35

1.3K 52 1
                                    

"Apa arti dari semua ini?!"



Mata Rachael hanya fokus menatap ke sumber suara itu, buliran air yang ia tampung mengartikan seolah perasaannya sakit yang teramat. Melihat orang yang kita tunggu, orang yang kita nantikan orang kita sayangi dan pula orang yang kita cintai malah bersama dengan sahabatnya sendiri. Bukan di tusuk dari belakang lagi, bahkan tepat dengan kedua matanya secara langsung.

Fia dengan tangan yang melingkar di lengan Richard dan merengek layaknya kekasihnya yang pergi sekian lama yang tak kunjung kembali. Itulah tontonan gratis saat ini Rachael lihat.

Film yang di putar saat ini sangat tidak bagus untuk hatinya. Teramat perih.

Rachael teringat waktu dulu kata tiap kata yang selalu sahabatnya lontarkan agar tidak mendekati atau berhubungan dengan yang namanya Richard Gibson, tapi apa buktinya, sekarang malah ia menjilat air liurnya sendiri. Cih!

Sementara itu Fia menoleh dan mendapati sahabat yang sejak lama tidak ia jumpai, Rachael hanya terdiam sembari mata masih fokus melihat gandengan tangan Fia bergelayut manja di lengan lelakinya. Bodoh! Sekarang dia milik orang lain, Rachael..

Fia langsung memeluk Rachael dengan erat saat itu, rindu nya itu tiada tertandingi oleh siapapun saat ini hingga Rachael yang hanya menatap lurus ke Richard merasakan sakit hingga tanpa sadar meneteskan air matanya.

"Rachael, lo kemana aja gue kangen.." ucap Fia di dalam pelukan itu.

Rachael terus terdiam dan tak menggubrisnya sama sekali. Fia melepaskan pelukannya dan menjauh dari Rachael, "Lo nangis?" Tanya Fia kemudian.

Rachael tersadar dan mengusap pipinya kasar dengan terkekeh pelan, "Eh? Gak, gue, gue terharu aja" Elaknya gugup.

"Terharu?" Tanya Fia lagi.

Rachael mengangguk pelan, "Ah, pasti terharu ketemu gue lagi kan?" Lanjut Fia dengan asumsinya sendiri. Rachael hanya membalasnya nya tersenyum.

"Lo sama siapa?"

Belum sempat Rachael menjawab seseorang sedang menyorakinya terdengar sangat lantang dan jelas. "Rachael!!"

Katya menghampiri mereka bertiga dengan santainya, lalu meletakkan tangan besarnya di pundak Rachael, wanita itu sedikit kaget melihat Katya. Sedangkan lelaki itu, hanya tersenyum manis dan memiringkan kepalanya sedikit.

"Kenalin, gue Katya Muhammad"

Fia menyambut tangan Katya dengan hangat, tetapi lelaki yang berdiri di sebelahnya malah menatapnya sangat intens seperti singa ingin menerkam mangsanya sangat sangar. Namun setelahnya Richard berjabat tangan dengan Katya sebentar saja lalu pergi kembali ke mejanya. Dingin. Memang, Richard sengaja melakukan nya.

Fia mengajak Katya dan juga Rachael untuk bergabung dengan nya sekedar sarapan pagi ini. Dengan berat hati Rachael menerima ajakan sahabat lamanya ini karena merasa tidak enak jika harus menolaknya.

Disinilah mereka berempat ada di sebuah meja segi empat, Rachael duduk tepat di depan Richard sedangkan Katya duduk berhadapan dengan Fia. Rachael dan Richard yang dulunya bagaikan dua sejoli kini hanya terdiam mendengar kan cerita Fia dan juga Katya. Mereka hanya terdiam sembari menyantap hidangan yang ada di hadapan mereka.

Sembari menyantap makanannya masing-masing, Richard diam-diam memperhatikan Rachael, lantas tak membuat Rachael goyah akan jelingan mata dari orang yang dulu pernah memberikan memori indah di hatinya.

Rachael masih kekeh dengan prinsipnya 'Bertemu kembali bukan berarti dekat kembali'.

"Rachael, lo tau jalan balik kan? Gue ada urusan jadi gimana?" Sahut Katya beberapa menit kemudian setelah mendapatkan panggilan di handphonenya, Rachael sendiri tidak tahu siapa yang menghubungi temannya itu.

Rachael tersenyum, "Hm, gak papa, gue masih ada uang ongkos taksi juga" jawabnya meyakinkan.

"Oke hati-hati ya" Katya mengacak rambut Rachael dengan sangat perlahan sembari tersenyum.

Rachael melihat punggung Katya yang telah menjauh, sedangkan Richard hanya diam seribu bahasa. Fia kemudian kembali bersuara, sebenarnya sangat malas untuk membalas ucapan sahabat lamanya. Karena mengingat Fia dan Richard membuat nya kembali merasakan apa itu sakit hati.

"Gue anter aja.." Tawar Fia.

Rachael tersenyum kaku, canggung. "Eh, gak perlu"

"Yaelah kayak sama siapa aja sih, cad, ayo, balik gak lo!" Pekik Fia kepada Richard yang masih setia duduk di meja makan, Fia kini sudah menarik tangan Rachael agar mengikuti nya ke sebuah mobil yang dulu pernah ia naiki.

Tak tahu kenapa Fia malah menyuruhnya duduk di depan, lebih tepatnya di sebelah sang pengemudi yaitu Richard Gibson. Canggung sangat teramat.

Selang beberapa menit Fia menyuruh Richard berhenti di sebuah pusat perbelanjaan karena ia harus membeli perlengkapan di apartemen nya.

"Gue bakalan lama, cad, anterin aja si Rachael, nanti jemput gue awas lo lupa!"

Belum sempat Rachael dan Richard melayangkan protes, Fia malah sudah pergi jauh dengan berlari. Rachael hanya bisa menghela nafasnya, Rachael masih bingung dengan keadaan sekarang saat ini. Nafasnya tercekat, tenggorokan nya kering. Apa ia harus mulai pembicaraan dengan Richard, ini tidak mudah baginya. Sekedar bertanya kabar sangat sulit baginya.

Saat Rachael memandang wajah Richard dengan waktu yang sama Richard juga menoleh memandangi nya, Oh Tuhan! Jantungnya kembali seperti dulu, tidak bisa terkontrol. Inikah yang dinamakan CLBK? 'Cinta Lama Belum Kelar'.
Ah, Rachael tidak mau ambil pusing, ia langsung membuang mukanya melihat jalanan, sedangkan Richard ia melanjutkan perjalanan nya.

Tanpa ia sadari, Richard telah membawanya di depan bangunan yang amat tinggi, dimana lagi kalau bukan di depan bangunan tempat ia tinggal di Aussie. Tapi, wait! Darimana Richard mengetahui dimana apartemen nya? Apa di Aussie apartemen sangat sedikit, mustahil.

Rachael masih terdiam sambil memikirkan pertanyaan itu di kepalanya.

"Dimana sebelah sepatu melangkah pasti sebelahnya lagi akan menemukan nya.."

Begitulah ucapan Richard yang sangat jelas terdengar di telinga nya, Rachael masih berpikir apa yang dimaksud kan lelaki satu ini. Rachael mengartikan kata demi kata yang Richard lontarkan, tapi tidak mungkin pikirannya benar mengingat ia sudah bertunangan dengan Fia dan mungkin akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

"Mana handphone lo?" Tanya Richard kemudian membuat buyar lamunannya.

Tanpa aba-aba dan menunggu jawaban Rachael, Richard mengambil handphone milik Rachael yang berada di genggaman nya. Rachael hanya melihat pergerakan Richard saja tanpa melayangkan protes sama sekali.

"Nih, besok gue jemput, jangan banyak tanya" ucapnya langsung turun dari mobil dan berjalan memutari mobilnya, ternyata ia membukakan pintu mobil untuk Rachael.

Rachael hanya mengerjapkan kedua matanya bingung, ada apa sebenarnya. Dengan buru-buru tanpa berterima kasih ia langsung masuk ke bangunan tinggi tersebut.

Dari kamarnya, Katya melihat detik tiap detik pergerakan mobil dan juga pemiliknya. Matanya memerah, minuman kaleng yang ia genggam penyok dalam satu cengkeraman saja dan membuangnya asal hingga mengenai sebuah cermin di dekat ia berdiri.


❣TBc❣

RICRAC [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt