Chapter 12

9.4K 884 3
                                    

"Kenapa memanggilku oppa? Aku kan lebih muda darimu,Hahaha." Suho duduk di kursi sebelah gadis itu. Gadis itu memukul lengan Suho.

"Ish!" Ia memanyunkan bibirnya sedikit seolah tak terima apa yang baru saja dikatakan Suho. "Umur kita jauh sekali,oppa."

Suho mengacungkan jempolnya. "Hahaha,jangan bicara tentang umur disini," ujar Suho tersinggung.

Gadis itu hanya tertawa lalu mengangguk. "Okay. Sepertinya, oppa adalah lawan mainku."

"Hmm," gumam Suho mengangkat alisnya.

KREK.

Pintu terbuka lagi. Kini seorang gadis yang tak asing di mata maupun di kehidupan Suho. Joy.

"Annyeonghaseyo.." Joy membungkukkan badannya berkali kali. Lalu ia duduk di samping 'gadis' itu. "Aku tidak telat kan?" tanya Joy tersenyum malu.

"Aniyoo.. Aku juga baru datang." Suho tersenyum manis sekali. Terpancar aura dewasa di mimik wajahnya.

"Krystal eonni.." panggil Joy membuat gadis itu menoleh. "Ya?" Krystal menoleh. Lalu Joy tersenyum sambil menggeleng malu.

"Ah aniyo."

Beberapa saat kemudian,beberapa staff dan juga idol lainnya datang bergantian. Mereka duduk di kursi satu persatu dan berinteraksi satu sama lain.

Buku naskah diberikan.

Suho menghela napas ketika mendapati dialognya yang panjang. Dia juga harus bernyanyi beberapa lagu.

"Ah,sepertinya aku harus melatih vokalku lebih sering sekarang," curhat Suho sambil membolak-balik halaman buku naskah. Krystal tertawa kecil. Lalu bergumam mengiyakan perkataan Suho.

"Suho-ssi,Krystal-ssi." Seorang staff memanggil. Keduanya mendongak.

"Lakukan hal apapun yang membuat chemistry kalian menjadi baik. Kita buat penonton bukan hanya terhanyut dalam alur ceritanya,namun tatapan dan perasaan kalian yang bercampur didalamnya," jelas seorang staff wanita dengan rambut tergerai bebas.

Suho dan Krystal mengangguk. Mereka saling menatap satu sama lain lalu tersenyum. Pembangunan chemistry dalam sebuah drama musikal sangat sulit kan?

*******************
Gadis dengan rambut kunciran itu duduk di depan meja. Ia membuka laptopnya dan menyeruput kopi susu yang baru saja ia buat barusan.

Ketika layar laptop itu menyala sempurna,ia menekan aplikasi Skype. Aplikasi yang menjadi sarana komunikasi lewat video.

Mencari kontak 'Irene Bae' di dalamnya. Lalu memencet tombol video call.

Menunggu beberapa saat,telepon itu diangkat. Menampilkan wajah pucat nan cantik milik Irene.

"Chorong-ah!" sapa Irene di sebrang sana. Chorong tersenyum lalu melambaikan tangannya. "Apa kabar? Aku dengar kamu sakit kemarin," tanya Chorong dengan suara parau.

Irene mengacungkan jempol. "Sudah membaik. Kamu gak perlu khawatir. Bagaimana disana? Lancar?"

Chorong mengangguk dan tersenyum manis. "Hmm,aku sudah lama gak mendengar cerita lagi darimu,Irene." Chorong meraih gelas berisi kopi susunya dan kembali meminum satu tegukan.

Irene memanyunkan bibirnya. Menatap langit-langit kamarnya seolah berpikir. "Sehun." Jawabannya singkat,padat,tapi tidak jelas. Nama familiar tapi punya maksud tersendiri.

"EXO?"

Irene mengangguk. "Dia mengirimkan makanan saat aku sakit. Lalu mengajakku jalan ketika akhir musim dingin. Menurutmu dia kenapa?" tanya Irene sambil mengunyah sebuah cemilan di dalam toples.

Chorong memangku wajahnya,terlihat berpikir. "Aku tidak mengatakan dia suka padamu. Tapi biasanya, orang yang seperti itu tertarik padamu. Baiklah, kau akan jadi Noona sekarang." Lalu ia tertawa.

Irene cemberut. Ia sebal dengan jawaban sahabatnya itu. Walau di hati kecilnya, ia membuka kotak harapan. Berharap apa yang baru saja dikatakan Chorong akan terjadi.

"Irene-ah,"

"Mwo?"

"Berikan aku kabar tentang Suho. Aku rindu,"

✔️the leader ; irene + suhoWhere stories live. Discover now