Delapan Belas ; Selalu Memikirkanmu

14.1K 2.3K 150
                                    

Apakah cinta ... selalu sesakit ini?

Fuyumi menggila. Dia menjerit sesaat sebelum mencapai gerbang istana, seseorang dari arah berlawanan melompat dari kuda menangkap dan mengangkat tubuhnya. Dia meronta, memaki dengan wajah yang berderai airmata. Akihiko tidak berucap apapun, hanya menahan pergerakan Fuyu yang sedang kehilangan akal sehatnya.

"LEPASKAN AKU!!!"

"Fuyu, ada apa denganmu?" Hiruma Akihiko bertanya tidak mengerti. Melihat kondisi Fuyu yang sekarang membuat hatinya tergores nyeri. Gerbang yang tadi dibuka kembali tertutup, pintu kereta kuda terbuka, Rui turun dan menghampiri mereka.

"Fuyumi ..."

"NII-SAMA!!!" Fuyu menjerit parau. Sudah tidak bisa dikendalikan lagi. Kou berhasil menyusul, dia meminta Akihiko menurunkan kakaknya, sebelum Fuyu kabur, Kou lebih dulu mendekap kakak keduanya erat. "NII-SAMA!!!"

FUYUMI!!!

Fuyu tertegun. Sesaat barusan, dia bisa mendengar suara Takahiro. Gadis itu celingukan, membuat orang-orang di sekitarnya kian tertelan rasa khawatir.

AKU BAIK-BAIK SAJA, FUYUMI!!!

"Nii-sama." Fuyu menggigit bibir bawah. Rontaannya melemah. Tubuhnya semakin lemas, "aku hanya ingin bertemu denganmu."

"Heika, kau boleh mengantar Denka bertemu Kakka."

Kou menoleh. Menatap Mitsuki yang sedang menggendong Fukuo. Kenapa Mitsuki menyusulnya? Padahal Kou sudah memerintah agar sang istri kembali ke kediamannya saja. Hari menjelang malam, anginnya semakin kencang dan itu tidak baik untuk putera mereka.

"Kau itu bicara apa?" Kou memalingkan wajah. Bukan dia tidak ingin membiarkan Fuyu bertemu Takahiro. Fuyu yang sekarang tidak mungkin pergi tanpa perlindungan Kou, sementara Kou juga tidak bisa meninggalkan Mitsuki.

"Saya akan baik-baik saja." Mitsuki tahu kegusaran suaminya. Kou terlalu bertanggung jawab baik sebagai raja, suami, atau pun keluarga. "Denka tidak akan bertahan kalau tidak bertemu Kakka, 'kan?"

"Kau yakin, Mitsuki?"

"Tentu saja." Mitsuki mengangguk mantap. Sejak dulu, Fuyu tidak pernah melakukan hal buruk pada Mitsuki. Tanpa bantuan Fuyu, saat perang Kaguya, Kou juga tidak akan bisa meninggalkan istana dan bisa dipastikan kekalahan ada pada kubu Mitsuki. Setidaknya, ada satu hal yang ingin dia lakukan demi sang kakak ipar, "saya mantan Puteri Kerajaan Awan. Untuk urusan istana, hanya beberapa minggu saya pasti bisa mengatasinya."

"Jika kau berkata begitu, baiklah." Kou melirik Akari yang berjalan di belakang Mitsuki dengan manik perak menghujam, "Akari-Sensei akan menemanimu. Dia tidak mungkin mengkhianatimu. Dia tahu, apa yang akan menimpa keluarga Akari kalau sampai mengulang kesalahan yang sama."

"Haii." Akari mengangguk patuh, "terima kasih atas kesempatan anda, Heika."

***

Takahiro tidak mungkin menikahinya.

Memaksakan diri hanya akan membuat sang Tuan susah.

Tapi, kenapa Takahiro membohonginya? Andai dia jujur sejak awal kalau Chinatsu tidak mungkin bisa dia peristri, Chi tidak akan sesakit ini. Hatinya tidak mungkin sehancur sekarang.

Chi menangis sesenggukkan. Lagi, dia naik ke atas pohon dengan tubuh kuyup diguyur hujan.

Masih seperti anak-anak. Pantas saja Takahiro tidak memandang Chi sebagai wanita. Untuk hal sederhana saja dia tidak tahu. Semua yang Chi mengerti, selalu diajarkan tuannya selama ini. Dan ketika Takahiro tidak menjelaskan tentang kasta mereka yang timpang, kebaikan sang Tuan membuat Chi melayang.

Yami No TenshiDove le storie prendono vita. Scoprilo ora