Tujuh ; Rayuan Si Wanita Penghibur (3)

15.4K 2.4K 123
                                    

Word 1551 (10/12/2016)

***

Takahiro duduk di atas futon. Dia sudah berada di dalam kediaman Tsukumi. Gadis itu menutup pintu kemudian berbalik menghadapnya. Tersenyum kecil, dia bersujud di depan Takahiro sambil berkata lembut, "Terima kasih karena sudah menerima undangan saya, Takahiro-sama. Saya berharap bisa memenuhi segala yang anda butuhkan."

"Misalnya?" Takahiro bertanya tidak tertarik. Dia menyapu pandang kemudian menatap meja kecil di sudut ruangan, terdapat beberapa benda yang tidak asing di sana. "Apa gunanya rantai itu? kau suka bermain kasar rupanya."

"Beberapa pelanggan saya menyukainya." Tsukumi duduk manis, dia tersenyum kecil, "anda pun bisa melakukannya, tapi pastikan tidak meninggalkan bekas luka di tubuh saya."

"Aku tidak pernah menyisakan apapun." Takahiro menyeringai penuh arti. Dia merenggangkan leher kemudian bertanya, "jadi, apa yang ingin kau lakukan?"

"Apa yang Takahiro-sama ingin saya lakukan?"

"Harakiri."

"Kejam." Tsukumi tertawa merdu. Dia lebih mendekat kemudian memeluk lengan sang pelanggan. Memerhatikan wajah tampan itu seksama. Lukisan akar dan api hitam. Kalau dia tidak salah orang, pasti pria ini yang dimaksudkan. Pria yang menjadi perbincangan dunia, tidak banyak yang mengetahui rupa karena semua yang berhadapan dengan sosoknya, jarang yang bisa kembali dan bercerita.

Tapi sesekali pria iblis itu mengizinkan beberapa orang melarikan diri.

Mata hitam kelam itu amat menusuk, tidak memiliki belas kasih sama sekali. Tubuh tegap berbalut kulit pucat, dengan separuh rambutnya yang diikat tinggi. Tsukumi ingin memastikan, kalau memang dia salah orang, baru dia akan mengeluarkan belati dan membunuhnya seperti yang diperintahkan Hamada.

"Boleh saya bertanya?" Tsukumi memberanikan diri. Takahiro tetap bungkam, tidak bereaksi dengan elusan yang menyibak sedikit pakaiannya di bagian dada. Bahkan belaian selembut ini pun tidak bisa mengubah ekspresi wajahnya yang datar. Benar dia tidak tertarik pada perempuan? "Apa anda, Eiji Takahiro-sama?"

Tetap bungkam.

"Tolong beritahu saya, apa anda Eiji Takahiro-sama?"

"Alasannya?"

"Semua ciri-ciri fisik anda, sama seperti kabar yang saya dengar." Tsukumi menatap penuh harap. "Lagipula, di Kerajaan Langit tidak ada Puteri yang bernama Chinatsu. Satu-satunya Puteri di sana adalah Eiji Fuyumi."

"Sebagai pelacur, pengetahuanmu tidak terlalu buruk." Takahiro tidak punya alasan menyembunyikan identitasnya jika memang sudah terlanjur diketahui. "Lalu apa yang ingin kau perbuat sekarang?"

Tsukumi kembali mundur, dia bersujud dan memohon, "Tolong selamatkan kami, Takahiro-sama. Tolong bantu saya keluar dari tempat ini."

***

Yumi dan Reiko pergi ke kamar mandi dikawal Akari. Chinatsu tinggal di tempat bersama Hirasaki. Gadis itu menyesap tehnya perlahan, dengan pikiran yang menerawang.

Untuk pertama kalinya, Takahiro bersedia pergi dengan gadis selain dirinya. Wanita yang sangat cantik nan juga ramah yang tetap bersikap baik sekalipun telah dicaci maki. Chinatsu tidak tahu terlalu banyak tentang hubungan pria dan wanita. Tapi entah kenapa~ saat memikirkannya, hatinya seperti tertusuk duri?

Dia tidak rela.

Dia tidak suka Takahiro pergi dengan wanita.

'Aku mulai egois ingin memiliki Takahiro-sama untuk diri sendiri.' Chi tersenyum getir. 'Aku mulai sering lupa kalau statusku saat ini, hanya seorang pelayan.'

Yami No TenshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang