Chapter 21

8.6K 810 64
                                    


"Annyeong," sapa Irene yang kini sudah duduk di hadapan D.O. D.O menatapnya sekilas lalu menyedot kopi hangatnya.

Mereka ada di Sum cafe ruang VIP,jadi tidak ada siapapun yang bisa masuk kecuali orang yang punya akses untuk masuk ke sana. D.O menghela napas berat.

"Suho hyung.. menyayangimu. Kau tahu kan?" Tatapan D.O membuat sekujur tubuh Irene berubah kaku. Tidak menyeramkan,tapi membunuh.

Irene mengangguk kecil lalu menunduk dalam. "Maaf,tapi kamu sudah membaca suratnya?" tanya D.O tetap sopan. Meskipun D.O adalah sunbaenim Irene,tapi tetap saja umur Irene berbeda jauh dengannya.

Irene menyibakkan rambutnya lalu mengangguk lagi. "Kau tidak perlu takut padaku,Irene-ssi. Hahahaha, aku tidak akan menyuruhmu macam-macam." D.O sedikit menenangkan perasaan wanita yang ada di hadapannya.

"Aku tidak bisa berlama-lama disini. Ada hal lain yang perlu aku urus. Maksudku untuk berbicara denganmu kali ini,karena ada beberapa hal yang perlu aku sampaikan. Sebelum Suho hyung perg—"

KRING!

Ponsel D.O berbunyi. D.O melirik layar ponselnya yang menyala lalu bangkit dari duduknya. "Maaf,tapi sepertinya aku harus pergi. Annyeong," pamit D.O tiba-tiba. Dia bahkan belum selesai melanjutkan perkataannya.

Irene mengerutkan dahi. Ia benar-benar penasaran apa yang tadi di katakan D.O. Ia ingin tahu,tapi.. yasudahlah. Irene meninggalkan Sum Cafe dengan rasa penasarannya.

BRUK!

"Ah mianhae.."

"Bogum oppa?"

*************************

Hari ini benar-benar terjadi. Suho sudah siap dengan setelan bandaranya. Dibawanya dua buah koper besar yang mungkin cukup untuk perlengkapan dirinya selama di Kanada.

Hampir semua member sengaja mengosongkan jadwalnya pagi ini,hanya untuk mengantar hyungnya pergi. Suho sudah meninggalkan kamar tidurnya. Ia menghela napas lega. Tapi juga tertunduk khawatir.

Bagaimana nasib kedelapan kakak dan adiknya jika ia tinggal 5 tahun? Di detik ini, ia masih ragu. Tapi perkataan ayahnya adalah suatu hal yang tidak bisa ia lawan.

Lagipula benar, menjadi sukses harusnya bukan menjadi penghalang untuk kembali belajar. Menjadi seseorang yang berkecukupan bukan berarti kita tidak boleh bersikap sederhana. Justru hal kecil itu yang membuat sesuatu menjadi semakin besar.

"Hyung.." Baekhyun memeluk Suho erat. Ia menangis di pundak kakaknya yang selalu ia abaikan setiap kalimatnya. Seakan menyesali setiap sifat nakalnya yang terkadang membuat hyungnya itu jengkel. Seakan ingin kembali meraih semua perkataannya yang selalu membuat Suho marah. "M-Mianhae,hyung.."

Siapapun tidak kuasa menahan tangis mereka. Tak terkecuali Sehun. Ia merasa bersalah karena tidak pernah mau melakukan apa yang Suho suruh,bahkan hanya sekadar menghampirinya. Lelaki itu memang hebat. Dia berjuang di dalam kelamnya dunia hiburan,tanpa mengeluh ketika menjadi seorang pemimpin. Ia selalu tersenyum bahkan ketika semua member tidak pernah ada yang menghiraukannya.

Baginya,EXO adalah dunia. Ketika ia benar benar kehilangan EXO,maka ia akan kehilangan dunianya. EXO adalah adik dan kakaknya. EXO adalah sekumpulan anak nakal dengan sejuta bakat yang merengkuhnya.

"Sampai bertemu lima tahun lagi,Baekhyun-ah.." Suho menepuk punggung Baekhyun pelan. Lelaki yang ada di pelukannya masih saja terus menangis. Lima tahun ini apa yang harus ia lakukan dengan hidupnya tanpa seorang kakak yang selalu ia bantah?

Suho melepas pelukan Baekhyun pelan. "Gwaenchana." Lagi-lagi ia menenangkan semua membernya disaat saat seperti ini. Dasar leader yang terlalu baik.

Kini Suho sudah ada di mobil van bersama member EXO yang lainnya. Di kendarai oleh manager,menuju Bandara Incheon. Selama perjalanan,tak banyak yang bicara. Sebagian besar dari mereka melamun. Sisanya tidur karena memang ini masih terlalu pagi untuk mereka.

"Manager hyung.."

Manager menoleh. "Bisa kau menyuruh agensi untuk mengonfirmasinya setelah aku sampai di Kanada?" pinta Suho khawatir. Manager mengangguk paham.

Mereka sudah sampai di Incheon. Suho turun dan membantu managernya untuk membawa koper-koper besar miliknya. "Penerbanganku masih ada 90 menit lagi." Suho melirik jam tangannya.

Suho berjalan menghampiri Xiumin lalu memeluknya. "Hyung,jaga adik-adikku. Maaf tidak bisa menemanimu untuk 5 tahun dari sekarang," pesan Suho membuat mata Xiumin memanas. Sungguh tanggung jawab yang besar untuk seorang kakak yang harus menjaga 7 adiknya. Dan kini Xiumin akan merasakan apa yang selama ini dirasakan Suho.

Setelah melepas pelukan Xiumin,Suho beralih pada Lay lalu memeluknya. "Kau tidak banyak bicara,tapi jagalah adik-adikmu. Kau sudah dewasa,dan jangan lupakan aku meski aku berada di tempat jauh dalam waktu lama." Suho menepuk nepuk punggung Lay.

"Baekhyun-ssi,gunakan waktu kosongmu untuk beristirahat. Aku tahu kamu punya banyak jadwal diluar EXO. Maka istirahatlah,jangan terlalu banyak menggunakan suara emasmu. Aku khawatir pada kondisi tenggorokanmu."

Suho memeluk membernya satu persatu dan memberikan sebuah pesan singkat. Mereka menangis. Masih tidak bisa menerima takdir bahwa mereka akan kehilangan Suho dalam waktu lama. Mereka tidak bisa bergantung pada siapapun saat mereka ada di dalam keterpurukan. Mereka tidak tahu harus pada siapa mereka mengeluh tentang jadwal padat mereka.

Mereka tidak bisa mencurahkan isi hati mereka dalam masalah apapun. Kini mereka sudah terlambat,Suho akan kembali lima tahun lagi.

"S-Suho Oppa!"

Suho menoleh. Gadis dengan rambut panjang hitam lurusnya berjalan dengan napas tersegal-segal.

"Irene-ssi. Ada ap—"

SET!

Gadis itu memeluk tengkuk Suho lalu menangis di pundaknya. "Mianhae.." Gadis itu bergumam. Suho yang merasa kaku, mencoba mengusap punggung Irene pelan.

"Mianhae.. Jeongmal.."

Suho mengusap kepala Irene dan tersenyum singkat. Irene melepas pelukannya lalu menunduk dalam.

"Kau benar-benar pergi?"

Suho mengangguk.

Irene mendesis sambil mengusap pipinya yang dibasahi air mata. "Tapi.. kemana? dan berapa lama?"

"Bagi para penumpang pesawat ***** dengan nomor penerbangan **** tujuan Kanada, silahkan untuk—"

"Tunggu aku,Irene-ssi."

Irene kembali memeluk Suho singkat. Lalu pergi.

Flashback on

Joy berlari kecil menghampiri Irene yang tengah berdiam diri di kamarnya. "Irene eonni!"

Irene menoleh. "Cepatlah pergi ke Bandara. Suho oppa akan pergi."

"K-Kemanaa?"

"Cepatlah. Akan kujelaskan nanti."

Flashback off.

Halooo maaf telat hehehehhehe, ini chapternya kurang ngebaperin sih ya:( aku gak bisa bikin baper baper scene gituuu huhuhu:( maafkaaan yaa! vommentt yaaa

enjoy!

✔️the leader ; irene + suhoWhere stories live. Discover now