Chapter 17

8.5K 793 7
                                    

Chorong berjalan pelan menghampiri Irene yang tengah terdiam kaku. Ia menatap mata Suho dan Irene bergantian.

"A-ah! Sepertinya aku pernah melihat—" Ucapan Suho terhenti setelah Irene membungkam mulutnya dengan telapak tangan.

Dengan sigap,Irene menarik tangan Chorong menjauhi Suho. Kini langkah mereka terhenti. Mereka tak saling menatap,karena masih ada rasa bersalah dan kecemburuan di dalamnya.

"C-Chorong.."

"Kalau aku gagal melupakannya,gimana? Apa ini salahku? Jika aku tidak bisa melupakan lelaki itu,bagaimana? Aku harus apa,Irene-ah? Harus apaa?" keluh Chorong yang mulai menitikkan air mata. Irene memijat pelipisnya dan memeluk Chorong.

Setelah semuanya ia coba,menjauhinya beberapa bulan. Di dua negara yang berbeda. Dan kini ia masih mengagumi lelaki itu dengan sama. Tidak sedikitpun ia berubah. Lelaki jam pasir itu.

**********************
"Aku pulang,"

Member EXO menoleh ke arah pintu. Leadernya baru saja pulang dari pertunjukan drama musikalnya yang mereka tonton tadi siang. D.O duduk di kursi bar dan menatap mata lelah leadernya.

"Suho hyung.." panggil D.O tanpa maksud. Suho menoleh "Ne?"

D.O menggeleng. "Ah,ani. Aku lupa," ucap D.O memukul mukul kepalanya berkali kali dengan pelan. Suho tersenyum kecil lalu berjalan ke arah kamarnya.

Suho menatap Sehun yang tengah duduk di atas kasur,memainkan ponselnya. Banyak sekali pertanyaan yang hendak ia tanyakan pada maknae itu. Ia ingin marah.

Melontarkan kata-kata yang tidak pantas untuk maknaenya itu. Tapi dia tidak bisa. Bagaimanapun, dia tetap adik kecil yang ia sayang. Dia tidak mudah menyalahkannya hanya karena seorang gadis yang mereka sukai adalah orang yang sama.

Suho menggantungkan mantelnya di belakang pintu lalu merebahkan tubuhnya di kasur. "Kau datang bersama Irene tadi?"

"APA YANG BARU SAJA KAU TANYAKAN,SUHO!! BODOH SEKALI KAU!!!" kutuk Suho pada dirinya sendiri.

Sehun menoleh. "Aku?" Wajah polosnya,aku yakin siapapun akan terpana melihatnya. Suho mengerlingkan matanya lalu berdecak. "Memangnya kau kira aku bertanya pada siapa? Gantungan baju itu?" ledek Suho jengkel sambil menunjuk gantungan baju yang tergantung di lemari.

Sehun mengangguk kecil. "Aku menonton dramamu dengan member lainnya,termasuk Red Velvet.." Jawaban Sehun hanya di respon gelengan oleh Suho.

"Ani. Bukan, bukan itu maksudku. Kau duduk di sebelah Irene tadi?" ucap Suho tegas sebelum ia mengutuk dirinya lagi. Sehun memalingkan wajahnya kepada ponselnya lagi.

"Iya,kenapa?"

"Ah tidak,aku dengar kamu membelikannya tiket kan?"

"Hmmm,"

"Gomawo sudah membeli tiketnya."

Sehun hanya mengangguk kecil lalu pergi keluar kamar. Seakan sedikit tidak nyaman dengan apa yang baru saja dikatakan Suho.

Suho mendecak. Dia menelengkupkan kepalanya ke bantal. Baru saja ia akan menutup matanya untuk sekadar tidur sebentar.

TING!
Bunyi ponselnya. Ia melihat notifikasi yang muncul di layar ponselnya.

Joy RV now
Annyeong,Suho Oppa. Ini Joy. Bisa bertemu sebentar? Ada hal yang penting yang harus aku katakan. Tentang drama. Kutunggu di minimarket yang berada di sebrang kantor jaksa. Gomawo.

Suho menautkan kedua alisnya. Sebetulnya malam ini ia lelah. Ia baru saja pulang dari pertunjukan tadi pagi. Dan kini ia harus segera pergi lagi,untuk dongsaengnya.

Itu bukan masalah,apalagi yang harus dibicarakan adalah hal yang penting. Ia meraih mantelnya lagi. Keluar kamar dengan tatapan seperti biasa.

"Loh,hyung? Ada apa? Kenapa pergi lagi?" tanya Kai khawatir. Semua member kini menatapnya. "Iya hyung. Bisakah kau beristirahat dulu?" kata D.O yang tak kalah khawatir.

Suho menggeleng lalu tersenyum tipis. "Tidak apa-apa. Ini masalah pekerjaan juga." Suho memakai sepatunya dan berbalik badan untuk sekedar melambaikan tangannya kepada para member yang tengah menatapnya cemas.

Kini ia sudah berjalan menuju minimarket di sebrang kantor jaksa katanya. Karena memang tidak terlalu jauh,ia sanggup untuk berjalan kaki.

Ia sudah di halaman depan minimarket itu. Duduk di kursi plastik berwarna putih dan melamun. Menunggu Joy yang mungkin belum datang.

KLINING!
Pintu minimarket terbuka. Keluar seorang gadis dengan rambut terkuncir rapi. Itu Joy.

"Ah,oppa. Mianhae,tadi aku abis beli ini,siapa tau kita akan berbicara lama dan lapar. Yakan?" katanya sambil menunjukan 4 kimbap segitiga dan 2 botol susu pisang kemasan. Lalu ia duduk di kursi hadapan Suho.

"Ini untuk oppa," kata Joy menyerahkan 2 kimbap segitiga dan satu botol susu pisang kemasan. Suho meraihnya dan berterimakasih dengan wajah rupawannya. Walaupun ini sudah malam, wajahnya tetap terlihat indah.

"Kau mau bicara apa,Joy?"

Joy menggigit bibir bawahnya. Tidak ingin membahas hal ini dengan keadaan canggung seperti ini. "A.. Eum.. D-Drama. Aku mau sedikit bertanya tentang drama musikal kita. Tidak begitu penting,tapi aku tidak mengganggu waktu malammu kan?" tanya Joy memulai pembicaraan. Suho menggeleng pelan lalu menusukan sedotan ke minuman susu pisangnya. "Tidak apa-apa. Aku kosong malam ini."

Joy mengangguk paham. Walaupun masih ada sedikit rasa khawatir dirinya akan mengganggu waktu sunbaenimnya.

"Drama.. Ah...Apa ya aku lupa.."

Suho berdeham. "Ah,Joy-ssi."

Joy mendongak, "Ne?" jawabnya sopan. Suho mengalihkan pandangannya pada jalanan,kantor jaksa,lalu kembali menatap Joy.

"Tadi pagi,kau bilang sesuatu padaku sebelum pertunjukan dimulai kan? Soal hal yang mengganggu... ah apalah itu. Maksudmu,apa?" Pertanyaan Suho cukup membuat pikiran Joy tercabik-cabik.

Jantungnya tak karuan. Seketika menyesal karena telah berbicara hal yang sangat.. ah. Entahlah.

"Ah,i-itu.. Ap—"

"Sehun kan maksudmu? Juga Irene?"

hula guys ini adalah chapter paling panjang yang pernah aku tulis dan publish. Semoga kalian suka!

✔️the leader ; irene + suhoWhere stories live. Discover now