5

638 23 0
                                    

Ben Pov

Aku memiliki janji temu dengan beberapa teman ku di salah satu restoran dekat pondok makan kaki lima.

Saat dalam perjalanan , aku telah mengabari Fiko jika aku akan menuju lokasi lebih dulu sekalian mencari angin segar.
Penat ku rasa saat menyelesaikan dua meeting penting dengan rekan bisnis ku di kantor cabang.

Aku memang memiliki beberapa kantor cabang di kota kota besar. Berdikari bidang Perhotelan,  Advertising juga Kuliner. Meski bidang kuliner terbilang baru, aku menikmati bidang ini karena kecintaan ku terhadap makanan.

Tanpa sengaja aku melihat kearah kiri saat akan membanting setir mobil ku ke parkiran restoran janji temu ku.
Calista sedang berjalan menuju salah satu lapak makanan yang berjejer rapi di pondok itu.
Aku heran kenapa anak itu bisa sampai disini sekarang, padahal tadi pagi kami masih bertemu dirumah orangtua ku.

Aku pun akhirnya memarkirkan mobil ku sembarang jalan, dan ku pikir ini memang masih area parkir pondok itu dan berjalan menghampiri Calista.

" Kau , sedang apa kau berada disini ? "

Tak ada jawaban darinya , hanya tatapan malas saat mata kami bertemu.

" Kenapa tak menjawab , huhh ?"

" Apa kau tak melihat ku sedang apaa??  "

Aku hanya menaikan alis ku bingung.
Hingga sesaat aku melihat gerakan kecil dari sosok perempuan yang duduk disisi kiri Calista menyenggol lengan kirinya.

" Ohh, kenalkan , dia Ben kakak ku. tepatnya Benedictus Robert. "
hanya itu yang dikatakan Calista padanya, seakan mengerti dengan gerakan senggolan dilengannya.

Ku lihat gadis itu tak menanggapi, hanya lirikan singkat yang ditunjukan darinya seolah berkata " ohh " .
Tapi sedetik kemudian ku lihat dia melihat ku dan kembali menatap Calista bingung.

" Tapi aku tak pernah melihat sebelumnya? " tanya nya pada Calista yang masih asik dengan makanan dihadapannya. Calista pun menjelaskan tentang ku secara singkat dan diangguki pelan oleh gadis ini tanda ia mengerti.

Dan ku sadari, aku menyukai caranya melirik ku. Ku pikir, gadis ini menolak kehadiran ku disini. Buktinya dia kembali sibuk dengan ponselnya.
" Apa dia tak terpesona pada ku ? " batin ku dalam hati

Aku pun menjulurkan tangan ku berniat berkenalan.

" kenalkan aku Ben.  "

Gadis ini hanya melirik tangan ku yang terjulur dihadapannya.

" aku sudah tau.." jawabnya sarkas dan kembali focus pada ponselnya. Entah ada apa yang dilihatnya pada ponsel itu.

Aku menarik kembali tangan ku. Ku lihat Calista tersenyum sinis melihat ku diabaikan.
Aku pun kembali melihat gadis itu. Entahlah saat tatapan mata kami bertemu, hati ku berdesir hangat. Seperti ada magnet yang menarik ku untuk terus menatapnya.

" Bisakah kau tak memandang ku seperti itu? seolah kau menelanjangi ku dengan tatapan mu? " cibir gadis dihadapan ku ini.
Mungkin dia risih karena aku menatapnya dengan intens. Dan aku hanya mengendikan bahu ku sebagai jawaban.

Dengan sengaja aku mengambil ponsel disaku ku. Dan dengan sengaja pula aku mensilent ponsel ku dan segera membuka aplikasi kamera.
Aku membidiknya dengan ponsel pintar ku ini. Mendapatkan 2 foto unik darinya, yang pertama saat dia sedang serius dengan ponselnya. Dan terakhir saat dia tersenyum singkat pada ponselnya.

Tiba tiba gadis itu menoleh ke arah Calista, Dan berpamitan karena ada meeting penting satu jam mendatang.
Calista pun sempat menahannya karena dirasa baru sebentar mereka sampai disini, bahkan ku lihat makanannya pun belum habis. Ku rasa sih dia menghindari tatapan ku makanya dia berniat pergi. Tapi entahlah...

" Ini gara gara kau kak, dia tidak mungkin pergi kalau kau melihatnya layaknya seorang jalang. " sarkas Calista saat Gadis itu telah pergi.

Aku menaikan alisku bingung. Lalu dengan gerakan tiba tiba Calista berdiri dan beranjak dari tempatnya.

" ayo antar aku pulang. "

" aku tidak bisa, aku ada janji temu dengan teman ku dan Fiko di restoran sebelah. " jawab ku seraya menunjuk lokasi restoran itu.

Calista pun mendengus kasar dan segera melangkahkan kakinya pergi meninggalkan aku yang tak bergeming.

Tiba tiba seorang pria paruh baya menghampiri ku menagih bayaran makanan Calista serta temannya itu.
Aku tak percaya jika mereka meninggalkan ku dengan keadaan ini.. Pergi meninggalkan lapak makanan yang belum dibayar.

Setelah itu aku segera beranjak dan berjalan ke arah mobil ku terparkir.
dan langsung menuju restoran yang telah direservasi oleh Fiko sahabat assisten sekaligus calon adik ipar ku itu.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang