Chapter 16

8.4K 802 6
                                    

Pertunjukan dimulai.

Suho memasuki panggung dan berakting seperti yang seharusnya. Berdialog dengan lawan mainnya,bernyanyi, dan sesekali ia menatap ke ujung ruangan itu.

DEG!

Matanya menangkap dua insan yang berada di tengah tengah lautan penonton. Mereka duduk bersebelahan, menyaksikan drama musikal itu dengan tawa manis yang keluar dari bibir wanita itu.

Suho menatapnya lalu kembali berakting. Menunjukan bahwa apapun yang membuatnya tidak nyaman,bukan berarti ia harus berhenti bersikap profesional. Dia benar-benar contoh seorang idol yang baik.

Kini,Suho ada di depan panggung, berdampingan dengan lawan mainnya,Krystal. Mereka saling menatap. Melontarkan ucapan-ucapan romantis yang sesuai dengan naskah yang telah mereka hafal.

Kini bibir keduanya hampir bertemu,siap melakukan kiss scene yang ditunggu-tunggu. Ketika ujung bibir mereka telah bertemu,penonton bersorak riuh.

Irene yang ada di tengah-tengah itu menatap sekilas lalu bertepuk tangan seraya menatap ke bawah. Enggan menyaksikan adegan itu.

Pertunjukan selesai dalam waktu sembilan puluh menit. "Mau ke backstage?" tanya Sehun pada Irene yang masih duduk tepat di sebelahnya. Irene mengangguk. "Aku ingin bertemu Joy," jawabnya dengan senyuman cantik.

Member Red Velvet dan beberapa member EXO berjalan bersama menuju backstage untuk memberi selamat pada salah satu membernya yang tampil disana.

Irene berjalan berdampingan dengan Seulgi. Gadis itu tak banyak bicara, dia menatap lurus dan tetap berjalan menuju ruang kumpul para pemain.

KREK!

Tangan Wendy membuka pintu ruangan itu. Para pemeran ada disana. Irene tersenyum manis. Setelah memeluk dan memberi selamat pada Krystal, Ia memeluk Joy.

"Kerja yang baik,Joy-ah." Joy tersenyum lalu mengacungkan jempolnya.

Irene duduk di sofa panjang disana. Mengobrol dengan member-membernya dan Krystal.

"Irene-ssi."

Irene mendongak mencari sumber suara bas itu. Suho disana. Berdiri di sebelah kursi dengan wajah tampan nan ramahnya. 

"Ne?" jawab Irene memiringkan kepalanya. Suho menatap ke arah pintu. "Bisa bicara? Sebentar?" tanya Suho menunjuk pintu dengan jempolnya. Irene bangkit dari duduknya lalu mengangguk.

Member Red Velvet berpandangan. Mereka ingin mendengar apapun yang dibicarakan dua leader itu. Penting? Masalah group? Masalah agensi? Atau.. cinta?

Suho dan Irene ada di luar ruangan. Mereka masih berdiri saling menatap. Dan akhirnya Irene yang pertama kali membuka mulutnya. "Ada apa?" Wajahnya tiba-tiba berubah drastis menjadi seorang gadis yang dingin.

Suho menunduk dan menghela napas. "Sudah sembuh?" Pertanyaan pertama yang terlontar dari mulut Suho,membuat Irene sedikit mengangkat kedua alisnya.

"I-Iya.. Kenapa?" Irene tidak mau memperpanjang percakapan awkward ini. Suho menyentuh bahu Irene dan melepasnya kembali. "Terimakasih sudah datang seperti permintaanku," kata Suho tiba-tiba.

Irene menautkan kedua alisnya bingung. Kapan lelaki yang ada di hadapannya ini memintanya untuk datang? "Ah.. Kapan kamu memintanya?"

Suho membulatkan matanya. "Kamu sudah baca suratku?"

"Surat apa?" jawab Irene polos.

"Surat.. yang waktu itu.." Suho menatap khawatir. Irene menggeleng setelah berpikir sebentar. "Tidak. Kamu tidak pernah memberikanku surat."

Suho menghela napas. Ia mengerti,bahwa gadis cantik di hadapannya belum membaca suratnya,atau lebih tepatnya.. ia tidak mau membacanya.

Suho tersenyum paksa. "Ah baiklah. Terimakasih sekali lagi karena sudah datang dan membeli tiketnya," katanya ramah. Irene tersenyum kecut.

"Hmm,aku tidak membeli tiketnya."

"Lalu bagaimana kamu bisa ada disini?" respon Suho dengan tawa. Ia mengira,ucapan Irene adalah sebuah candaan. Tapi itu realita.

"Sehun,member-mu. Membelikannya untukku. Jadi,berterimakasihlah padanya."

DEG!

Suho terdiam. Ia benar-benar marah. Tidak, dia tidak marah. Dia kecewa. Kecewa pada usahanya yang sama sekali tidak di hiraukan. Kecewa pada semua apa yang telah diberikannya yang tidak pernah gadis itu anggap.

"Joohyun-ah,"

Suho dan Irene serentak menoleh,mencari sumber dimana suara yang memanggil nama asli Irene itu. Seorang gadis berambut panjang dan poni pendeknya yang menutup sebagian dari dahinya,berdiri disana. Menatap dengan mata pedih. Matanya sedikit berair dan tangan kanannya mencengkram lengan baju yang lainnya.

Irene terbelalak. Menatap bergantian kepada Suho,dan gadis itu.

"C-Chorong-ah.."

Yeaaay i'm backk!!! Sebetulnya aku masih ujian,tapi nyempetin buat lanjutin cerita ini karena gabut huhuhu...  yuhu tunggu kelanjutannyaa yaaa!! hope you guys like it!!

✔️the leader ; irene + suhoWhere stories live. Discover now