Chapter 25

8.2K 683 54
                                    

—Flashback on

Suho berjalan dengan langah yang tertatih-tatih. Ia baru saja pulang sekolah dan menyelesaikan ekstrakulikulernya. Dengan tubuh yang dibalut seragam sekolah—yang sudah sangat berantakan—Suho memaksakan diri untuk pulang.

Perjalanannya dari sekolah hingga sampai rumah memang jauh,tapi Suho lebih suka pulang berjalan kaki daripada naik taksi. Lebih murah dan lebih sehat katanya.

"Kau anak dosen Kim?"

Suho menoleh saat ia mendengar suara itu dekat dari telinganya. Dua orang memakai pakaian serba hitam tengah memandang Suho dengan tatapan akhirnya-aku-menemukanmu.

Suho yang saat itu baru saja naik kelas 5 SD, ia mengangguk. Kedua orang laki-laki itu saling menatap lalu tersenyum satu sama lain. Salah satunya berjongkok menyamakan tingginya dengan Suho.

"Ayahmu sedang menunggumu di dekat sini,kau mau menemuinya?" tanya salah seorang diantaranya. Suho mendongak lalu mengangguk. Ia tersenyum manis.

Ketika baru saja tangan Suho digandeng lelaki-lelaki itu, tiba-tiba ada suara teriakan,

"AAAAAAAA!"

Suho membalikkan badannya. Ia melihat seorang anak laki-laki yang berusia dua tahun di atasnya. Anak laki-laki itu memakai seragam yang berbeda dengan Suho. Di dadanya, tertulis

PARK BO GUM

Suho menatap Bo Gum aneh. Kenapa juga dia berteriak? Bo Gum menarik lengan Suho paksa. "Mereka jahat! Jangan ikut mereka!" kata Bo Gum. Suho hanya menatapnya aneh.

PAK!

Salah satu dari kedua lelaki itu memukul kepala Bo Gum keras. "Lepaskan,anak muda. Ini tidak ada urusannya denganmu," ucap salah satunya berusaha lembut.

Alih-alih melepaskan genggamannya, Bo Gum tetap menarik kencang tangan Suho.

BRUK!

Bo Gum jatuh tersungkur ke belakang. Ia di dorong oleh lelaki-lelaki itu secara bersamaan. "Diamlah anak kecil,kau ini terlalu lemah dalam menghadapi orang dewasa seperti kami." Bo Gum menggeram. Ia benci dibilang lemah.

Bo Gum bangkit lalu ia menendang kaki dari salah satu lelaki itu dengan keras. "Kau ini sudah di kasih tahu malah mengeyel," decak satunya lagi.

Bo Gum hanya mengedikkan bahu. Ia tetap menggenggam tangan Suho erat sedangkan kakinya menendang lelaki itu.

BRUK!

Bo Gum terjatuh lagi. Kini lebih keras. Tangannya sudah sedikit terluka. Tapi ia tidak bisa diam begitu saja. Ia tetap menonjoki perut lelaki itu. Walau dirasa tidak begitu mempan, setidaknya kedua orang itu teralihkan perhatiannya dari Suho.

Tangan Suho sudah tidak di genggam erat kedua lelaki itu. Bo Gum menatap Suho sekilas seolah berkata cepatlah-lari. Suho yang memahaminya langsung berlari meninggalkan Bo Gum yang sudah penuh luka di wajahnya. Tapi Bo Gum berhasil kabur.

—Flashback off

Bo Gum menatap bayangan dirinya yang terpantul di cermin. Ia tertawa. "Kenapa gadis itu malah menampar wajahku yang tampan ini? Apa dia gila? Atau gangguan penglihatan?"

***************

Chorong duduk di hadapan Irene saat ini. Ia baru saja selesai menceritakan segala hal yang terjadi. Mulai dari Sehun,Bo Gum,dan lain-lain. Tapi ia tidak menceritakan bahwa ia memeluk Suho di bandara pagi itu. Hatinya masih menjaga perasaan sahabatnya itu.

Chorong tersenyum miris. "Ah, kau ini cantik,Irene-ah. Pantas saja kamu ditembak dua kali dalam sehari."

"Entahlah,aku harus memilih siapa." Irene meneguk kopi susu di hadapannya. Chorong mengangguk.

"Hmm. Aku tidak menghakimimu, tapi saranku, kenapa kamu tidak memilih Bo Gum saja? Lagipula dia hanya memintamu sebagai pacar pura-puranya. Dia tidak akan bertindak macam-macam seperti menciummu,kalau kau menerimanya kan? Untuk Sehun, dia masih terlalu kecil menurutku. Dia juga member grup yang terkenal. Kalau kamu berkencan dengannya, kamu tidak hanya dibenci satu orang,tapi jutaan." Chorong menyarankan. Ia terlihat serius menanggapi persoalan sahabatnya itu.

Irene menatap Chorong sekilas. Lalu mengalihkan pandangannya ke luar jendela kafe. "B-Baiklah. Akan aku pertimbangkan," jawab Irene lemas.

Chorong mengacungkan jempolnya. Lalu tersenyum menang. Ia pergi ke toilet.

"Kamu memang cantik, tapi aku tidak tahu kamu sebodoh itu,Irene-ah." Chorong tersenyum getir sambil mencuci tangannya.

Ia kembali dengan wajahnya yang polos tanpa dosa. Ia kembali mengobrol dengan Irene terkait hal apapun.

KRING!

Telepon Chorong berbunyi. Ia melihat layar ponselnya sekilas lalu menekan tombol merah—yang artinya ia menolak panggilan tersebut—Lalu tersenyum hambar setelah menyadari nama yang tertera disana adalah

PARK BO GUM.

sedih banget sekarang udah gapunya inspirasi apa apa:(  semoga feelnya dapet ya teman-teman:( jangan lupa vomment!! thankyou💓

✔️the leader ; irene + suhoWhere stories live. Discover now