" introgasi "

731 64 24
                                    


.
.
.
.
.

Sehun pov

Aku bekerja dihadapkan dengan manusia yang sakit setiap hari, sebahagian mereka mengingatkan aku tentang satu orang dengan dua pribadi yang berbeda, siapa lagi kalau bukan luhan dan lu ge.

Keduanya menyenangkan,dan tentu saja membuatku harus bekerja dua kali lipat menghadapinya dari yang lainya, dan itu telah berlangsung sejak lama hingga detik ini.

Lu ge lebih terbuka walaupun dia tidak manusiawi, sedangkan luhan, dia suka berbelit, berfikiran berat dan acak, kombinasi yang sangat rumit jika keduanya mulai buka suara.

Seperti halnya tadi, mereka berdua berdebat saat aku mengitrogasi salah satunya dan itu adalah luhan.

Bagaimana mungkin aku mengatakan luhanku gila jika dia sudah bicara dengan lu ge, bukankah lu ge itu nyata? Luhan itu masih sadar kalau dialah yang menciptakan lu ge.

Aku mencondongkan tubuhku ke arah lu ge yang menatapku.
" menyingkir jika kau tidak mau " kataku.

" aku mau sekali sehun, tapi kau tahu sendiri bukan bagaimana luhan? " katanya.

" kau juga tahu bukan bagaimana aku? " tanyaku kepadanya, baru kali ini aku melihat wajah bersalah lu ge, tapi aku tidak sepenuhnya menyalahkanya.

" sudah ku peringati, sepertinya dia tidak mau melibatkanmu takut nanti jika kau cemburu, lalu secara membabi buta membunuh anak itu "

" itu pantas sekali aku lakukan jika memang terjadi " jawab ku dan aku yakin ada hal yang di tutupi lu ge.

" maafkan aku sehun "

" katakan apa saja yang di sentuh anak itu " desakku karna luhan tidak mau menjawabnya saat aku menanyakanya tadi.

" hanya bokong "

Bug...

Bukankah aku sang pencemburu,dan jawaban lu ge, membuatku ingin memutar waktu dan benar saja aku akan menghabisi anak itu membabi buta.

Ku rasakan buku2 tangan kiriku berdenyut karna aku meninju dinding pembatas sampai retak.

" luhan tidak ingin kau sepertiku sehun " kata lu ge.
" bagaimana kalau aku ingin? " tanyaku balik.
" bicaralah dengannya, ini adalah masalahmu dengannya, keterlibatanku hanya sebatas eksekusi, bahkan aku sudah mengingkari janjiku kepadanya untuk tidak mengatakan hal2 yang membuatmu seperti ini " kata lu ge.

Aku tahu lu ge bicara seperti itu karna luhan memarahinya di dalam otaknya.

" keluar kau luhan! " perintahku, lama ku pandangi manusia yang sudah menjadi milikku bertahun tahun ini, mata cantik yang selalu berbinar ketika melihatku, dada sempitnya yang selalu tenggelam kala aku memeluknya ke dalam dekapanku.

Senyum favoritnya aku persembahkan untuknya sebagai awal mula dia buka suara, see....dia bahkan langsung ke intinya.

" jangan marahi lu ge,sehun,akulah yang memintanya untuk ikut denganku, aku melakukan itu karna aku tahu kau sangat membenci guanlin, perasaan sakit hati baejin terasa olehmu, aku melakukannya karna lu ge sudah lama tidak mengasah kemampuan kriminalnya, dan... " inilah kelanjutan kata2 luhan yang aku tunggu2.
"....maaf... Karna aku membiarkannya menyentuh bokongku, tapi sumpah...aku tidak terangsang hunnie, aku sendiri mengumpat saat dia melakukan itu " lanjutnya lagi.

Ku belai wajah gemetarnya, seberbahaya apapun dia, tapi akulah yang paling di takutinya. Matanya terpejam, sebelah tanganku yang mengganggur ku biarkan memerangkap wajahnya yang mulai tampak santai.

Bukankah dia tidak tahan akan sentuhanku, dan benar katanya, anak sialan itu mana mungkin bisa membuat luhanku terangsang.

Kedua tanganku berpindah ke bahunya, membawanya berdiri berhadapan denganku. Kita saling tatap dan selanjutnya dialah yang memulai.

EXCEPT YOU ( HunHan) END "REPOST"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang