22

352 13 0
                                    

From the way you smile
To the way you look
You capture me
Unlike no other
From the first hello
Yeah, that’s all it took
And certainly
We had each other

And I won’t leave you
Always be true
One plus one, two for life
Over and over again

So don’t ever think I need more
I’ve got the one to live for
No one else will do
I’m telling you
Just put your heart in my hands
I promise it won’t get broken
We’ll never forget this moment
It will stay brand new
‘Cause I’ll love you
Over and over again
Over and over again

From the heat of night
To the break of day
I’ll keep you safe
And hold you forever
And the sparks will fly
They will never fade
‘Cause every day gets better and better

And I won’t leave you
Always be true
One plus one, two for life
Over and over again

So don’t ever think I need more
I’ve got the one to live for
No one else will do
I’m telling you
Just put your heart in my hands
I promise it won’t get broken
We’ll never forget this moment
It will stay brand new
‘Cause I’ll love you
Over and over again
Over and over again

Girl when I’m with you
I lose track of time
When I’m without you
You’re stuck on my mind
I’ll be all you need
Until the day that I die
I’ll love you
Over and over again

So don’t ever think I need more
I’ve got the one to live for
No one else will do, yeah
I’m telling you

Just put your heart in my hands
I promise it won’t get broken
We’ll never forget this moment
It will stay brand new
‘Cause I’ll love you
Over and over again
Over and over again
Oh yeah oh yeah

Over and over again
Oh yeah oh yeah
Over and over again

Lagu itu menggambarkan perasaan ku pada Vanessa.. Gadis mungil ku..

Aku mengacak kasar rambut ku mengingat apa yang ku ucapkan kepadanya saat dimobil.

Entah mengapa aku tiba tiba mendengarkan dengan hikmat lagu yang terputar di radio mobil saat pulang ke penthouse.

02.45 am

Aku bahkan sampai tidak bisa memejamkan mata ku hingga dini hari. Aku memikirkan ucapan gadis ku. Pertanyaan singkat yang diucapkannya begitu lirih dan kosong.

Tanpa ada tekanan dalam setiap kata yang diucapkan pada kalimat yang dia ajukan. Bahkan terdengar seperti gumaman.

Aaaggrrhht !!!

Aku meneguk habis vodka yang ada di genggaman ku. Bahkan minuman ini saja tidak memberikan efek apapun untuk masalah ku kali ini.

Bodoh !!

Kau bodoh Ben !!!

Aaaggggrrrrrht !!!

Aku kembali mencoba menghubungi Vanessa , namun hasilnya tetap sama. Dia mematikan ponselnya sejak aku mengantarnya pulang.

Bisa bisanya aku berbicara seperti itu padanya. Tidak seharusnya aku mengatai pekerjaannya. Bahkan aku tidak jauh berbeda dengannya. Justru pekerjaan ku yang lebih menyita waktu ku.

Sial kau , Ben !!!

Aku mengumpat diri ku sendiri sejak tadi. Bukan maksud ku untuk mengatai pekerjaannya. Hanya saja aku begitu khawatir dengan kesehatannya.

Wanita dan pria itu memiliki daya tahan tubuh yang berbeda. Dan wanita itu lebih cenderung lebih mudah tumbang daripada pria.

Aku tidak mau gadisku jatuh sakit lagi. Aku tahu dia tidak menyukai obat obatan. Karena itu aku tidak ingin dia sampai jatuh sakit lagi.

Aku merebahkan tubuhku di sofa. Menutup mata ku dengan sebelah lengan ku. Mencoba memejamkan mata ku tuk sejenak. Hingga akhirnya aku terbawa arus alam mimpi.


                             **********


Aaaagggrrhhtt !!

Brengsek kau Ben !!!!!!!!

Bisa bisanya kau mengatai pekerjaan ku !! Kau tidak tahu betapa aku mendambakan pekerjaan ku ini , hhuuuhh !!

Kau tidak tahu betapa berharganya pekerjaan ku ini untuk karyawan karyawan ku , huhh !!!

Bangsat kau , Ben !!!!!

Sial kau !! Baru saja aku ingin membuka diri untuk mu , sekarang justru kau yang membuatku harus membentengi diri ku dari mu !!!

Aku membenci mu , Ben !!!!

Aku terus memukul samsak yang ada di hadapan ku ini. Mencurahkan seluruh kekesalan ku pada Ben lewat guling besar dan keras yang digantung didalam ruang pribadi dikamar ku.

Bahkan sampai dini hari ini pun aku terus memukulnya hingga tak lagi memiliki kekuatan untuk menumpukan kaki ku.

Aku terduduk dan menenggelamkan wajahku pada lipatan kaki ku. Keringat masih terus bercucuran, tenggorokan ku terasa kering karena aku terus meneriaki kekesalan ku.

Nafas ku pun masih belom beraturan. Emosi ku benar benar tersalurkan saat ini. Sudah lama aku tidak seperti ini. Hanya karena pria tidak tahu diri itu , emosi ini kini menguasai ku !!!

Aaagggrrhttt !!!

Aku membenci mu , Ben ! Hiks..

Tanpa sadar aku meneteskan airmata..

Tidak pernah aku selemah ini hanya karena seorang pria.. Aku tidak pernah menangis hanya karena seorang yang ku sayang mengatai pekerjaan ku.

Sayang ??

Yaa, aku akui aku menyayanginya. Aku sadar itu. Aku tak munafik jika sikap dan perlakuannya pada ku justru membuat ku menyayanginya.

Tapi kali ini ??

Aku tidak tahu.. Hatiku seolah remuk saat dia mengatakan jika pekerjaan ku itu adalah pekerjaan sialan.

Apa dia tidak sadar? Justru pekerjaannya lebih sialan dari ku. Dia yang tidak pernah memiliki waktu sedikit pun untuk keluarga. Bisa bisanya dia mengatakan hal itu..

Hahaha , aku menertawai diri ku sendiri.
Pekerjaan sialan dia bilang..

Kau tidak sadar jika kau juga mengatai pekerjaan mu sendiri adalah pekerjaan sialan, Ben.. gumamku lirih.

Aku tak ingin melihat wajah mu , Ben.
Menjauhlah dari ku mulai saat ini.
Jangan mengganggu. Jangan lagi hadir dalam hari ku. Jangan lagi hadir dalam pikiran ku , Ben.

Aku meraih ponsel ku , mengaktifkan sebentar lalu memblokir semua akses yang bisa dilakukan Ben untuk menghubungi ku.

Bahkan ada beberapa pesan yang ku abaikan darinya. Ada kata maav terselip didalam setiap pesan yang dikirimnya.

Akhirnya aku menyudahi sesi pelampiasan ku diruangan ini. Aku melangkah ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Aku berdiri dibawah shower yang menyala dan langsung mengguyur seluruh tubuhku.
Hanya ini yang dapat merilexkan tubuh dan pikiran ku tuk sejenak.

Usai melakukan ritual mandi ku, aku langsung merebahkan tubuhku di ranjang empuk ku tercinta. Mematikan lampu utama dan menghidupkan lampu tidur.

Menarik selimut hingga bawah dagu ku. Dan aku pun mulai memejamkan mataku sesaat mata ku melihat jam diatas nakas menunjukkan angka 02.56 am.

Wedding DressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang