Empat Tiga ; Perasaan Yang Dalam

10.6K 2.2K 194
                                    

"Apa maksudmu?"

Kou melebarkan matanya. Iris perak itu menghujam tajam. Dia merapatkan bibir sesaat, ketika dua orang pelayan di depannya bersujud memohon ampunan. Mitsuki di sampingnya menepuki pundak Fukuo. Mereka sudah nyaris beristirahat, tiba-tiba saja ada dua pelayan Fuyumi yang memohon menghadap.

Hanya untuk memberikan kabar mengejutkan seperti sekarang.

"Apa maksudmu dengan Fuyumi menghilang?!" nada suara Kou meninggi. Dia berdiri, "Bagaimana bisa dia menghilang ketika banyak pelayan dan tentara berkeliaran di sekitar istana? Apa kalian semua memang tidak berguna?!"

"Mohon ampun, Heika." Pelayan wanita itu gemetar. "Kemarin malam, Denka meminta tidak ada seorang pun yang mengganggu beliau sampai sore ini. Beliau bilang ingin menenangkan diri dan meminta kami tidak mengganggu walau untuk sekedar mengantar makanan. Tapi, saat tadi kami mencoba memanggil tidak ada jawaban. Dan saat kami masuk ke kamar beliau, Fuyumi Denka tidak ada."

Kou tidak bisa berkata-kata.

"Kami sudah meminta bantuan pada Akari-Shogun. Sudah dipastikan Fuyumi Denka meninggalkan istana. Saat ini, Akari-Shogun sedang mengejar Denka."

"MENGEJAR KE MANA?!!" Kou berteriak. Dia kehilangan ketenangannya. Dia kelolosan. Dia tidak menyangka Fuyumi akan melarikan diri dari kerajaan. Kenapa? hal apa yang membuat Fuyumi melakukan tindakan nekad seperti sekarang?

Apa Fuyumi tertekan karena dipaksa menikah?

Atau dia muak tinggal di istana bersama adik yang selalu menyakitinya?

Takahiro. Kemungkinan besar Fuyumi mengejar kakak sulung mereka. Dia pergi sendirian, meninggalkan kerajaan, entah apa yang bisa terjadi padanya di dalam perjalanan.

Kalau sampai terjadi sesuatu yang buruk pada Fuyumi, entah wajah macam apa yang akan Kou tunjukkan di depan Takahiro? tidak. Kou bahkan tidak yakin Takahiro akan bertahan hidup seandainya Fuyumi tidak bisa mereka temukan keberadaannya.

Akari memang mengejar. Tapi kalau Fuyumi meninggalkan istana sejak kemarin malam, bahkan belum tentu bisa terkejar.

"Kumpulkan semua mantan Shogun dari setiap fraksi." Kou memberi perintah. Dia menggertakkan gigi menahan marah. "Aku, akan pergi mencari Fuyumi."

***

Seorang gadis turun dari kudanya, memutuskan singgah di desa yang dia masuki begitu malam menjelang. Masuk ke dalam kedai yang ramai, setiap langkahnya menarik banyak perhatian. Dia duduk di sebuah kursi kosong. Wajah cantiknya bagaikan magnet yang membuat orang-orang di kedai itu enggan berpaling.

"Bibi, berikan aku makanan dan minuman hangat, bisa kah kau memberi kudaku di luar makan juga?" Fuyumi tersenyum manis. Tidak menunjukkan gurat lelah setelah perjalanan panjangnya. Ini bahkan belum mencapai seperempat perjalanan yang harus dia tempuh. Tapi membayangkan wajah terkejut sulung Eiji saat melihatnya nanti, membuat Fuyumi tidak sabar menanti.

"Hai." Wanita paruh baya itu tersenyum manis. "Darimana asalmu, Nona? Sepertinya kau bukan berasal dari desa kota ini."

"Aku dalam perjalanan menuju Negara Ame." Fuyumi menjawab jujur, walau dia tidak berminat mengungkapkan identitasnya. "Aku mencari Kakakku."

Seorang pemuda duduk di kursi samping kirinya. Dia menatap Fuyumi dari ujung kaki sampai kepala, lalu matanya terfokus ke dua katana yang Fuyumi bawa, "Nona, katana-mu terlihat bagus sekali."

Fuyumi menoleh, dia hanya tersenyum kecut. "Ya."

"Boleh aku melihatnya?" pemuda itu tampak tertarik. Fuyumi meletakkan dua katana-nya di meja, membiarkan pemuda itu memeriksa. Kedua matanya melebar, dia menatap katana dan wajah Fuyumi bergantian. "Sarungnya, terukir nama Hirasaki? Katana-mu keduanya buatan klan Hirasaki?"

Yami No TenshiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin