Lara yang dilanda rasa penasaran, akhirnya memutuskan untuk mendatangi Nathan yang saat ini ada di kamarnya untuk menanyakan hal itu langsung padanya.

"Nath, aku masuk ya!" ucap Lara sesaat sebelum dirinya akhirnya membuka pintu kamar Nathan dan masuk ke dalam sana.

"Emm.. ada apa, Sayang? Apa kau sudah selesai membuatkanku sarapan? Kenapa cepat sekali? Aku bahkan belum mandi,” ucap Nathan yang saat ini terlihat topless dan tengah duduk dipinggir ranjang.

"Ya, itu sangat terlihat sekali, Nath. Aku kesini karena ingin bertanya sesuatu padamu,” ucap Lara membuat Natha mengernyit sebelum akhirnya menjawab..

"Tentu saja boleh, Sayang. Katakan kau mau bertanya apa? Aku akan mendengar dan menjawabnya,” ucap Nathan sambil tersenyum ke arah Lara seperti biasa.

"Aku menemukan_______      apa itu Bra? Di sini? Dikamarmu? Apa yang terjadi di sini sebenarnya, Nath? Apa hal yang tengah kau sembunyikan dariku? Apa kau bermain dengan wanita lain di belakangku selama ini? Dimana wanita itu? Aku yakin dia masih ada di sini, ‘kan? Kau sembunyikan dimana dia?" ucap Lara setelah melihat sebuah Bra di dekat selimut yang tergeletak berantakan dilantai.

Lara lalu berjalan mengelilingi kamar Nathan untuk mencari wanita yang diduganya masih berada di sana. Sedangkan Nathan sendiri, pria itu mengikutinya dan mencoba membujuknya dengan rayuan-rayuan dan kata-kata manisnya yang sama sekali tidak ada satu pun yang masuk ke dalam telinga Lara, ya, karena wanita itu tengah marah saat ini. Hingga...

"Dengarkan aku, Sayang. Aku bisa menjelaskannya. Semua ini hanya salah paham. Kumohon dengarkan aku dulu,” ucap Nathan yang terlihat sekali jika dirinya saat ini tengah mencoba mencegah Lara untuk tidak membuka lemari bajunya dengan cara menghalangi pintunya.

"Dia ada di situ, ‘kan? Menyingkir dari situ sekarang. Aku ingin melihat apakah kecurigaanku padamu itu benar adanya. Kubilang menyingkirlah, Nath,” ucap Lara marah lalu mendorong tubuh kekasihnya itu agar pergi dari hadapannya, agar ia bisa membuka lemari baju milik Nathan itu. Dan...

"Oh, Great Nath. Kukira ucapanku tadi tidak benar, tapi apa yang kulihat ini. Dia sedang telanjang di sini dan kau topless?! Apa kau berniat untuk melakukannya lagi tadi sedangkan kau tahu ada di bawah sana menunggumu?! Dasar brengsek!!!" ucap Lara setelah ia menemukan seorang wanita di dalam lemari baju Nathan dalam keadaan telanjang. Lara sungguh sangat terluka hingga akhirnya ia langsung pergi dari sana tak peduli jika Nathan sedari tadi terus berteriak mencoba menghentikannya.

"Babe.. Sayang.. dengarkan penjelasanku dulu. Ini semua ada penjelasannya, Sayang.. kumohon jangan pergi,” ucap Nathan yang memang sedari tadi mengekor di belakang Lara. Tapi, Lara tidak sedikit pun melihat ataupun melirik ke arahnya.

"Sayang.. lihat ak_______"

"Cukup, Nath. Diamlah. Aku tidak ingin menjelaskan penjelasan apa pun darimu lagi. Sekarang pikiranku masih dipenuhi kemarahan dan aku tidak ingin bicara apa pun pada siapa pun. Simpan saja penjelasanmu itu untuk nanti, dan itu pun jika aku masih ingin mendengarnya. Aku tidak menyangka kau mengkhianatiku seperti ini, Nath. Apa tidak cukup memiliki aku yang sangat-sangat mencintaimu? Aku pergi,” ucap Lara yang sangat dewasa dan bijak. Begitulah dirinya sekarang. Jika kebanyakan wanita akan mengucapkan kata Putus saat itu juga, Lara lebih memilih meredam amarahnya dulu dan barulah nanti dia akan memilih keputusan. Apakah ia ingin melanjutkan hubungannya dengan Nathan atau tidak?

