" pengecualian untukmu "

705 56 5
                                    


.
.
.
.
.
.
.

" di masa depan, lu ge adalah suami baozi sehun "

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari, sejak luhan mengatakan kalau lu ge adalah suami baozi, sehun sama sekali tidak mengeluarkan satu patah katapun.

Bahkan sehun tidak mau menatap luhan, dia memilih duduk di sofa sambil memandang ke arah luar jendela.

" tidurlah sehun, aku mengkhawatirkanmu " kata luhan. Sehun tidak menjawab, luhan bisa saja melakukan apapun sekarang termasuk meminta sehun bicara padanya, tapi luhan tidak mau melakukan itu, dia ingin sehun yang berkorban.

" haneun tidak mengatakan kepadaku kalau kau bisa melihat masa depan luhan " tiba2 saja sehun buka suara, tapi pandangannya masih saja tidak berubah.

" apa aku tidak menarik lagi sehun? Kau tidak mau menatapku " tanya luhan.
" aku menahan diriku luhan, kau lebih menarik dari sebelumnya " jawab sehun.
" aku tidak bisa seperti mu sehun "
" tidak bisa apa? Kau bisa segalanya luhan, termasuk merubah masa depan, aku tidak ingin berbagi " sehun menghembuskan nafasnya kasar, lalu dia merebahkan badanya di atas sofa.

".... sehebat apapun kau luhan, jangan biarkan aku mengandalkanmu, jika aku boleh meminta, aku ingin kau normal saja dan hannya ada kau seorang, tidak ada lu ge, tidak ada siapapun di dunia ini " lanjut sehun dan setelah itu dia memejamkan matanya, karna rasa kantuk sudah menghampirinya.

"...aku tidak bisa menahan diriku sehun, kaulah yang membuatku tertarik " ujar luhan memandangi sehun yang tidur telentang di atas sofa, luhan menyelimuti sehun,dengan telekinesisnya dia tidak perlu repot2 turun dari tempat tidur.

.
.
.
.
.
.

Paginya tepat pukul delapan,luhan sudah bangun dari tidurnya, fikiran sehun membuatnya khawatir, andai saja luhan tidak terus terang, mungkin ke jadiannya tidak akan seperti ini.

Luhan melihat sehun meringkuk dalam tidurnya. Tidak lama pergerakan kecil terlihat, sehun membuka matanya perlahan, lalu menegangkan otot2nya. Tidur di sofa tidak seenak tidur dengan luhan, ujarnya dalam hati.

" makanya... Jangan marah lagi ya hunnie " ujar luhan tiba2, sehun melirik luhan.
" entah mengapa aku menjadi asing denganmu luhan " kata sehun, seketika luhan menangis.
" baiklah kalau begitu aku pergi saja dari kehidupanmu sehun " luhan turun dari tempat tidur, tapi dia tidak melangkah,sehun menatap luhan.
" ... Coba kau hentikan aku luhan? " pinta sehun.
" akan lebih baik jika aku tidak melakukan itu " kata luhan.
" wae? Kenapa luhan?" tanya sehun.
" karna aku lebih suka aku yang dulu, aku yang selalu di manja oh sehun, aku yang tidak tahu apa2 tentang kemampuanmu, aku ingin jadi normal seperti yang kau minta " ujar luhan lirih.

Ucapan luhan menohok hati sehun, entah cemburu atau marah, dia jadi menyakiti cintanya. Dilihatnya luhan kembali menangis, bukankah benar kata luhan, dia ingin luhannya yang dulu bukan luhan dengan segala kelebihannya yang mendadak.

Sehun bangkit dari duduknya menghampiri luhan. Sehun menyeka air mata luhan, luhan menatap sehun.

" hunnie.... Aku merindukanmu " kata luhan dan hati sehun langsung saja luluh akan tatapan luhan. Sehun membawa luhan ke dalam pelukannya.

" aku tidak sanggup kehilanganmu luhan, berbagipun tidak.. " kata sehun.
" sehun.... Bisa kah kita tidak membahas ini dulu, jujur saja aku sudah lama tidak menggunakan kemampuanku,kepalaku pusing " kata luhan.

" kau istirahatlah, aku tahu, semalaman kau memikirkanku, aku butuh penjelasan akan ucapanmu luhan, apa maksudmu aku bisa saja sama sepertimu? " tanya sehun.

EXCEPT YOU ( HunHan) END "REPOST"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang