Twenty-Three

5.2K 255 6
                                    

“Kamu kenapa deh, kok diem aja?” tanya Bagas saat ia dan Sheena sedang bersama-sama berjalan menuju parkiran. Sheena hanya menggeleng, tanpa menoleh pada Bagas sama sekali. Bagas menarik lengan Sheena yang sudah agak didepannya, “Jujur.”

“Ngga kenapa-napa kok, aku cuma capek.”

“Kalo gitu maaf ya bikin kamu nunggu lama, besok-besok ngga usah nungguin lagi juga ngga apa-apa.”

“Ngga gitu, aku capek aja karena—Ah udahlah udah yuk pulang,” Sheena menarik tangan Bagas agar lebih cepat sampai pada tempat dimana Bagas memarkirkan motornya, dan mereka akan segera pulang.

“Mungkin aku cuma kegeeran sih, tapi ngejelasin aja ngga apa-apa kan. Kalo kamu mikirin tentang anak cheers yang tiba-tiba nyamperin aku, mereka cuma nyampein pesen dari Della yang mau bikin surprise party buat Kenta, minta bantuan anak basket yang lain juga.”

Sheena tak membalas ocehan Bagas, langsung menaiki motor dan duduk di jok belakang saat Bagas sudah menyalakan mesin motor. Bahkan saat Bagas bercerita seperti itu, yang muncul dipikirannya adalah, Kenapa mereka cuma ngomong ke kamu? Kenapa ngga ke yang lain? Kenapa ngga langsung Della aja yang ngomong? Kenapa harus melewati Sassie? Kenapa? Kenapa segalanya terasa begitu sulit untuk dimengerti?

*****

“Sebentar lagi Kenta ulang tahun ya, kak? Kamu ngasih hadiah ngga tahun ini?” tanya Rizal –ayah Sheena- pada Sheena, namun tetap fokus pada layar laptopnya. Sheena menoleh dengan malas, lalu mengangkat bahu tak acuh. “Kok gitu?”

“Ak—“

“Kasih pa, kadonya udah disiapin malah. Ada tuh dikamarnya. Sepatu ya, kak?” Anna datang dengan secangkir teh hangat untuk Rizal langsung ikut nimbrung, membuat Sheena melotot kaget. Seakan memberi kode pada Anna untuk tak banyak bicara, namun sayang mamanya tak memedulikan arti tatapannya itu.

“Oahahaha ya ngga usah malu lah, kak. Biasanya kamu nanya kan ke papa mau ngadoin Kenta apa,”

Sheena merengut kesal, “Ya kan masalahnya aku udah bukan siapa-siapanya Kenta, pa. Rada aneh kalo tetep ngasih dia kado.”

“Loh, emangnya kenapa? Yang ngasih kado kan ngga harus pacar. Diko, Bima, mereka selalu ngasih kado kan? Tapi mereka bukan pacarnya Kenta.”

“Kan beda, paaaaaaaa!!”

“Hush, udah malem kak, jangan teriak-teriak ah. Fauzan udah tidur, nanti malah kebangun lagi. Tidur kamu, besok bangunnya malah kesiangan.”

Karena omelan Anna, dengan kesal Sheena berjalan masuk menuju kamarnya, membiarkan televisi yang masih menayangkan serial tv kesukaannya tetap menyala.

Namun didalam kamar Sheena ngga langsung tidur, melainkan menyalakan laptop lalu menyetel lagu-lagu Justin Bieber kencang-kencang sambil mengecek handphonenya. Untuk kali ini, Sheena merasa kehilangan karena Bagas sejak waktu maghrib tiba ngga lagi mengabarinya untuk sekedar bertanya apakah ia sudah makan, sedang apa, atau mengajaknya bercanda.

Iseng, Sheena membuka chat-nya dengan Bagas beberapa jam terakhir setelah mereka pulang dari sekolah.

Bgskrrrr: Woy cabe, udah mandi belom? :p

Asashena: Belom K

Bgskrrrr: Tuhkan suka jorok si udah mau maghrib, yang

Asasheena: Nanti dululah tanggung, kan gaboleh mandi pas maghrib

Bgskrrrr: Ya makanya mandi dari sekarangg

Asasheena: *voice notes sent* “MALES BAGAAAAAAASSSSSSSSS”

How Can I Move On?Where stories live. Discover now