Lara langsung saja keluar dari rumah kekasihnya itu dengan membawa barang-barangnya tanpa ingin melihat ke arah kekasihnya itu lagi. Dengan catatan. Lara tidak menangis sama sekali.

Ya, wanita itu sekarang sudah jarang sekali menangis, karena menurutnya membuang air mata untuk hal yang tidak perlu hanya akan sia-sia dan membuang tenaga saja. Tapi bukan berarti ia tak pernah menangis. Karena nyatanya beberapa hari yang lalu ia menangis karena melihat kakaknya terbaring lemah di tempat tidur karena demam. Jangan lupakan jika Alex dan Lara adalah saudara kembar. Keduanya akan memiliki perasaan kuat yang terhubung langsung. Jadi jika salah satu dari mereka sakit atau merasakan penderitaan, yang lainnya akan merasakannya juga.

Setelah Lara berjalan cukup jauh meninggalkan rumah Nathan, Lara lalu berhenti dan duduk di kursi tunggu halte bus. Bukan berniat untuk menunggu bus datang, tapi ia ingin beristirahat sebentar di sana.

Lara lalu membuka tasnya dan mengeluarkan ponselnya dari sana. Untuk apa? Ayo kita cari tahu bersama.

"Hmm.. aku tidak mungkin menelepon kakak di saat seperti ini. Dia pasti sedang di dalam kelas, ‘kan? Aku tahu harus menelepon siapa, sekarang,” ucap Lara sendiri lalu mulai mengotak ngatik ponselnya dan...

"Hallo, Stella... apa kau sedang sibuk, sekarang?" begitulah sapa Lara pada seseorang di seberang telepon sana.

"Hai Sweetie.. ada apa kau meneleponku di jam segini? Ya, aku sedang santai saja saat ini. Katakan, ada perlu apa?”

"Emm.. Stella, bisakah aku tidak bekerja dulu malam ini. Sudah lama aku tidak mengambil cuti, bukan,” ucap Lara pada atasannya itu, atau lebih tepatnya pemilik Club tempatnya bekerja itu. Stella Benwood. Putri konglomerat yang juga adalah pemilik beberapa Club terkenal di Los Angeles.

(Apa aku belum pernah mengatakan jika keluarga Warren saat ini sudah pindah dan menetap di Los Angeles, sekarang? Maafkan aku. Tapi akhirnya sekarang kalian tahu bukan.)

"Maafkan aku, Honey.. sayangnya kau tak bisa libur malam ini. Katy dan Shay sudah meminta izin untuk tidak masuk kemarin. Bagaimana jika kau mengambil cutimu lain kali karena Club membutuhkanmu malam ini? Emm.. begini, aku akan menambahkan gajimu nanti jika kau bekerja untuk malam ini. Bagaimana?"

Ya, begitulah tabiat Stella yang selalu menggunakan uang untuk bisa membujuk orang kecil seperti Lara yang memang tak bisa menolak dengan itu.

"Baiklah, Stell.. kau selalu bisa membujukku. Baiklah aku akan bekerja malam ini. Kalau begitu sudah dulu, ya. Selamat bersantai, Baby,” ucap Lara yang kemudian dia mengakhiri sambungan teleponnya.

Lara menghela nafas berat sambil menatap ponselnya hampa. Ia masih tak mengerti sebenarnya kenapa dengan dirinya hari ini. Semuanya terasa tidak benar untuknya. Belum satu hari berlalu, semuanya menjadi kacau dan berantakan seperti ini.

'Huh... aku tidak tahu apakah aku bisa melawati hari yang masih panjang ini dengan mood ku yang sudah sangat berantakan ini. Semangat Lara!!'

Bersambung...
.
.
.
...

Tinggalkan Comment bermanfaat dan Vote kalian selagi itu tidak dipungut biaya alias Gratis !!!!!

Lagi revisi guys. Publish ulang sekalian yak.. maap kalo mengganggu. Xixixi..😁

Thanks

LailaLk

The Bad Jerk ✔ [Warren Series #2]Where stories live. Discover now