Three

9.8K 329 5
                                    

“Lo yang namanya Sheena?” Seseorang dengan kasar menarik pergelangan tangan Sheena yang sedang berjalan menuju kelas dan langsung mendorongnya ke tembok. Sheena tak merasa kenal dengan wajah perempuan dihadapannya.

“Sorry, bisa sopan dikit? Gue ngga kenal sama lo,” ketus Sheena dengan dingin. Perempuan didepannya hanya tertawa sinis.

“Gue cuma mau bilangin, jauh-jauh dari hubungan Kenta sama Della. Biarin mereka bahagia. Ngga perlu deh lo sok-sokkan dateng lagi ke kehidupan Kenta terus ngancurin hubungan mereka. Ngga mau di cap murahan kan?”

Kebiasaannya keluar, kebiasaan yang selalu ia hindari sejak awal masuk SMA karena tak ingin dianggap kasar. Sheena menarik hidung mancung perempuan didepannya dan mendekatkan wajah ke hadapan perempuan itu, “Gue bukan cewek murahan. Cara lo yang murahan. Gue ngga pernah ngedeketin Kenta. Kita cuma temen, emang salah? Bilangin ke Della, rante-in aja cowoknya kalo emang ngga boleh deket sama siapa-siapa.”

Sheena melepas jepitan tangan di hidung perempuan itu dengan lembut dan berjalan meninggalkannya. Tepat saat perempuan itu ingin menjambak rambut kecokelatannya, seseorang menarik pergelangan tangan Sheena, membuat perempuan itu kehilangan kendali dan terjatuh.

“Jangan kasar.” kata Kenta dingin pada Sassie dan langsung mengajak Sheena pergi dari koridor itu. Sassie hanya merengut kesal, segera bangun, dan kembali ke kelasnya.

“Makasih,” kata Sheena pelan saat sudah sampai didepan kelasnya. Kenta tersenyum lalu mengangguk.

“Lain kali hati-hati ya, Sassie emang kasar.”

“Emang gue ngeganggu hubungan lo sama Della, ya? Kalo iya, maaf deh. Gue janji ngga bakalan deket-deket sama lo lagi,” kata Sheena sambil mengangkat kedua jarinya membentuk ‘V’. Kenta menggeleng, menurunkan tangan kanan Sheena.

“Ngga perlu. Lo sama sekali ngga ngeganggu kok. Emang Sassie-nya aja yang lebay. Della aja ngga pernah ngomong macem-macem ke gue,”

“Ngga semua cewek se frontal gue kali,” kata Sheena memperlihatkan cengiran polosnya, membuat Kenta menahan keinginannya untuk mengacak-acak puncak kepala Sheena karena banyaknya orang yang ada disekitarnya.

“Iya sih ya, cuma lo doang yang kalo ngambek langsung bilang. Inget waktu lo ngira Elfa itu selingkuhan gue? Baru satu jam lo ngediemin gue, terus lo bilang ‘Kamu punya selingkuhan kok cantik sih? Udah gitu blak-blakkan lagi didepan aku. Aku marah tau. Kamu ngga ngerasa emang kalo aku ngambek’. Hahaha sumpah itu konyol banget.”

“Dan begonya lagi karena pas lo ngejelasin, gue malah asik ngeliatin Diko berantem sama kucing. Lo sampe tiga kali ngejelasin, hahaha.”

“Masa semalem—“ Mereka mengucapkan dua kata pertama itu bersamaan, membuat keduanya terdiam, lalu tertawa.

“Lo duluan,” ucap keduanya lagi, bersamaan. Sheena menutup mulutnya dengan kedua tangan, tanda bahwa ia membiarkan Kenta mengatakan apa yang ia mau katakan lebih dulu.

“No no no, ladies first,” kata Kenta. Menyadari kalau cara mereka mengobrol menghalangi jalan, Sheena mengajak Kenta untuk duduk di dekat tanaman yang ada didepan kelasnya. Bersamaan, keduanya duduk dilantai dan menghadap satu sama lain. Hal yang biasa mereka lakukan di SMP dulu.

“Oke, gue duluan. Masa semalem gue nemuin foto ini,” Sheena mengeluarkan sebuah foto cetakan dari saku seragamnya dan memberikannya pada Kenta, “Dan gue malah jadi inget sama surprise yang lo kasih waktu kita Anniv satu tahun.”

Kenta menatap lekat-lekat foto ditangannya. Fotonya dengan Sheena ketika ia sedang memberi surprise pada Sheena di hari jadi mereka yang ke satu tahun. Sheena yang berada dalam rangkulannya, dan mereka berdua yang sama-sama tersenyum ke kamera dengan beberapa teman-teman dibelakangnya sambil melempari kertas-kertas kecil.

How Can I Move On?Where stories live. Discover now