya. Merengkuhku dalam pelukannya.
Aku hanya mendiaminya, tak berniat membalas pelukkannya walaupun sebagian besar hati ku menginginkan.

Kurasakan Ben menaruh dagunya dipundak ku. Menghirup aroma tubuh ku dalam dan mengeratkan pelukannya.

" Aku merindukan mu , Sha... Maav jika hari ini aku begitu menyebalkan dan membuat mu seperti ini. " ucapnya lirih namun dapat kurasakan getir dalam nada bicaranya.

Seperti seseorang yang takut akan kehilangan. Seperti itulah yang dapat ku artikan dalam nada ucapannya.

Ben semakin mengeratkan pelukkannya namun tak membuatku sesak. Aku menikmati pelukkannya. Aroma pinus dari tubuhnya tercium olehku membuat ku semakin rilex berada sedekat ini dengannya.

Tanpa sadar aku pun ikut merengkuhnya. Membalas pelukannya sama eratnya. Entahlah aku tidak ingin melewatkan ini. Sungguh hati ku berdesir hangat saat Ben memelukku, jantungku berdetak lebih cepat dan aku merasa nyaman saat berada sedekat ini dengannya.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang