Chapter 22

8.1K 748 38
                                    


Sudah 3 bulan lebih Suho pergi. Tidak ada yang tahu kabarnya,di sekolah mana ia melanjutkan pendidikannya,di rumah siapa ia tinggal,tidak ada yang tahu. Termasuk managernya. Ia benar-benar putus kontak dengan siapapun.

TING!

Gadis itu menatap layar ponselnya.

Sehun now
Noona,mau minum kopi?

Irene melempar ponselnya tanpa membalas satu katapun pada Sehun. Akhir-akhir ini ia jarang berhubungan dengan maknae EXO itu. Ia lebih sibuk dengan dunianya sendiri. Apalagi ia sekarang sudah menjadi MC di sebuah acara musik.

Irene merebahkan tubuhnya di kasur. Melepas ikat rambutnya lalu menghela napas. Mengeluarkan segala sumber lelahnya selama tiga bulan terakhir ini.

TING TONG!

Bel dorm berbunyi. Karena tidak ada siapapun lagi disana,Irene membuka pintu.

"Kenapa tidak balas pesanku?"

Irene memundurkan sedikit langkahnya setelah melihat Sehun yang sudah rapi berdiri di hadapannya. Sehun menunjuk ponselnya yang ada di tangannya.

"A-Ah itu.."

"Ayo,noona."

Sehun menarik lengan Irene keluar dorm. Irene tenggelam dalam diamnya hanya terlihat pasrah.

Sehun membawa Irene ke sebuah kafe dekat sana. Memesan kopi hangat dan duduk di dekat jendela besar. Irene yang tak sempat membawa ponselnya,hanya memandang sekeliling kafe,berpura-pura tidak melihat Sehun.

"Noona."

Irene menoleh.

"Aku menyukaimu,kau tahu?"

Suara lembut Sehun membuat hati Irene seolah tertusuk. Irene menahan napas dan membulatkan matanya. Ia bungkam. Tidak sanggup mengatakan apapun bahkan sekadar satu huruf.

Irene berdiri. Ia tersenyum paksa. "Maaf sepertinya aku lupa mengunci dorm,permisi." Irene berlari kecil meninggalkan Sehun yang tersenyum miring. Akhirnya ia puas mengeluarkan perasaannya tanpa kehadiran Suho disini.

Irene berlari menuju dorm sambil terus memukuli kepalanya. "Bodoh,Irene." Ia memaki dirinya dalam hati.

Ia masuk ke dalam dorm dan duduk di sofa dengan napas terengah-engah. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri dengan pelan lalu mengeluh, "Aah! Kenapa dia malah mengatakannya secepat itu,hah?"

"Tck! Molla!" Irene mengambil segelas air putih lalu meneguknya sampai habis. Ia meraih tasnya dari belakang pintu lalu memakai sepatunya. Acara musik tempat ia bekerja akan di mulai 5 jam lagi. Masih butuh waktu yang lama,tapi lebih baik pergi sekarang. Irene takut Sehun akan menghampirinya ke dorm dan menanyakan jawaban dari pernyataan yang baru saja ia katakan.

Setelah memakan waktu 20 menit untuk sampai di tempat acara,Irene turun dari taksi dan disambut oleh tatapan heran para staff.

"Irene-ssi,kamu tidak perlu datang secepat ini," ucap seorang staff wanita berbaju hitam. Irene menggigit bibir bawahnya. "Tidak apa. Aku mau istirahat sebentar. Lagipula,dormku sepi." Irene berjalan melewati staff wanita tersebut dengan jalan yang cepat.

Irene masuk ke dalam ruang tunggu dan menghempaskan tubuh mungilnya ke sofa. Ia meraih ponselnya dari dalam tas lalu memainkannya.

Sesekali ia melihat pesannya pada Suho yang dikirim beberapa bulan yang lalu. Sampai sekarang masih belum dibaca. Irene menghela napas. Ia sangat khawatir dengan lelaki itu. Bodoh,hanya dengan satu surat, ia benar-benar merasa tenggelam di dalamnya.

"Suho, bisa kau hubungi aku?" ketik Irene lalu mengirimnya. Gadis itu berharap Suho bisa membalas,atau minimal ia membaca pesannya. Tapi itu mustahil. Lima tahun ke depan,ia tidak bisa bertemu lelaki itu. Mendengar suaranya,apalagi menatap mata indahnya. Sungguh keterlaluan jika dulu ia sempat mengabaikannya.

"Irene-ssi."

Irene menoleh. Seorang lelaki gagah dengan senyum manisnya berdiri dengan balutan kemeja putih yang membuatnya semakin tampan. "Ah,kau sudah datang juga?"

Lelaki itu menarik pergelangan tangan Irene dan menuntunnya masuk ke dalam ruangan make up. Tidak ada orang disana.

"Ah,Oppa! Sakit."

Irene meringis sambil mengusap pergelangan tangannya setelah ditarik paksa oleh lelaki itu. "Ada apa?" tanya Irene dingin.

"Irene-ssi." Lagi-lagi lelaki itu memanggil Irene dengan suara beratnya. Kini,kedua tangan lelaki itu ada di kedua pundak Irene.

"Berpura-puralah jadi pacarku."

DEG!

Irene melotot lalu menutup mulutnya setelah lelaki bernama Park Bo Gum itu,selesai bicara.

*********************

untuk hari ini,aku post segini duluu yaa,karena ya begitulah tidak ada ide:( Maaf ya ini ceritanya boring paraaahhh huhuhuhu sedihh:( aku kehilangan inspirasi:(

Vomment juseyoooo!!

✔️the leader ; irene + suhoDonde viven las historias. Descúbrelo ahora