Bab 18 - Obat Sedih Raelesha

4.7K 570 25
                                    

Seminggu kemudian, kondisi Asma sudah membaik. Ia telah kembali ke rumah meski harus melakukan check-up rutin selama beberapa bulan ke depan. Selama di Bandung, Raf beberapa kali mampir ke kampusnya dulu dan bersilaturahim kepada para Ustadz yang membimbingnya dari kuliah. Raf juga mengunjungi rekan-rekan kuliahnya, termasuk Zaim yang masih disibukkan dengan tugas akhir di ma'had yang ia ikuti.

Raf dan Rae sudah berbicara kepada Yusuf dan Asma perihal rencana tinggal dan berkuliah di Jerman selama kurang lebih dua tahun. Yusuf dan Asma mendukung rencana tersebut. Namun, sesekali Rae masih diliputi kebingungan. Rae hanya takut kondisi Asma kembali memburuk dan ia tidak ada di samping Asma saat ibunya itu membutuhkannya.

"Ibu tanggung jawab Ayah, Ra. Dan kamu tanggung jawab Raf. Selagi bukan perkara maksiat, maka mengikuti suami kemanapun ia melangkah adalah kewajiban seorang istri. Apalagi niat kalian ke Jerman untuk belajar dan mempelajari jejak-jejak peradaban Islam yang ada," kata Yusuf saat Rae menanyakan pendapatnya.

Kemudian Asma ikut melengkapi dengan berkata, "Selagi masih muda, fisik masih kuat, tekad masih bulat, dan semangat masih utuh. Pergilah, Ra ... pergi. Bukan Ibu yang menyuruh. Allah yang berkata. Kita diminta untuk bertebaran di muka Bumi Allah yang luas. Kalau hanya di Bandung dan Yogyakarta, kamu nggak akan tahu apa-apa, Ra."

Maka berbekal dukungan kedua orang tuanya dan bentuk ketaatan Rae kepada Raf, Rae setuju untuk terbang ke Jerman bersama Raf. Rae sendiri belum memikirkan rencana apa yang akan ia lakukan di Jerman. Raf sering memberitahu daftar universitas dengan jurusan Pendidikan Usia Dini kepada Rae. Lokasi universitas itu tidak terlalu jauh dengan lokasi Raf kuliah magister nanti. Namun, Rae masih berpikir-pikir.

"Aku nggak bisa bahasa Jerman, Mas," kata Rae saat ia melihat beberapa daftar universitas yang Raf rekomendasikan.

"Kan bisa pilih kelas Internasional, Ra. Aku tahu bahasa Inggris kamu sangat baik. Atau ... kamu bisa ikut les bahasa Jerman dulu di sana. Setelah itu, kamu bisa daftar kuliah di tahun depannya," balas Raf meyakinkan Rae.

"Sepertinya aku belum kepikiran untuk kuliah di sana, Mas."

"Lalu apa rencana kamu kalau nggak kuliah? Aku nggak mau buat kamu nantinya jenuh dan bosan di sana, Ra."

"Kegiatanku ya ... support kamu dengan baik. Masakin kamu sarapan, nemenin jalan sampai ke kampus, bikin resep masakan baru, dengerin keluh kesah kamu saat banyak tugas, meluk kamu pas lagi benar-benar capek. Aku akan jadi pengingat paling hebat yang selalu buat Mas ingat alasan kita jauh-jauh terbang ke Jerman. Yah ... paling itu dulu yang bisa aku lakukan sebelum aku punya planning untuk kuliah."

Raf memandang Rae lekat-lekat. "Kamu nggak mau sama-sama wisuda S2 bareng aku?"

"Bukannya nggak mau, Mas. Aku selalu ingin kuliah setinggi-tingginya. Cari ilmu sebanyak-banyaknya. Aku selalu ingin jadi perempuan yang pintar supaya anak-anakku juga nanti pintar. Tapi ... nggak di Jerman," jelas Rae. "Lagipula, aktivitas kampus itu akan hectic banget. Kita berdua nggak boleh sama-sama capek. Harus ada yang menjadi rumah, Mas."

Saat mendengar itu Raf hanya terdiam sambil memandangi Rae yang balik menatapnya bingung.

"Kenapa? Kok Mas Raf malah diam?"

"Jadi, kamu akan jadi rumahku selama kita di Jerman?"

Rae mengangguk sambil tersenyum.

"Makasih, Ra. Nanti gantian aku yang jadi rumah kamu pas kita bangun sekolah impian kamu."

Setelah kondisi Asma membaik, Rae dan Raf memutuskan untuk pulang. Mereka akan kembali dulu ke Yogyakarta dan mengurus segala hal untuk keberangkatan mereka ke Jerman satu setengah bulan mendatang. Rae sudah mengemasi barang-barang miliknya dan Raf sejak semalam. Perempuan itu sedang mengecek kembali barang-barang mereka. Setelah selesai, pandangan Rae memindai isi kamarnya. Ia berjalan ke arah rak buku besar yang berdiri kokoh di kamarnya sambil tersenyum. Ia akan merindukan tanah kelahirannya, merindukan ayah dan ibunya, merindukan kedua adik laki-lakinya.

Pemberhentian Terakhir [Published]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें