Eleven

6.1K 235 0
                                    

“Laper ngga, Na?” tanya Kenta saat mereka keluar dari toko pernak-pernik.

Sheena mengangguk, “Laper banget lah. Ini udah jam dua tau, Ta.”

Mereka sudah setengah jam mengitari mall dan karena bingung, akhirnya memutuskan untuk membeli sebuah kotak musik yang sudah dipahat oleh si penjual dengan nama Kenta dan Della didalamnya. Awalnya Kenta tidak mau dan lebih memilih kotak musik itu hadiah untuk Sheena, namun Sheena tentu menolaknya. Ulang tahunnya masih jauh, untuk apa diberi hadiah? Sedangkan yang besok ulang tahun itu kekasihnya.

“Mau makan apa?”

Sheena menjelajahi matanya keseluruh sudut foodcourt, sampai pandangannya terpaku pada … “Gue bakso Afung aja deh! Udah lama banget ngga makan bakso.”

“Jangan jangan, lo harus makan nasi lah. Masa makan bakso doang.”

“Ya kan bisa pake nasi,”

“Ngga enak lah.”

“Kan gue yang makan, Ta.”

“Makan fried chicken aja ya?”

“Ih ngga mau.”

“Na,”

“Ta.”

“Oke oke, gue beliin bakso Afung. Lo tunggu disini aja,” kata Kenta menyuruh Sheena untuk duduk dikursi yang kosong untuk dua orang. Sheena mengangguk saja.

“Tapi lo makan apa?”

“Ngga tau nanti gue liat dulu.”

“Iyaudah gih sana, gue udah laper banget.” Sheena mendorong tubuh Kenta yang masih berdiri disebelahnya agar pergi untuk memesankannya makanan.

Kenta berjalan menjauh, sementara Sheena sibuk melihat-lihat orang-orang yang sedang makan di area foodcourt. Diam diam ia tertawa melihat beberapa orang yang cara makannya lucu atau karena perdebatan kecilnya dengan teman atau kekasihnya tentang makanan.

“Ngetawain apaan lo?” tanya Kenta yang langsung duduk dikursi didepan Sheena, membuat perempuan itu kaget. Sebelumnya kan Kenta sedang memesan makanan, kenapa sudah kembali lagi?

“Kok cepet banget, Ta?”

“Pesenannya gue samain.”

“Yah ngga seru dong. Nanti ngga bisa rebutan makanan kayak mba-mba yang itu tuh, hahaha,” bisik Sheena sambil mengarahkan matanya ke meja disebelah timur mereka, sekitar dua meter dari tempatnya duduk.

“Hush. Masih sama aja kelakuannya, suka ngetawain orang-orang makan. Ngga baik, Na,”

“Yaudah sih gapapa, kan hiburan, Ta.”

“Ngeliat muka gue juga bisa ngehibur kok, Na.”

Sheena menarik hidung Kenta dengan kedua jarinya, “Mauan ah.”

*****

“Makasih ya, udah mau nemenin,” kata Kenta saat mereka sampai didepan rumah Sheena. Sheena turun dari motor Kenta, menganggukkan kepala dengan senyuman manisnya. Kenta ikut tersenyum melihatnya. Untuk beberapa saat, mereka lupa diri, terlalu asyik pada apa yang mereka lihat masing-masing.

Sheena mengerjap beberapa kali, lalu mengetuk-ngetukkan kaki untuk menutupi kegugupannya, “Makasih juga udah mau nganterin. Plus traktir makan.”

“Anggep aja impas lah,”

“Em, oke. Lo mau—“

“Ngga deh, gue langsung balik aja. Udah sore juga. Salam buat keluarga lo, bilang juga ke Fauzan gue udah punya koleksi Marvel yang baru,”

How Can I Move On?Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin