14

1.5K 56 0
                                    

"Hari dimana penuh kepalsuan, kesandiwaraan, kebohongan. Itulah hari ini"





Rachael menghentikan buliran air mata yang tidak sepantasnya ia keluarkan untuk seseorang yang tidak pernah menganggap dirinya lebih dari kata teman. Ia bangkit dan keluar dari toilet, ia membasuh wajahnya terlebih dahulu agar tidak terlalu kelihatan bengkak.

Jam memang sudah jam pulang sekolah, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa siswa yang lain masih di sekolah untuk melakukan kegiatan ekskul.

Hampir 2 jam ia berada di dalam toilet dan setibanya dikelas, ia melihat tas nya masih terletak manis di bangku nya. Rachael membuka lockscreen handphonenya yang berbentuk pola.

Ia melihat notifikasi yang sangat banyak karena saat di sekolah Rachael pasti men-silent kan handphonenya.

Sebuah WhatsApp dan panggilan dari sahabatnya Fia dan juga abangnya yang berulang kali. Rachael hanya melirik sekilas saja tanpa berniat untuk membaca nya. Ia mengambil tasnya dan ingin segera pulang.

Setelah ia sudah keluar dari kelas nya, sebuah pergerakan membuatnya menghentikan langkahnya.
Tangannya ditahan oleh seseorang, Rachael menoleh ke belakang dan mendapati Richard yang tengah menahan tangannya.

Rachael menjauhkan tangannya secara perlahan dan melayang kan sebuah senyuman. Rachael hanya bisa bersandiwara meskipun itu menyakitkan tapi ia tidak boleh egois.

"Ada apa?" Tanya Rachael seperti biasanya.

Rachael menaikkan sebelah alisnya, "kenapa? Mau minta traktir sama gue yaa" tawarnya terkekeh.

Richard memegang pergelangan tangan Rachael lagi, gadis itu hanya melirik tangannya sekilas.

"Segitu hebatnya persandiwaraan" sahut Richard kemudian.

Rachael yang mulai mengerti maksud lelaki di hadapannya kini malah memegang tangan Richard, "busett, jangan ngomong aneh deh gue gak ngerti. Ayo makan, gue yang traktir kali ini" usulnya langsung menarik Richard pergi.

Mereka kini sudah di dalam mobil mencari makan, di dalam mobil Rachael terus bernyanyi dengan musik yang sengaja ia putar. Kenapa? Agar tidak canggung.

"Cad, lo laper banget atau laper aja?" Tanya Rachael tak hentinya diam.

Richard hanya menaikkan satu alisnya tak mengerti maksud Rachael, Rachael tersenyum. "Jadi gini, kalau gak laper amat kita ke caffe dekat sini aja. Kan ada makanan juga di caffe" usul Rachael, Richard hanya mengangguk mengerti.

Tak selang beberapa lama, mobil Richard berhenti di sebuah parkiran di salah satu caffe yang terbilang tempat hang out yang sangat diminati anak jaman now.
Biasa, caffe yang banyak spot foto lalu di posting ke sosial media nya.

Mereka turun, jujur sebenarnya ia tidak sanggup duduk berhadapan dengan Richard lagi. Karena ia selalu teringat akan kenyataan pahit itu. Kepalsuan yang Rachael tampakkan kini terhadap Richard.

"Mbak, pesan float strawberry ada gak?" Tanya Rachael menatap waitress.

"Ada mbak, mau berapa?" Tanya sang waitress.

Rachael langsung menjawab, "satu aja"

"Dua" sela Richard menyambung pembicaraan.

"Katanya laper, makan aja. Kan gue yang traktir, gue tadi udah makan jadi masih kenyang" ucap Rachael berbohong. Sebenarnya ia belum makan semenjak kejadian di kantin tadi.

Ia sangat benci kebohongan tapi untuk saat ini kebohongan lebih baik dilakukan nya.

"Itu aja mbak, dua ya gak pakai lama" Tutur Rachael.

RICRAC [COMPLETED]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum