Chapter 3

16.5K 1.4K 37
                                    

"Ah,kenapa tiba-tiba ngajakin sarapan?" Irene berusaha melepas genggaman tangan Suho. Suho tidak mempedulikannya dan terus berjalan menuju kedai kopi terdekat.

"Mau pesan apa?" Suho akhirnya melepas genggamannya setelah sampai di depan pintu kedai. Irene yang merasa terganggu langsung menatapnya tajam dan berjalan mundur.

GAP!

Lagi-lagi Suho menangkap tangannya. "Kamu ini kenapa sih?" tanya Suho menatap balik. Irene mendelik dan berdecak sebal. Ia tidak menjawab dan malah memperhatikan sekitar.

"Irene-ah!"

"Apa?" jawab Irene jutek.

Suho menarik lengan Irene dan membawanya masuk ke dalam kedai. "K-Kenapa kamu membawaku kesini?" Irene duduk di kursi hadapan Suho. "Ada yang harus kita bicarakan." Suho meraih buku menu.

"Mau pesan apa?" tanya Suho lagi. Irene menggeleng. "Aku ingin pulang," jawab Irene sebal.

"Mau pesan apa?"

"Udah aku bilang kan? Aku ingin pulang!" Irene melirik Suho tajam. Suho mengerlingkan matanya. "Kamu ini punya masalah apa sama aku?"

Irene menoleh dan terdiam. "T-Tidak," jawabnya gugup. "Kalau begitu kenapa kamu selalu menatap aku seperti itu?" Suho menyerang cepat. Irene menghela napas. "Seperti apa? Aku memang selalu menatap semua orang seperti itu kan?" bela Irene.

"Kamu menatap aku dengan rasa dendam,Irene. Apa salahku?" Suho menatap mata Irene dalam-dalam dan membuat gadis itu tidak berkutik.

"Kamu memang lebih tua dari aku,Irene. Tapi bagaimanapun juga, aku ini tetap sunbaenim kamu. Bisakah kau sedikit menatap aku lebih sopan?" Suho menghela napas berat di akhir kalimatnya. Irene menatap kosong. Ia tidak bisa melawan apa-apa lagi.

"L-Lalu.. A-Apa yang harus aku lakukan?" tanya gadis itu polos. Suho memberikan buku menu itu pada Irene. Lalu tersenyum tipis.

"Temani aku sarapan dan jangan pernah menatap aku seperti itu lagi. Paham?"

*****************
SBS 22 Januari 2018

#Backstage#
Suho merapikan rambutnya sambil bercermin. Ketika sudah merasa puas dengan penampilannya, ia berjalan keluar dari make up room sekedar untuk mencari udara segar.

TAP.. TAP..
Ia berjalan menelusuri lorong backstage. Hingga ia melihat gadis berpakaian imut sedang berjalan memainkan ponselnya.

"Dasar,kalau dia sampai tertabrak bagaimana?" kata Suho dalam hati. Ia berdiri diam.

DUK!
Gadis itu menabrak dada Suho yang kekar. Suho tertawa kecil. Gadis itu mengusap puncak kepalanya. "Ah,Suho Oppa!" kata gadis itu jengkel. Suho mengacak-acak rambut gadis itu.

"Hati-hati,Eunha-ya. Kamu bisa menabrak apapun yang ada di hadapan kamu kalau kamu terlalu fokus sama ponsel kamu ini!" Suho memasukkan tangannya ke saku.

Suho tidak sadar,seorang gadis yang tak kalah mungil tengah memperhatikannya berinteraksi dengan Eunha. Bae Irene tengah menatapnya kesal.

"Aku kira dia hanya baik padaku," gerutu Irene. Irene terus berjalan hingga ia berpapasan dengan Suho dan Eunha.

"A-Ah! Irene!" Suho menyadari gadis itu. Irene menoleh dan tersenyum kecut. Suho hanya melambaikan tangannya dan kembali melanjutkan obrolannya dengan Eunha.

Irene terus berjalan dengan hati yang terus mengomel. Ia berjalan menuju make up room Red Velvet yang kebetulan berada di ujung lorong. Red Velvet akan tampil membawakan lagu Ice Cream Cake,Red Flavor dan Peek A Boo malam ini.

"Ah,gak peduli!" gumam Irene sambil sedikit menoleh ke arah belakang. Suho dan Eunha masih berbincang.
"Mereka membicarakan apa sih?"

CKREK!
Ia membuka pintu make up room Red Velvet dan menutupnya keras. Semua yang ada di dalamnya menoleh. "Tutup yang pelan,Eonni! Aku kaget banget!" Yeri mengusap dadanya. Irene tertawa samar. Ia mengacungkan jempolnya dan menjatuhkan tubuhnya ke sofa. Menarik napas lega dan menelan ludah.

Masih dibayangkannya tatapan lelaki itu beberapa minggu yang lalu. Masih dibayangkannya cara lelaki itu makan. Masih dibayangkannya cara lelaki itu tersenyum.

"A-Ah! Aku ini berpikir apaan sih?" Irene memukul kepalanya berkali-kali. Dia malah malu membayangkannya. "Aku memikirkan seolah aku menyukainya saja! Ih!" kata hati kecil Irene.

"Kenapa,Eonni?" Wendy berjalan menujunya dan duduk disampingnya. Irene menggeleng pelan. "Uri Eonni lagi jatuh cinta!" ucap Wendy setengah berteriak. Segera, Irene membungkam mulut Wendy.

"Kau ini tahu darimana sih?" Irene mengomel. Wendy dan member lainnya tertawa. "Jadi benar ya?" goda Joy yang masih di rias oleh penata rias. Pipi Irene berubah merah bak tomat.

"K-Kalian ini bicara apa sih?" ucap Irene jengkel sekaligus tersipu. Para member tertawa. "Hm, sepertinya aku tau sesuatu tentang Eonni." Seulgi tiba-tiba datang lalu tertawa.

Irene mengerutkan dahi. "J-Jangan sok tahu deh!" Irene menatap sinis. Seulgi menepuk pundak Wendy dan mengedipkan sebelah matanya.

"Suho oppa kan?" Seulgi menebak.

DEG!

Ucapan Seulgi tepat sasaran. Irene membisu. Tubuhnya diam membeku.

✔️the leader ; irene + suhoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang