31

308 8 0
                                    

Haiii... Mami dateng lagi bawa chapter baru.. Tapi untuk part ini khusus untuk Vina yaa guys..
Sedikit mengulas tentang kehidupannya Vina. So , happy reading.. ;)

Hari ini aku free. Vanesha memberikan ku hari bebas setelah beberapa hari menyibukkan diri bersamanya. Menyelesaikan segala pekerjaan dan mengoordinir segala keperluan kompetisi.

Lelah..
Itu pasti.. Dan Vanesha menghargai tenaga dan kinerja ku. Begitu pun aku , aku menghargai atasan sekaligus sahabat ku ini. Meski terkadang menyebalkan , tapi aku menyayanginya.

Sangat..
Aku sangat menyayanginya.. Seperti saudara sendiri.

Dan hanya dia serta keluarganya yang ku miliki. Dan hanya mereka lah tempat ku berbagi keluh kesah ku.

Tak ku pungkiri , jika selama ini hidup ku terlalu bergantung pada Vanesha dan keluarganya.

Dan tak ku elak kebenarannya , jika selama ini mereka pun menerima ku selayaknya putri sendiri.

Jujur..
Aku terkesan.. Aku senang.. Aku bahagia.

Setelah tahun-tahun silam kepahitan menghantam ku dengan kepergian kedua orangtua ku. Mereka lah yang selalu berada di sisi ku. Menemaniku , menyemangati ku , menenangkan ku , dan selalu menghargai keputusan ku.

Aku pun sadar diri..
Aku adalah bagian asing dari hidup mereka. Namun mereka selalu meyakinkan ku , jika aku juga bagian dari hidup mereka.

Terlebih saat aku terpuruk tak menerima kenyataan pahit itu. Vanesha lah yang menyadarkan ku. Dia lah yang membuat aku kembali membuka mata dan menata kembali kehidupan ku.

Kalian tahu ?

Orang yang kalian anggap teman, bukanlah teman. Tetapi orang yang kalian anggap orang lain , ia lah yang sebenarnya teman.

Karena itulah yang ku alami..

Vanesha adalah sosok asing dalam kehidupan ku. Awalnya aku dan dia hanya sekedar mengenal dalam masa putih biru. Hingga suatu hari , kepahitan itu datang semua yang ku anggap teman menjauh. Mereka bahkan mengolok ku jika aku adalah anak yatim piatu. Dan mereka pun mengatai ku jika aku tidak pantas untuk berteman dengan mereka.

Hanya karena aku tak lagi memiliki ayah dan ibu ??

Ya.

Hanya karena alasan itu aku di kucilkan. Hanya karena alasan itu aku di singkirkan. Hanya karena alasan itu mereka tak lagi ingin berteman dengan ku.

Dan disaat itulah , Vanesha datang menghampiri ku.

Bahkan aku sempat menolak kehadirannya saat dia menatap ku iba akan perlakuan teman sekelas ku.

" Pergilah dan jangan mengasihani ku hanya karena sikap mereka. Aku tidak butuh itu. " ucapku padanya saat itu.

Bahkan aku masih mengingat dengan jelas saat-saat aku mengucapkan kata kasar padanya dan mengusirnya.

Namun dengan kegigihannya yang terus menerus mendekati ku serta menolong ku saat mereka membully ku. Aku pun mulai terbiasa dengan kehadirannya.

Dan saat itulah , aku dan Vanesha mulai berteman. Kembali berkenalan dari awal , meski kami sudah saling mengenal. Kami sama-sama anggota osis saat itu. Hanya saja kegiatan kami tak sama. Dan itu membuat kami hanya sekedar saling mengenal nama dan kelas.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang