Chapter 18

8.5K 815 12
                                    

Joy tertegun. Ia menatap Suho dengan tatapan takut.

Joy mengangguk pelan. Suho menghela napasnya. "Ah,ani. Maksudku.." ujar Joy dengan intonasi yang lemah. Suho terkekeh. Lalu menyedot minumannya.

"Kau tahu ya?"

Joy mendongak. Ia kembali melihat dengan tatapan takut. Bibirnya sedikit bergetar, "T-Tahu a-apa?" katanya gagap. Suho malah tertawa. Ia menegakkan tubuhnya lalu menepuk lengan atas Joy pelan.

"Aku menyukai Irene."

Joy menatap tidak percaya. Lalu ia menggeleng. "T-TIDAK. Aku tidak tahu soal itu. Maaf karena sikapku menunjukan bahwa aku menuduhmu menyukainya," kata Joy tidak jelas. Suho mengerutkan dahi lalu tertawa cukup keras. Ia melirik Joy sebentar lalu tertawa lagi.

Joy hanya menatap bingung sunbaenimnya. Lalu ia tiba-tiba meraba pipinya sendiri. "Ah,ada yang aneh?" katanya curiga sambil meraba seluruh bagian wajahnya untuk memastikan tidak ada yang aneh.

Suho menggeleng dengan masih ada sisa tawanya. "Tidak-tidak. Hahahahaha,kau ini lucu sekali." Lagi-lagi lelaki di hadapan Joy itu tertawa. Sempat membuat Joy kembali menatap bingung.

"Ah,jinjja oppa. Kenapa?" Joy membuka bungkus plastik kimbap segitiganya. Suho berusaha menenangkan dirinya lalu memandang Joy dengan tatapan yang sulit dibaca.

"Kau kenapa seperti merasa bersalah karena telah menuduhku? Aku memang menyukainya,kok."

Deg!
Joy mendongakkan kepalanya melihat Suho yang masih tersenyum. "Lelaki ini,baik sekali," batin Joy memuji Suho yang masih ada di hadapannya.

**************************
Kedua gadis itu duduk berhadapan sambil memakan makanannya masing-masing.

"Joohyun-ah. Ceritakan apapun."

Irene mendongak. Lalu mulai bercerita setelah ia menelan makanannya. Ia bercerita panjang lebar, mulai dari hal yang penting,sampai yang sebetulnya tak perlu ia ceritakan.

Chorong mengangguk angguk kecil. Dia terkadang tertawa dan terkadang pula wajahnya tiba-tiba datar saat mendengar cerita sahabatnya itu.

"Sepertinya banyak sekali yang aku lewatkan saat aku pergi kesana," sesal Chorong sesekali ia menatap ke arah luar kafe untuk melihat suasana malam kota. Irene mengulum senyum.

Irene menyentuh tangan Chorong. "Chorong-ah. Kau pernah memberiku jam pasir,kan?" tanya Irene tiba-tiba. Chorong sedikit membuka bibirnya. Lalu mengangguk cepat.

"Iya,kenapa?"

"Aku harus mengembalikannya?"

"Tidak. Berikan saja itu pada Suho," kata Chorong kembali fokus kepada makanannya yang tinggal sedikit lagi. Irene mengerutkan dahi.

"Kenapa? Kenapa kamu menyuruhku memberikannya ini pada Suho?" Irene kebingungan. Chorong hanya tersenyum miring,menyimpan kembali sendok dan sumpitnya. Lalu ia menggeleng.

"Bahkan jika aku atau kau menyimpannyapun,dia tetap tidak peduli dengan keberadaanku. Maka berikanlah padanya,bilang saja itu dari seseorang." Chorong tertawa manis. Meninggalkan rasa bingung yang tetap mengurung Irene.

**********************

Flashback on

"Kau hebat,oppa." puji gadis yang ada dihadapannya,Joy. Suho mengerutkan dahi. "Kenapa?"

Joy tertawa lembut. Ia menegakkan posisi duduknya. "Aku tahu, kau diam-diam membeli tiket drama musikal kita,walau kau tahu,atasan melarang kita untuk membelinya atau memberikannya pada siapapun. Tapi kau malah memasukannya ke amplop dengan berani,dan memberikannya pada Irene eonni." Joy menangkap basah Suho yang terdiam malu.

"Aku tahu tatapan kecewamu,ketika mengetahui bahwa Irene eonni datang bersama Sehun oppa,tanpa membawa tiket yang kau berikan."

"Kau yang terlihat sangat khawatir saat aku bilang Irene eonni sakit. Kau datang ke dorm,membawa sekantung makanan padahal aku tahu,kau telah mendengar hal yang menyedihkan,bukan?"

Lagi-lagi Suho tertangkap basah. Ia malu karena ia telah berjuang sepenuhnya untuk Irene,tapi gadis itu sama sekali tidak tahu,bahkan jika ia tahu pun, ia tetap tidak akan peduli. Seorang cinta yang tulus,dari seseorang yang selalu menyimpan rasa cintanya, demi menjaga hati temannya.

Flashback off.

Suho mengehela napas berat. Ia menyandarkan tangannya ke tembok dengan air shower yang masih turun. Sebetulnya ia tidak pernah mandi malam-malam seperti ini,tapi suasana hatinya panas,ia tidak mungkin membiarkannya bergejolak terus menerus.

Suho mematikan keran showernya lalu meraih handuk diatas wastafel dan mengeringkan rambutnya. Ia membalut bagian bawah tubuhnya hanya dengan sehelai handuk,memperlihatkan otot perutnya yang siapapun melihatnya,akan........... ah:")

Lelaki itu keluar dari kamar mandi,memakai baju dan berbaring di atas kasurnya.

KREK!

Sehun memasuki kamar dan melirik hyungnya yang terbaring diatas kasur. "Kenapa malam-malam begini mandi?" tanya maknae itu dingin.

"Bukan urusanmu."

Sehun meraih ponselnya yang sudah selesai di charge. Suho meraih handuknya dan melemparkannya pada Sehun.

"Tolong cuci itu." tiba-tiba suasana hati Suho berubah begitu drastis. Tidak diduga, Sehun malah melempar balik handuk itu sambil menggerutu, "Kenapa harus aku?"

"AKU MENYURUHMU!" bentak Suho yang kini sudah habis kesabarannya. Ia tidak mau marah,tapi hatinya yang bergerak seperti itu. Sepersekian detik kemudian, ia benar-benar menyesal karena telah membentak adiknya seperti itu.

Menebak suasana hati hyungnya yang buruk, Sehun meraih kembali handuk itu dan pergi keluar kamar setelah membanting pintu dengan keras. Sudah ditebak, member-member yang ada di dorm pasti sangat bingung dengan apa yang baru saja terjadi.

Suho memijat pelipisnya. Jujur,ia benar-benar ingin marah melebihi itu,tapi Suho bukanlah tipe orang yang seperti itu. Ia memeluk gulingnya,menarik selimutnya dan memejamkan matanya sesaat.

Ia benar-benar butuh waktu, untuk tidak berbicara pada siapapun, mulai besok sampai beberapa hari kedepan.

halu guyysss,setelah cerita ini beres,niatnya aku mau bikin cerita gitu,tapi aku kepikiran buat imagine juga.

Jadi tolong beri aku saran, cast cerita atau imagine selanjutnya siapa ya? thankyouu

✔️the leader ; irene + suhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang