30

1.4K 55 0
                                    

"Kenyamanan dapat kita rasakan, entah itu dimana, mengapa, kapan, bagaimana dan dengan siapa."

-RDC-

🎶Playlist🎶
Jazz-Teman bahagia

Hari ini tepat satu hari sebelum hari-H di umumkan kelulusan, sebenarnya bukan kelulusan yang mereka tunggu-tunggu melainkan acara perpisahan yang katanya akan di adakan prom nigth, tetapi kelulusan juga mereka tunggu bagi anak-anak yang benar-benar teladan di sekolah ini.

Rachael bukannya tidak teladan, iya sangat tekun dalam bidang pendidikan apa saja, tapi semua itu berubah saat Rachael mengenal cinta. Jatuh cinta bisa buat orang lupa daratan. Tetapi bukan berarti ia sembarangan dalam menjawab soal-soal ujian yang kemarin-kemarin.

Berdiri di teras rumahnya bersama sahabatnya sembari menunggu kendaraan dan orang yang akan menjemput mereka. Selang beberapa menit, mobil jazz tiba di pekarangan rumahnya terdengar klakson dari arah mobil tersebut.

Rachael langsung merapikan rambutnya sekilas, sedangkan Fia, ia kini sudah lengkap dengan membawa keperluan nya, biasalah cewek kalau jalan pasti ribet membawa segala sesuatu.

Sebenarnya pagi ini, Richard, Gasta, Thom, Rachael dan Fia pergi menghabiskan waktu bersama. Rencana awalnya Thom yang katanya ingin sekali pergi ke tempat bounce street asia. Awalnya Richard malas untuk menemani adiknya itu, tapi mengingat bahwa Thom mengajak Rachael juga, Richard lelaki bermuka dua itu langsung semangat ingin pergi.

"Lama banget" omel Fia sambil menaikkan alisnya.

Ketiga lelaki itu keluar dari mobil, "Bawel" titah Thom kepada Fia.

"Hm, buruan" lanjut Gasta.

"Gue mau di depan" sela Rachael melayangkan senyum karena menahan Gasta duduk di depan.

Rachael malas duduk di belakang yang pastinya akan berhimpitan dengan Gasta belum lagi lelaki memiliki nama belakang Jensen itu senang sekali menggodanya.

Rachael telah berhasil merebut tempat duduk di depan, Richard tersenyum melihatnya, tak lama kemudian Richard memasangkan selt belt untuk Rachael. Lagi-lagi jantung nya tidak bisa ia kontrol membuat wajahnya merona merah.

"Kode terus.." ejek Gasta.

"Kapan jadiannya, ujung-ujungnya gak jadian" lanjut nya.

Gasta sangat berisik plus nyebelin.

Richard mengendarai mobil dengan sangat santai, bahkan gaya busana hari ini sangat santai dan casual, dengan kemeja yang sengaja tidak di kancing agar memperlihatkan t-shirt bewarna putih polos dan juga kacamata, jangan lupa itu semua endorse, hanya saja sepatunya tidak, ia mengenakan sepatu yang pernah ia beli bersama Rachael, 'sepatu couple'. Pantas saja, Richard membangunkan nya pagi-pagi sekitar jam 5 subuh menyuruhnya mengenakan sepatu itu.

Selama di perjalanan mereka tidak henti-hentinya menyanyikan lagu yang nadanya selow tapi liriknya sangat cepat, lagu yang penuh Rap. Hingga pada saat pada puncaknya Gasta ingin berteriak diganti langsung oleh Rachael. Karena mereka memutar lagu melalui handphone lelaki yang tengah duduk di sebelahnya yang sedang menyetir tetapi handphone Richard di pegang alih oleh Rachael Mahone.

"Tell her she the one, she the one For---"

"Asu, babi!! Lagi enak juga" lanjut Gasta yang mengomel detik itu juga, karena liriknya tidak selesai satu bait. Membuat gelak tawa semuanya.

"Duh pak, besok-besok bapak bawa aja speaker bokap bapak ya pak, bapak nyanyi sepuasnya pak" ejek Thom tertawa melihat ekspresi Gasta sedih seperti itu.

RICRAC [COMPLETED]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt