Ten

6.1K 257 2
                                    

Sejak dua jam yang lalu, Kenta terus me-refresh timeline Twitter-nya karena banyaknya tweet ngga penting Bagas untuk Sheena. Dan Sheena-pun tidak menggubrisnya sama sekali. Hanya pada awal saat Bagas meminta di followback, Sheena sudah mem-follow-nya, Bagas mengatakan terima kasih, Sheena berkata sama-sama, Bagas mencoba mengajak ngobrol, tapi tidak mendapat balasan lagi dari Sheena. Walaupun saat itu Sheena tetap online.

Setiap Sheena membuat tweet tentang Justin Bieber, pasti ada balasan dari Bagas yang menganggap dirinya jauh lebih tampan dan bertalenta dari Justin. Yang biasanya Sheena akan mengomel jika Kenta yang mengatakannya, kali ini ia tak menjawab apapun saat Bagas yang mengatakannya.

Sesekali Kenta tertawa sendiri melihat betapa mirisnya jadi Bagas yang terkenal sebagai playboy dikelas, mengejar-ngejar perempuan yang benar-benar tak tertarik padanya.

@AsasheenaP: NSN itu bikin inget sama sesuatu …… haha, can’t forget it.

Tweet terakhir Sheena sebelum offline itu terus membuat Kenta tersenyum, bahkan berulang kali ia membuka profile Sheena dan kembali melihat tweet itu. Bagas membalas tweet itu dengan bertanya apa arti NSN, dan Kenta malah tertawa lebar mendengarnya. Setidaknya, ia lebih tau banyak hal tentang hal-hal yang disukai Sheena daripada Bagas.

Walaupun ia sudah membuat kesepakatan dengan Sheena untuk tidak berkelakuan seperti saat mereka berpacaran, satu hal yang sudah menjadi kebiasaan Kenta sejak dulu tetap tidak berubah. Stalking timeline Sheena secara diam-diam. Bahkan banyak tweet Sheena dari Twitter lama maupun baru yang Kenta screen capture dan di simpan di flashdisk pribadinya.

“Bang, ada temen lo,” kata Elfa sambil mengetuk pintu kamar Kenta. Kenta merasa terganggu karena sedang asyik melihat-lihat favorites Sheena di Twitter.

“Siapa emang? Biasanya juga langsung masuk,”

“Gue ngga kenal. Yang pasti ganteng,” kata Elfa sambil berbisik. Kenta mengerutkan keningnya bingung. Setelah keluar dari profile Sheena dan mematikan handphone, Kenta berjalan keluar dari kamar dan menemui orang yang dimaksud Elfa ganteng.

“Ngapain lo?” Kenta berdiri didepan lelaki yang masih dengan gaya [sok] cool-nya. Dia, Bagas, menoleh kearah Kenta dan langsung nyengir lebar.

“Tamu itu raja, Kenta. Ajak masuk dong, kasih minum kek,”

“Gue ngantuk, ada apaan?”

“Gue mau tau banyak hal tentang Sheena dari lo. Karena kalo yang gue liat, lo sama dia udah kenal cukup lama ya?”

“Gue ngga kenal sama dia. Bye.” Kenta menutup pintu rumah, menguncinya, dan langsung masuk ke kamar dan mengurung diri dibalik selimut. Ia tak memedulikan lagi Bagas yang terus mengetuk pintu rumahnya, bahkan sampai mengintip dari balik jendela kamar Kenta yang ada didekat pintu utama.

“Lo kenapa sih, Ta? Kok pas ngomongin Sheena muka lo berubah banget? Lo suka sama dia?” teriak Bagas sambil terus mengetuk-ngetuk jendela kamar Kenta. Kenta mematikan lampu kamar dan menutup gorden kamarnya, lalu mulai memejamkan mata dengan telinga tersumpal earphone.

Gue tau ada yang ngga beres disini. Liat aja, kalo Della ngga bisa gue dapetin, Sheena bisa. Lo ngga mungkin milikin semuanya.

*****

“SHEENA!”

Tepat saat melewati lapangan basket, seseorang dengan lantang memanggil Sheena dan langsung menghampirinya. Della.

“Tumben manggil, kenapa?” tanya Sheena sambil merapihkan jaketnya yang baru ia buka. Hari ini Sheena naik ojek, makanya dipaksa memakai jaket oleh Anna. Della tersenyum.

How Can I Move On?Where stories live. Discover now