Empat Enam ; Kepingan Kerinduan

10.4K 2K 237
                                    

"Nii-sama..."

Takahiro membuka mata. Tersenyum melihat Fuyumi yang merangkak di depannya. Namun senyuman Takahiro perlahan memudar. Melihat tetes demi tetes darah yang mengalir dari tubuh Fuyu ke tanah.

Adiknya tersenyum lemah, dia memiringkan kepala sambil berkata, "Aku senang, Nii-sama baik-baik saja."

"Tidak." Takahiro mendekat, dia nyaris tidak berkedip. Memeluk Fuyu yang jatuh tersungkur. Pendarahan dari punggungnya tidak juga berhenti. Takahiro memeluknya hati-hati. "Fuyumi, ada apa? Kenapa kau terluka? Siapa yang melukaimu?"

Fuyu tidak menjawab. Hanya mencengkeram pakaian Kakaknya. Pelan-pelan, matanya terpejam.

"Tidak, Fuyumi. Tidak." Takahiro menggeleng tidak terima. Dia masih tidak percaya dengan pemandangan yang dilihat kedua matanya. "Siapa pun selain kau. Siapa pun selain kau. SIAPA PUN SELAIN KAU, FUYUMI!!!"

Namun Fuyumi tetap tidak bergerak.

"FUYUMI!!!"

"Taka-chan. Kau baik-baik saja?"

Takahiro meluruskan pandangan, Hirasaki berjongkok di depannya, terlihat mencemaskannya.

"Hirasaki, kenapa Fuyumi bisa seperti ini?"

"Fuyumi?" Hirasaki tampak bingung. "Siapa itu Fuyumi, Taka-chan?"

"Kau itu bicara apa, Hirasaki?!" Takahiro melotot. Disaat kondisinya sedang kacau, Hirasaki justru memperburuk keadaannya. Takahiro menunduk. "Tentu saja yang sedang kupeluk itu Fuyu-,"

Tidak ada. Tidak ada seorang pun dalam dekapannya. Ke mana Fuyu menghilang? Lagipula, kenapa Hirasaki seolah tidak mengenal adik gadisnya?

"Fuyumi?"

"Fuyumi itu siapa, Taka-chan?"

"Tentu saja dia adikku. Satu-satunya Eiji wanita, bagaimana bisa kau melupakannya?!"

Hirasaki tertawa. Seolah Takahiro sedang bercanda saja. Takahiro kian dibuat bingung. Hirasaki berkata, "Kau itu bicara apa, Taka-chan? Kau tidak punya adik perempuan. Satu-satunya Eiji wanita di keluargamu saat ini, hanya kau seorang."

"A-ku?"

"Ya, kau."

Takahiro menunduk. Kali ini dia melihat dua gumpalan lemak yang berada di dadanya. Takahiro menoleh ke arah cermin, ada pantulan bayangan gadis bertubuh mungil dengan bibir semerah cherry. Irisnya hitam besar dengan bulu mata yang panjang. Hidungnya mancung, dan dagu lancip.

Takahiro berkedip. Dia menunjuk cermin lalu menoleh pada Hirasaki, "Siapa dia, Aho-saki?"

"Itu kau, Taka-chan. Kau adalah gadis paling cantik di dunia. Mengalahkan Masato Mitsuki dari Kerajaan Angin."

"Kutanya satu kali lagi, siapa dia, Aho-Baka-Saki?"

"Dia kau, Taka-chan. Kenapa kau bisa melupakan dirimu sendiri?"

Takahiro diam lagi. Dia terlalu syok. Menatap tangannya sendiri, begitu kecil dan terlihat rapuh. Takahiro bergumam, "Dengan tangan sekecil ini, bagaimana aku bisa membantai musuh-musuhku? Tanganku seolah akan patah hanya dengan satu kali mengayunkan katana."

"Kenapa kau harus mengayunkan katana, Taka-chan?" Hirasaki tersenyum manis. "Kau tidak perlu melakukan tindakan kotor seperti itu, aku yang akan melakukannya untukmu. Aku yang akan selalu melindungimu."

Takahiro menoleh ke arah pintu. Chi berdiri di sana bersama Ryuu. Gadis pelayannya terlihat sumringah, menggandeng tangan Ryuu mesra. Takahiro merasa ada sesuatu yang hilang darinya. Dia merasa... tidak rela? Kenapa mereka berdua mendadak lebih dekat dari biasanya?

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang