Empat Empat ; Dua Dalam Satu

10.3K 2.2K 229
                                    


Tsukumi duduk melipat kaki, di depannya, Hirasaki duduk sambil meminum sakenya. Dituangkan oleh gadis yang Hirasaki putuskan akan menjadi istri keempat yang mengikuti Hirasaki sepanjang perjalanannya bersama sang Tuan.

Iris kelam Tsukumi saat ini sudah bisa melihat lagi. Berkat usaha Hirasaki Akino, dia mendapatkan penglihatannya yang sesaat kemarin dia kira tidak akan kembali.

"Anda yakin akan menikahi saya, Hirasaki-sama?" Tsukumi bertanya santun. Masih tidak yakin dengan keputusan pria nyentrik yang menjadi hamba setia sulung Eiji. "Saya bukanlah wanita yang layak. Seperti yang Anda tahu, saya mantan pelacur di Yoshikawa."

"Tidak masalah." Hirasaki menjawab cuek. "Aku sendiri bahkan tidak bisa menghitung jumlah wanita yang sudah kutiduri selama ini. Walau aku sudah punya tiga istri di rumah, aku sesekali meniduri pelayanku juga."

"Anda laki-laki, berasal dari keluarga terhormat. Meniduri banyak wanita, bukanlah sesuatu yang tabu untuk para bangsawan." Tsukumi menunduk dalam. Hirasaki menatapnya nyaris tidak berkedip. "Jika orang-orang tahu Anda menikahi seorang wanita rendahan seperti saya, Anda hanya akan mendapat malu."

"Kenapa kau senang merendahkan dirimu sendiri? Aku menikahimu pun memiliki alasan sendiri." Hirasaki menggedik. Dia kembali menenggak sake-nya. "Kau bisa mengusir hantu, cantik, seksi, bisa mengusir hantu, sudah menyelamatkan nyawa Taka-chan, penurut, pandai mengobati, dan bisa mengusir hantu."

Tsukumi tertawa merdu. Dia kali ini memberanikan diri balas menatap Hirasaki, memberikan sorot jenaka, "Intinya, Anda menikahi saya karena saya bisa mengusir hantu, kan?"

"Kurasa, ya." Hirasaki balas mengukir senyuman. Dia mendongak, menatap langit-langit dengan tatapan hangat. "Kau tahu Tsukumi? Takahiro-sama... segalanya untukku."

Jeda. Tsukumi mendengarkan.

"Bahkan sejak pertemuan pertama kami, aku sudah jatuh padanya. Bersumpah akan mengabdikan hidupku hanya untuknya. Taka-chan begitu indah. Bahkan caranya membunuh pun tidak pernah bisa membuatku berhenti mengaguminya." Hirasaki kembali menatap Tsukumi. "Aku berusaha melindungi semua yang penting untuk Taka-chan juga. Aku tidak ingin Taka-chan kehilangan cahayanya. Dulu, tidak ada satu pun goresan pedang yang bisa mengenainya. Kalau saja bukan karena Chinatsu-,"

Hirasaki mengepalkan kedua tangan. Iris kelamnya sesaat menyorot dingin. "Taka-chan, tidak harus berkali-kali nyaris kehilangan nyawa seperti ini."

"Hirasaki-sama, itu yang disebut karma." Tsukumi memberi pengertian. "Setiap jiwa manusia terhubung satu sama lain. Pasti ada sebab atas sesuatu hal yang manusia alami. Ada alasan kenapa kita atau orang lain terlahir. Semuanya sudah digariskan oleh Sang Esa."

Tsukumi tersenyum, "Semisal Shinigami-sama. Beliau yang kini menetap dalam tubuh Takahiro-sama, semata untuk melengkapi jiwa Takahiro-sama yang tidak lagi utuh. Shinigami-sama sudah memakan sebagian banyak jiwa dan hati Takahiro-sama. Namun karma untuk beliau, selama Takahiro-sama hidup, Shinigami-sama tidak akan bisa meninggalkan jasad Takahiro-sama."

Hirasaki menyimak. Dia tidak tahu terlalu banyak informasi tentang Shinigami di dalam tubuh sang Tuan. Pria itu mengernyit, "Itu artinya, jika Shinigami-sama meninggalkan tubuh Taka-chan, Taka-chan akan mati?"

"Hai." Tsukumi mengangguk. "Meninggalkan tubuh Takahiro-sama, artinya Shinigami-sama akan menelan sisa jiwa Takahiro-sama yang tersisa. Saya bahkan tidak menyangka Takahiro-sama bisa mempertahankan eksistensinya sampai sekarang. Kebanyakan manusia yang dirasuki, usianya tidak akan sampai tujuh belas tahun. Banyak dari mereka yang bahkan mati dalam seminggu. Itu artinya, motivasi hidup Takahiro-sama besar sekali sampai Shinigami-sama tidak bisa mendominasi tubuh beliau."

Yami No TenshiWhere stories live. Discover now